Pages

Minggu, 13 Juli 2014

Mau Tahu Ucapan Idul Fitri Sesuai Rasulullah


Di Indonesia setiap hari Lebaran (Idul Fitri) tiba semua orang mengucapkan selamat dengan bermacam-macam cara.

Ada yang dengan pantun serius, pantun plesetan, ungkapan yang sangat puitis, dll.

(Ini “pancingan” dari operator selular agar semua orang kirim SMS sehingga traffic SMS meningkat yang ujung-ujungnya pendapatan mereka juga meningkat atau memang murni ucapan dari seseorang kemudian di forward setelah diedit sedikit, biasanya nama dan keluarga. ucapanya sih sama persis).

Nah, bagaimana yang dilakukan Nabi? Hampir semua ucapan yang beredar tidak ada riwayatnya kepada Rasulullah kecuali ucapan: Taqabbalallahu minaa wa minka, yang maknanya, “Semoga Allah SWT menerima amal kami dan amal Anda.” Maksudnya menerima di sini adalah menerima segala amal dan ibadah kita di bulan Ramadhan.
Berkata Al Hafidh Ibnu Hajar[Fathul Bari 2/446] : “Dalam “Al Mahamiliyat” dengan isnad yang hasan dari Jubair bin Nufair, ia berkata (yang artinya) : Para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila bertemu pada hari raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya : Taqabbalallahu minnaa wa minkum (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu)”.

Ibnu Qudamah dalam “Al-Mughni” (2/259) menyebutkan bahwa Muhammad bin Ziyad berkata : “Aku pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan selainnya dari kalangan sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka bila kembali dari shalat Id berkata sebagiannya kepada sebagian yang lain : Taqabbalallahu minnaa wa minka.

Beberapa shahabat menambahkan ucapan shiyamana wa shiyamakum, yang artinya puasaku dan puasa kalian. Jadi ucapan ini bukan dari Rasulullah, melainkan dari para sahabat.

Kemudian, untuk ucapan minal ‘aidin wal faizin itu sendiri adalah salah satu ungkapan yang seringkali diucapkan pada hari raya fithri. Sama sekali tidak bersumber dari sunnah nabi, melainkan merupakan ‘urf (kebiasaan) yang ada di suatu masyarakat, dalam hal ini ya di Indonesia saja.

Sering kali kita salah kaprah mengartikan ucapan tersebut, karena biasanya diikuti dengan “mohon maaf lahir dan batin”. Jadi seolah-olah minal ‘aidin wal faizin itu artinya mohon maaf lahir dan batin. Padahal arti sesungguhnya bukan itu. Kata minal aidin wal faizin itu sebenarnya sebuah ungkapan harapan atau doa. Tapi masih ada penggalan yang terlewat. Seharusnya lafadz lengkapnya adalah ja’alanallahu wa iyyakum minal aidin wal faizin, artinya semoga Allah menjadikan kami dan anda sebagai orang-orang yang kembali dan beruntung (menang).

Sedangkan Makna Minal `Aidin wal Faizin menurut Prof. Dr. M. Quraish Shihab dari buku Lentera Hati “Minal `aidin wal faizin,” demikian harapan dan doa yang kita ucapkan kepada sanak keluarga dan handai tolan pada Idul Fitri. Apakah yang dimaksud dengan ucapan ini ? Sayang, kita tidak dapat merujuk kepada Al-Quran untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kata `aidin, karena bentuk kata tersebut tidak bisa kita temukan di sana. Namun dari segi bahasa, minal `aidin berarti “(semoga kita) termasuk orang-orang yang kembali.” Kembali di sini adalah kembali kepada fitrah, yakni “asal kejadian”, atau “kesucian”, atau “agama yang benar”.

Setelah mengasah dan mengasuh jiwa – yaitu berpuasa – selama satu bulan, diharapkan setiap Muslim dapat kembali ke asal kejadiannya dengan menemukan “jati dirinya”, yaitu kembali suci sebagai mana ketika ia baru dilahirkan serta kembali mengamalkan ajaran agama yang benar. Ini semua menuntut keserasian hubungan, karena – menurut Rasulullah – al-aidin al-mu’amalah, yakni keserasian dengan sesama manusia, lingkungan, dan alam.

Sementara itu, al-faizin diambil dari kata fawz yang berarti “keberuntungan” . Apakah “keberuntungan” yang kita harapkan itu Di sini kita dapat merujuk pada Al-Quran, karena 29 kali kata tersebut, dalam berbagai bentuknya, terulang. Menarik juga untuk diketengahkan bahwa Al-Quran hanya sekali menggunakan bentuk afuzu (saya beruntung). Itupun menggambarkan ucapan orang-orang munafik yang memahami “keberuntungan” sebagai keberuntungan yang bersifat material (baca QS 4:73)

Bila kita telusuri Al-Quran yang berhubungan dengan konteks dan makna ayat-ayat yang menggunakan kata fawz, ditemukan bahwa seluruhnya (kecuali QS 4:73) mengandung makna “pengampunan dan keridhaan Tuhan serta kebahagiaan surgawi.” Kalau demikian halnya, wal faizin harus dipahami dalam arti harapan dan doa, yaitu semoga kita termasuk orang-orang yang memperoleh ampunan dan ridha Allah SWT sehingga kita semua mendapatkan kenikmatan surga-Nya.

Salah satu syarat untuk memperoleh anugerah tersebut ditegaskan oleh Al-Quran dalam surah An-Nur ayat 22, yang menurut sejarah turunnya berkaitan dengan kasus Abubakar r.a. dengan salah seorang yang ikut ambil bagian dalam menyebarkan gosip terhadap putrinya sekaligus istri Nabi, Aisyah. Begitu marahnya Abubakar sehingga ia bersumpah untuk tidak memaafkan dan tidak memberi bantuan apapun kepadanya.

Tuhan memberi petunjuk dalam ayat tersebut: Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS 24:22).

Marilah kita saling berlapang dada, mengulurkan tangan dan saling mengucapkan minal `aidin wal faizin. semoga kita dapat kembali mendapatkan jati diri kita semoga kita bersama memperoleh ampunan, ridha, dan kenikmatan surgawi. Amin.

Sumber : http://deltapapa.wordpress.com/2008/09/19/ucapan-idul-fitri-sesuai-rasulullah/

Selasa, 10 Juni 2014

Benarkah Wanita Tercipta dari Tulang Rusuk Pria? Ini Hasil Penelitian Genetika

Menikah - ilustrasi
Kita mungkin sering mendengar kalimat “wanita adalah tulang rusuk pria”, bahkan seringkali dikatakan istilah “tulang rusuk” untuk menggambarkan jodoh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri mensabdakan dalam shahihain, “Sesungguhnya wanita tercipta dari tulang rusuk.”

Penelitian genetika yang dilakukan oleh sebuah tim dari Boulder Institute of Behavioral Science di Universitas Colorado membuktikan bahwa wanita dan pria yang menikah ternyata memiliki kesamaan genetika.

Dikutip dari Republika Online, pemimpin peneliti Benjamin Domingue mengatakan timnya meneliti genetika dari 825 pasangan menikah di Amerika yang dipilih secara acak. Peneliti membandingkan lebih dari 1,7 juta titik potensi kemiripan genetik. Salah satu pasangan cenderung memiliki kemiripan secara genetik dengan pasangannya, sehingga keduanya memiliki keyakinan untuk menikah.

"Kesamaan gen akhirnya mendorong hati kita dengan berbagai peluang dan struktur ketika menentukan dengan siapa kita akan menikah. Sebagai contoh, gen pula yang menentukan apakah calon pasangan Anda harus berbadan tinggi, berat badannya, latar belakang etnisnya, agama, hingga tingkat pendidikannya," ujar Domingue, dilansir dari Easy Good Health, Senin (9/6).

Kesimpulan ini kemudian diteliti lagi lewat model statistik untuk memahami perbedaan genetik antara populasi manusia yang tidak sedarah. Ada perbedaan kesamaan genetik antara pasangan yang menikah dengan saudara sekandung mereka. Kesamaan antara orang-orang yang sudah menikah hampir tidak sedalam saudara kandung.

"Saudara kandung rata-rata memiliki kesamaan genetik berkisar 40-60 persen, sedangkan rentang persamaan gen antara pasangan yang sudah menikah lebih kecil dari itu," ujar Domingue.

Pasangan menikah cenderung memiliki sifat genetik yang sama karena gen mereka membantu menentukan dengan siapa mereka akan bertemu selama hidup mereka. Orang-orang dengan gen yang mirip misalnya, akhirnya menginginkan pasangan dengan latar belakang pendidikan yang sama, misalnya sama-sama S1. Seseorang juga cenderung untuk menikahi pasangan yang mirip dengan diri mereka sendiri, dalam hal etnis, ras, dan ukuran tubuh.

Gen-gen juga membentuk perbedaan biologis yang lebih halus namun justru bisa saling menarik satu sama lain untuk saling menyukai lewat cara-cara yang tidak kita mengerti. Setidaknya, pasangan sudah menikah memiliki seperti kesamaan dalam hidup mereka.[ROL/bersamadakwah]

Sumber : http://www.bersamadakwah.com/2014/06/benarkah-wanita-tercipta-dari-tulang.html

Selasa, 06 Mei 2014

Momen yang Tepat untuk Mengoreksi Arah Kiblat, 28 Mei dan 16 Juli 2014

Ilustrasi. (abdisuhamdi.wordpress.com)
Ilustrasi. (abdisuhamdi.wordpress.com)

dakwatuna.com – Arah kiblat merupakan hal yang terpenting bagi umat Islam karena merupakan salah satu bagian dari penyempurnaan ibadah, salahsatunya shalat. Kiblat umat Islam terletak di Masjidil Haram, kota Mekah. Indonesia merupakan salahsatu daerah yang sangat jauh dari arah kiblat. Maka sulit untuk mencari letak Masjidil Haram (baca : arah kiblat) dengan tepat. Bahkan berbeda kesalahan 1⁰ saja dari arah kiblat, maka sudah sejauh 111 km dari kesalahan menghadap arah kiblat.

Kesalahan persepsi yang terjadi pada masyarakat adalah menganggap arah kiblat di Indonesia adalah arah Barat. Tentunya, pernyataan ini kurang tepat. Kalau kita melihat peta dunia, bagian sebelah Barat dari Indonesia adalah negara-negara Afrika. Seperti Tanzania, Kenya, Somalia, dan Etiopia dimana jarak negara-negara tersebut dengan Masjidil Haram adalah ribuan kilometer.

Permasalahan yang muncul adalah, “Sudah tepatkah arah kiblat pada sebuah Masjid/Mushola di Indonesia?” Berdasarkan penelitian dari berbagai sumber, ternyata banyak Masjid yang tidak tepat dengan arah kiblat. Bukan hanya 1 atau 2 Masjid, tetapi hampir 50% bahkan lebih dari itu.

Alhamdulillah, Allah telah memberi petunjuk dengan ilmu-Nya. Terdapat dua waktu yang sangat tepat untuk mengoreksi arah kiblat dengan tepat. Dua waktu tersebut adalah tanggal 28 Mei sekitar pukul 16:18 WIB dan pada tanggal 16 Juli sekitar pukul 16:27 WIB.

Berdasarkan perhitungan astronomi mengenai deklinasi matahari, pada dua waktu tersebut akan terjadi posisi matahari yang tepat berada di atas kota Mekah. Artinya, di mana pun kita berada, pada dua waktu tersebut setiap bayangan di belahan bumi manapun akan menghadap ke arah kota Mekah yang di dalamnya terdapat Masjidil Haram. Hal ini sangat bisa dimanfaatkan bagi yang ingin mengoreksi arah kiblatnya.

Cara mengoreksi arah kiblat ini adalah hanya dengan mendirikan sebuah tongkat atau membuka jendela pada waktu tersebut, kemudian buat garis yang sejajar dengan bayangan matahari. Garis yang sejajar tersebut adalah arah kiblat.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/05/06/50828/momen-yang-tepat-untuk-mengoreksi-arah-kiblat-28-mei-dan-16-juli-2014/#ixzz30vpRA2EQ
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Bangun Kesiangan, Bolehkah Mengqadha Shalat Subuh?

Ilustrasi (Klinik Fotografi Kompas)
Ilustrasi (Klinik Fotografi Kompas)
Pertanyaan:
dakwatuna.com – Assalamualaikum, Ustadz saya ingin bertanya tentang Shalat Subuh. Di saat saya terlambat Shalat Subuh dan bangun di waktu Dhuha, bolehkah saya Shalat Subuh di waktu Dhuha tersebut dengan cara mengqadha’ Shalat Subuh saya? Dan bagaimana jika ternyata bangun di waktu Zhuhur, apa yang harus saya lakukan terkait Shalat Subuh saya yang tertinggal, sedangkan saya sebenarnya tidak ingin meninggalkannya. Terima kasih, Ustadz. Mohon doanya agar saya selalu berada dalam jalan kebaikan dan menjadi wanita shalihah yang bertaqwa. Terima kasih, Ustadz. (Binti Muhammad)
Jawaban:
Wa ‘Alaikum Salam wa Rahmatullah wa Barakatuh.
Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘Ala Rasulillah wa ‘Ala Aalihi wa Shahbihi wa Man Waalah, wa ba’d:
Kepada saudari Binti Muhammad, semoga Allah Ta’ala selalu menjaga Anda dalam kebaikan dan menjadikan Anda sebagai wanita shalihah yang bertaqwa kepada Allah Ta’ala.
Jika Meninggalkan Shalat secara sengaja
Kasus yang saudari tanyakan ini, akan kami rinci yaitu seseorang yang tertinggal shalatnya hingga melewati waktu shalatnya secara sengaja seperti karena  malas, misalnya. Maka para ulama terjadi perbedaan pendapat apakah mesti qadha atau tidak.
Pendapat Pertama, Dia berdosa dan wajib qadha.
            Ini adalah pendapat mayoritas fuqaha, seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Asy Syafi’i. (Imam Ibnu Hazm, Al Muhalla, 2/10). Sedangkan Imam Ahmad bin Hambal mengatakan kafirnya orang yang meninggalkan shalat secara sengaja sampai melewati waktunya.[1]
Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah mengatakan:
أما التارك للصلاة عمدا فمذهب الجمهور أنه يأثم وان القضاء عليه واجب.
Adapun meninggalkan shalat secara sengaja, maka menurut mayoritas ulama adalah dia berdosa dan wajib mengqadha. (Fiqhus Sunnah, 1/274)
Pendapat Kedua. Dia tidak disyariatkan mengqadha tetapi hendaknya bertaubat, banyak istighfar, dan shalat sunah.
            Inilah pendapat Imam Ibnu Taimiyah, Beliau mengatakan:
وتارك الصلاة عمدا لا يشرع له قضاؤها ولا تصح منه، بل يكثر من التطوع
Orang yang meninggalkan shalat secara sengaja tidaklah disyariatkan baginya untuk mengqadhanya, dan tidak sah pula jika dia melakukannya, tetapi hendaknya dia memperbanyak shalat sunahnya. (Fatawa Al Kubra, 5/320)
            Ini juga difatwakan Imam Ibnu Hazm, Beliau mengatakan:
وأما من تعمد ترك الصلاة حتى خرج وقتها هذا لا يقدر على قضائها أبدافليكثر من فعل الخير وصلاة التطوع ليثقل ميزاته يوم القيامة وليتب وليستغفر الله عزوجل
            Adapun orang yang meninggalkan shalat secara sengaja sampai keluar dari waktunya, maka selamanya tidak bisa diqadha. Namun hendaknya dia memperbanyak amal kebaikan, shalat sunah, dalam rangka memperberat timbangan kebaikannya di Hari Kiamat nanti, dan hendaknya dia bertaubat dan beristighfar kepada Allah ‘Azza wa Jalla. (Al Muhalla, 1/274-275)
Hujjah mereka  adalah sebagai berikut:
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَواتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا (59)
إِلاَّ مَنْ تابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صالِحاً فَأُولئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ شَيْئاً (60)
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun.” (QS. Maryam [19]: 59-60)
Ayat lain:
 وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka.” (QS. Ali Imran [3]: 135)
Jadi, menurut ayat-ayat ini, solusi dari kemaksiatan adalah bertaubat kepada Allah Ta’ala dan memperbanyak istighfar. Begitupula dalam konteks meninggalkan shalat wajib secara sengaja, ditambah lagi orang tersebut mesti menutupinya dengan memperbanya shalat sunah.
Dalilnya adalah,
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ.
“Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari amal seorang hamba pada Hari Kiamat adalah shalatnya. Jika bagus shalatnya maka dia telah selamat dan beruntung. Jika rusak shalatnya maka dia akan menyesal dan merugi. Jika shalat wajibnya ada kekurangan, maka Allah ‘Azza wa Jalla berkata, ‘Lihatlah pada hamba-Ku shalat sunahnya. Sempurnakanlah kekurangan pada yang wajib itu dengannya.’ Kemudian dihitunglah semua amal perbuatannya dengan seperti itu juga.” (HR. At Tirmdzi (413), katanya: hasan gharib. Abu Daud (864). Ad-Darimi (1395), Syaikh Husein Salim Asad mengatakan: isnadnya shahih. Ahmad (9494). Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: shahih. (Ta’liq Musnad Ahmad No. 9494) )
Nah, hadits ini menunjukkan bahwa kekurangan pada shalat wajib yang luput dilaksanakan, bisa ditutupi dan disempurnakan oleh shalat sunah.
Imam Abu Muhammad bin Hazm telah membahas masalah ini panjang lebar. Beliau pun menantang pihak yang mewajibkan qadha itu. Atas  dasar apa sehingga dibolehkan menqadha? Siapakah yang mewajibkan qadha itu, syariat atau bukan? Di antara alasan lain yang dikemukakan Beliau adalah bahwa shalat adalah ibadah yang sudah ditentukan waktunya. Jika adanya qadha itu dibenarkan sehingga shalat bisa dilakukan setelah habis waktunya maka  adanya aturan waktu shalat yang spesifik akan menjadi aturan (ketetapan) yang  sia-sia dan tidak ada artinya.
Buat apa adanya aturan waktu pada masing-masing shalat, jika kemudian boleh saja dilakukan di luar waktunya? Beliau juga menyebut bahwa pendapat Beliau ini merupakan pendapat Umar bin al-Khaththab, Abdullah bin Umar, Sa’ad bin Abi Waqqash, Salman al-Farisi, Ibnu Mas’ud,  Muhammad bin Abu Bakar, Budail Al Uqaili, Muhammad bin Sirin, Mathrab bin Abdullah, dan Umar bin Abdul Aziz. (Al Muhalla, 2/11)
Jika Meninggalkannya Tidak Sengaja
Sedangkan jika luputnya shalat wajib disebabkan ketidaksengajaan, seperti ketiduran atau lupa misalnya, maka para ulama sepakat wajibnya qadha ketika dia sadar dan ingat.
Hal ini sesuai hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berikut ini:
أَمَا إِنَّهُ لَيْسَ فِيَّ النَّوْمِ تَفْرِيطٌ، إِنَّمَا التَّفْرِيطُ عَلَى مَنْ لَمْ يُصَلِّ الصَّلَاةَ حَتَّى يَجِيءَ وَقْتُ الصَّلَاةَ الْأُخْرَى، فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَلْيُصَلِّهَا حِينَ يَنْتَبِهُ لَهَا
“Sebenarnya bukanlah kategori lalai jika karena tertidur. Lalai adalah bagi orang yang tidak shalat sampai datang waktu shalat lainnya. Barang siapa yang mengalami itu maka shalatlah dia ketika dia sadar”.  (HR. Muslim, 311/681)
Dalam redaksi yang agak berbeda,
لَيْسَ فِي النَّوْمِ تَفْرِيطٌ، إِنَّمَا التَّفْرِيطُ فِي الْيَقَظَةِ، فَإِذَا نَسِيَ أَحَدُكُمْ صَلَاةً، أَوْ نَامَ عَنْهَا، فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا
“Lalai bukanlah pada saat tidur. Lalai adalah ketika sadar. Maka jika salah seorang kalian lupa shalat atau tertidur, maka shalatlah ketika teringat shalat.”(HR. at-Tirmidzi (177), katanya: hasan shahih. Ibnu Majah (698))
Hadits lainnya:
مَنْ نَسِيَ صَلَاةً فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا، لَا كَفَّارَةَ لَهَا إِلَّا ذَلِكَ
“Barangsiapa yang lupa dari shalatnya maka shalatlah ketika dia mengingatnya, dan tidak ada kafarah (tebusan) kecuali dengan cara itu.”(HR. Muslim, 314/684)
Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa meninggalkan shalat karena lupa dan tertidur, hendaknya diqadha dengan shalat juga ketika dia teringat. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menekankan hal itu dengan kata perintah: falyushalliha idza dzakaraha – maka shalatlah ketika teringat shalat.
Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah mengatakan:
 اتفق العلماء على أن قضاء الصلاة واجب على الناسي والنائم
“Mengqadha shalat adalah wajib menurut kesepakatan ulama bagi orang yang lupa dan tertidur.” (Fiqhus Sunnah, 1/274)
Maka, kasus yang dialami saudari penanya, hendaknya shalatlah ketika terbangun dari tidurnya, walau telah melewati waktunya. Jika Shalat Subuh kelewatan karena tertidur, lalu bangun di waktu Dhuha, maka shalatlah Subuh saat itu. Begitu pula jika dia baru bangun di waktu Zhuhur, maka shalat subuhlah ketika dia ingat.
Semua ini sesuai perintah nabi shalatkah ketika teringat. Caranya adalah jika dia shalat sendiri maka Shalat Subuh dahulu, barulah Zhuhurnya, sesuai urutannya. Sedangkan jika berjamaah dengan  orang lain di masjid, maka ikuti shalatnya jamaah dulu (yakni Zhuhur), sebab tidak mungkin dia meminta jamaah untuk Shalat Subuh sebagaimana dirinya sebab jamaah lain tidak mengalami yang dia alami, jika sudah selesai barulah dia Shalat Subuh yang tertinggal itu.
Nabi dan Para Sahabat pernah mengalami
Apa yang dialami saudari penanya juga pernah dialami oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya. Maka adanya peristiwa serupa yang dialami mereka menjadi panduan buat kita bagaimana menyikapinya. Yang jelas, kasus seperti ini hendaknya tidak menjadi kebiasaan.
Berikut ini kisah yang terdapat dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, kisahnya panjang dan kami kutip sesuai kebutuhan saja sebagai berikut:
‘Imran bin Hushain Radhiallahu ‘Anhu bercerita:
أَنَّهُمْ كَانُوا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَسِيرٍ، فَأَدْلَجُوا لَيْلَتَهُمْ، حَتَّى إِذَا كَانَ وَجْهُ الصُّبْحِ عَرَّسُوا، فَغَلَبَتْهُمْ أَعْيُنُهُمْ حَتَّى ارْتَفَعَتِ الشَّمْسُ، فَكَانَ أَوَّلَ مَنِ اسْتَيْقَظَ مِنْ مَنَامِهِ أَبُو بَكْرٍ، وَكَانَ لاَ يُوقَظُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَنَامِهِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ، فَاسْتَيْقَظَ عُمَرُ، فَقَعَدَ أَبُو بَكْرٍ عِنْدَ رَأْسِهِ، فَجَعَلَ يُكَبِّرُ وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ حَتَّى اسْتَيْقَظَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَنَزَلَ وَصَلَّى بِنَا الغَدَاة  ….
            Mereka bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sebuah perjalanan yang sampai larut malam hingga menjelang Subuh mereka istirahat. Lalu mereka tertidur sampai meninggi matahari. Pertama yang bangun adalah Abu Bakar, Beliau tidak membangunkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sampai dia bangun sendiri. Lalu bangunlah Umar, lalu Abu Bakar duduk di sisi kepala nabi. Lalu dia bertakbir dengan meninggikan suaranya sampai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terbangun. Lalu beliau keluar dan Shalat Subuh bersama kami.”  (HR. Bukhari (3571), Muslim (312/682))
            Dalam kisah ini, Nabi dan para sahabatnya baru Shalat Subuh ketika matahari sudah meninggi, setelah mereka terbangun dari tidur. Ini menunjukkan bolehnya hal itu, jika disebabkan tertidur yang membuatnya melewati waktu Subuh sebenarnya. Tetapi, sekali lagi, ini bukanlah kebiasaan mereka, tetaplah yang paling utama dan disukai Allah Ta’ala adalah Shalat Subuh tepat pada waktunya.
Tidak Shalat Karena Pingsan
Bagi orang yang pingsan sehingga dia tidak melakukan shalat,  maka sebagian imam, seperti para Sahabat dan Tabi’in  menyatakan tidak  wajib qadha sama sekali. Seperti yang dipegang oleh Ibnu Umar, Thawus bin Kaisan, Az Zuhri, Al Hasan Al Bashri, dan Muhammad bin Sirin.
Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah menyebutkan:
فقد روى عبد الرزاق عن نافع: أن ابن عمر اشتكى مرة غلب فيها على عقله حتى ترك الصلاة ثم أفاق فلم يصل ما ترك من الصلاة.وعن ابن جريج عن ابن طاوس عن أبيه إذا أغمي على المريض ثم عقل لم يعد الصلاة.
قال معمر: سألت الزهري عن المغمى عليه فقال: لا يقضي.وعن حماد بن سلمة عن يونس بن عبيد عن الحسن البصري ومحمد بن سيرين أنهما قالا في المغمى عليه: لا يعيد الصلاة التي أفاق عندها.
Abdurrazzaq meriwayatkan dari Naafi’, bahwa Ibnu Umar suatu saat jatuh sakit hingga  pingsan dan meninggalkan shalat. Lalu ketika dia sadar, dia tidak melakukan shalat yang tertinggal itu.
Dari Ibnu Juraij, dari Ibnu Thawus, dari ayahnya, bahwa jika ada seorang sakit sampai pingsan lalu dia kembali sadar maka tidak usah baginya mengulangi shalatnya.
Ma’mar berkata: Aku bertanya kepada Az Zuhri tentang orang yang pingsan, Beliau menjawab, “Tidak usah mengqadha.”
Dari Hammad bin Salamah, dari Yunus bin ‘Ubaid dari al-Hasan al-Bashri dan Muhammad bin Sirin, mereka berdua berkata tentang orang yang pingsan, “Tidak perlu mengulangi shalat yang tertinggal selama pingsan itu.” (Fiqhus Sunnah, 1/274)
Sekian. Wallahu A’lam
Wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘Ala Aalihi wa Shahbihi ajma’in
[1]Dalam berbagai hadits shahih, orang yang sengaja meninggalkan shalat disebut kafir. Dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
 بين الرجل وبين الشرك والكفر ترك الصلاة
“Batas antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran   adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim (82), at-Tirmidzi (2752), Ibnu Majah (1078), ad-Darimi (1233), Ibnu Abi Syaibah, Al Mushannaf (7/222/43), Ibnu Hibban (1453), Musnad Ahmad (15183), tahqiq: Syu’aib Al Arna’uth, Adil Mursyid, dll)
Dari Buraidah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
العهد الذي بيننا وبينهم الصلاة فمن تركها فقد كفر
“Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkannya maka dia telah kafir.”(HR. at-Tirmidzi (2621), katanya: hasan shahih gharib, an-Nasa’i (463), Ibnu Majah (1079), Ibnu Hibban (1454), Sunan ad-Daruquthni, Bab At Tasydid fi Tarkish Shalah No. 2, Al Baihaqi, As Sunan Al Kubra (6291), Ibnu Abi Syaibah, Al Mushannaf (7/222/45), Al Hakim, Al Mustadrak ‘Alash Shahihain (11), katanya: “isnadnya shahih dan kami tidak mengetahui adanya cacat dari berbagai jalur. Semuanya telah berhujjah dengan Abdullah bin Buraidah dari ayahnya. Muslim telah berhujjah dengan al-Husein bin Waqid, Bukhari dan Muslim tidak mengeluarkannya dengan lafaz ini. Hadits ini memiliki penguat yang shahih sesuai syarat mereka berdua.” Ahmad (22937), Syaikh Syu’aib Al Arna’uth mengatakan: sanadnya qawwy (kuat). Syaikh al-Albani menshahihkan hadits ini dalam berbagai kitabnya)
Imam Al Mundziri Rahimahullah mengatakan:
وقال ابن أبي شيبة قال النبي صلى الله عليه وسلم :من ترك الصلاة فقد كفر
وقال محمد بن نصر المروزي سمعت إسحاق يقول صح عن النبي صلى الله عليه وسلم أن تارك الصلاة كافر
Berkata Ibnu Abi Syaibah, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang meninggalkan shalat maka dia telah kafir.”  Berkata Muhammad bin Nashr Al Marwazi, aku mendengar Ishaq berkata: “Telah shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa orang yang meninggalkan shalat, maka dia telah kafir.” (Syaikh al-Albani, Shahih At Targhib wat Tarhib (1/575). Cet. 5, Maktabah Al Ma’arif. Riyadh)
Dari Abdullah bin Syaqiq Al ‘Uqaili Radhiallahu ‘Anhu, katanya:
كان أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم لا يرون شيئا من الأعمال تركه كفر غير الصلاة 
                Para sahabat nabi tidaklah memandang suatu perbuatan yang dapat kufur jika ditinggalkan melainkan meninggalkan shalat.” (HR. at-Tirmidzi (2757), dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi (2622)
Imam Ibnu Hazm Rahimahullah mencatat dalam Al Muhalla-nya:
وَقَدْ جَاءَ عَنْ عُمَرَ وَعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَمُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَغَيْرِهِمْ مِنْ الصَّحَابَةِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ أَنَّ مَنْ تَرَكَ صَلاةَ فَرْضٍ وَاحِدَةٍ مُتَعَمِّدًا حَتَّى يَخْرُجَ وَقْتُهَا فَهُوَ كَافِرٌ مُرْتَدٌّ.
“Telah datang dari Umar, Abdurrahman bin ‘Auf, Mu’adz bin Jabal, Abu Hurairah, dan selain mereka dari kalangan sahabat Radhiallahu ‘Anhum, bahwa barangsiapa yang meninggalkan shalat wajib sekali saja secara sengaja hingga keluar dari waktunya, maka dia kafir murtad.”(Al Muhalla, 1/868. Mawqi’ Ruh al-Islam)
Abdullah bin Amr bin Al Ash Radhiallahu ‘Anhuma, mengatakan:
ومن ترك الصلاة فلا دين له.
“Barangsiapa yang meninggalkan shalat, maka tidak ada agama baginya.” (al-Mushannaf Ibnu Abi Syaibah (5/508) Darul Fikr)
Abu Darda Radhiallahu ‘Anhu berkata:
لا إيمان لمن لا صلاة له ولا صلاة لمن لا وضوء له رواه ابن عبد البر وغيره موقوفا
“Tidak ada iman bagi yang tidak shalat, dan tidak ada shalat bagi yang tidak berwudhu.” Diriwayatkan Ibnu Abdil Bar dan selainnya secara mawquf. (Atsar ini Shahih mawquf. Lihat Syaikh Al Albani, Shahih At Targhib wat Tarhib, 1/575. Maktabah Al Ma’arif)
Imam Al Mundziri Rahimahullah menyebutkan:
وكذلك كان رأي أهل العلم من لدن النبي صلى الله عليه وسلم أن تارك الصلاة عمدا من غير عذر حتى يذهب وقتها كافر
                “Demikian pula, dahulu   pendapat ulama dari orang yang dekat dengan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam (yakni para sahabat), bahwa orang yang meninggalkan shalat secara sengaja tanpa ‘udzur, sampai habis waktunya, maka dia kafir.” (Ibid)

Mandi Junub, Asal Seluruh Anggota Badan Dibasuh Sudah Sah?

ilustrasi mandi wajib - Foto shower © gdys.com
Sejumlah pertanyaan tentang mandi wajib (mandi junub) dari pembaca masuk ke meja redaksi menyusul artikel Tata Cara Mandi Wajib. Mayoritas pertanyaan tersebut menanyakan bagaimana hukumnya mandi junub yang hanya menyiram dan membasuh seluruh anggota badan, tanpa mengikuti tata cara yang dituntunkan oleh Rasulullah. Beberapa diantara penanya menambahkan, dulu mereka tidak tahu bahwa ada tuntunan seperti dalam hadits-hadits shahih tersebut.

Pertanyaan tersebut sebenarnya telah dijawab dalam riwayat Tirmidzi.

قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَهُوَ الَّذِي اخْتَارَهُ أَهْلُ الْعِلْمِ فِي الْغُسْلِ مِنْ الْجَنَابَةِ أَنَّهُ يَتَوَضَّأُ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ يُفْرِغُ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى سَائِرِ جَسَدِهِ ثُمَّ يَغْسِلُ قَدَمَيْهِ وَالْعَمَلُ عَلَى هَذَا عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ وَقَالُوا إِنْ انْغَمَسَ الْجُنُبُ فِي الْمَاءِ وَلَمْ يَتَوَضَّأْ أَجْزَأَهُ وَهُوَ قَوْلُ الشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَإِسْحَقَ
Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih, dan hadits inilah yang dipilih oleh para ahli ilmu dalam hal mandi junub. Bahwa seseorang hendaknya berwudlu sebagaimana wudlu shalat, kemudian menuangkan tiga siraman ke atas kepalanya. Setelah itu mengalirkan air ke seluruh tubuh dan membasuh kedua kakinya."

Ahli ilmu mengamalkan hadits ini, mereka mengatakan; "Jika seseorang yang junub membenamkan diri dalam air meskipun tidak berwudlu maka itu telah mencukupi." Ini adalah pendapat Syafi'i, Ahmad dan Ishaq."


Di dalam Fiqih Manhaji Imam Syafi’i, dijelaskan bahwa wajibnya mandi junub itu hanya dua: pertama adalah niat. Kedua adalah membasuh semua permukaan kulit dan rambut dengan air serta memastikan sampainya air ke akar rambut.

Dalam Fiqih Sunnah, Sayyid Sabiq juga menjelaskan bahwa rukun mandi junub ada dua: niat dan membasuh seluruh anggota tubuh.

Adapun tata cara seperti yang telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya adalah sunnah, yang tentu saja menjadikan mandi junub lebih sempurna dan lebih berpahala. Wallahu a’lam bish shawab. [Abu Nida]
 
Sumber : http://www.bersamadakwah.com/2014/05/mandi-junub-asal-seluruh-anggota-badan.html

Senin, 21 April 2014

Mulai Besok, Brunei Terapkan Rajam Bagi Pezina dan Gay

Kecaman datang dari PBB dan kelompok LGBT.

Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah
Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah (Reuters)
VIVAnews - Pemerintahan Brunei Darussalam akan menerapkan hukuman rajam bagi kaum homoseksual di negara tersebut. Hukuman ini juga akan diberlakukan untuk pelaku zina di negara yang mulai tahun ini menerapkan hukum syariah itu.

Seperti diberitakan Huffington Post pekan lalu, Kesultanan Brunei telah merevisi hukum pidana negara dan menggantinya dengan hukum syariah.  Dalam hukum baru, eksekusi mati dengan rajam akan diterapkan untuk para pelaku zina, hubungan di luar nikah, perkosaan, dan sodomi yang biasa dilakukan kaum gay.

Hukuman mati juga akan diberikan atas dakwaan penistaan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits, mengaku nabi, dan pembunuhan. Revisi undang-undang baru ini akan berlaku mulai besok, Selasa 22 April 2014.

Keputusan pemerintahan Sultan Hassanal Bolkiah ini menuai kecaman dari Komisi Tinggi HAM PBB (UHCHR). Dalam pernyataannya, Komisaris UHCHR Rupert Colville mengatakan bahwa hukuman mati untuk berbagai tindakan yang disebut adalah pelanggaran hukum internasional.

"Kami mendesak pemerintah menunda penerapan revisi hukum tersebut dan melakukan peninjauan yang komprehensif untuk memastikan kesesuaiannya dengan standar hak asasi manusia internasional," kata Colville.

Protes juga telah disampaikan oleh kelompok LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transeksual), Gill Action, dengan membatalkan acara konvensi yang rencananya akan digelar di Beverly Hills Hotel, Amerika Serikat, 1-4 Mei mendatang. Hotel tersebut adalah milik Dorchester Group yang dikendalikan oleh Sultan Hassanal Bolkiah.

Walaupun menerapkan hukuman mati dalam undang-undangnya, namun eksekusi tidak pernah dilaksanakan di Brunei sejak tahun 1957. UHCHR mendesak Kesultanan Brunei melakukan moratorium formal eksekusi mati dan menghentikannya.

Khusus umat Islam

Penerapan hukum Syariah tahun 2014 diumumkan Sultan Bolkiah tahun lalu. Hukuman ini hanya akan diberlakukan untuk umat Islam di negara tersebut, yang jumlahnya sepertiga dari populasi keseluruhan 420.000 orang.

"Ini karena kami butuh pada Allah yang Mahakuasa, dengan segala kemurahanNya, telah menciptakan hukum untuk kita, sehingga bisa menegakkan keadilan," kata Bolkiah saat itu.

Selain rajam, pidana syariah memuat hukuman potong tangan bagi pencuri. Namun untuk menerapkan hukum ini tidak semudah yang dibayangkan, ada aturan yang ketat.

Potong tangan hanya akan dijatuhkan bagi barang curian mencapai senilai atau lebih dari seperempat dinar (4,25 gram emas). Kurang dari itu adalah penjara. Sementara hukum rajam hanya diberlakukan untuk pezina yang telah menikah, dengan dihadirkan empat orang saksi laki-laki yang melihat perzinahan itu dengan gamblang.

Sementara itu, yang belum menikah akan dihukum cambuk 100 kali. Hukuman cambuk juga diberikan bagi pengonsumsi khamr atau minuman keras. (ita)

Sumber : http://dunia.news.viva.co.id/news/read/498232-mulai-besok--brunei-terapkan-rajam-bagi-pezina-dan-gay
 

Senin, 31 Maret 2014

Lindungi Anak Dari Bahaya Televisi

Lindungi Anak Dari Bahaya Televisi  Ayahbunda.co.id
Image by : Dokumentasi Ayahbunda
Penting mendidik anak agar tak gegabah meniru perilaku dalam tayangan layar kaca.

Fakta Program Televisi dari data yang dikumpulkan Michigan University, Amerika:
  • 2/3 dari semua program televisi di Amerika memuat kekerasan.
  • Program yang didesain untuk anak mengandung lebih banyak kekerasan daripada program untuk orang dewasa. Misalnya film-film kartun.
  • Kerapnya tokoh baik memukul tokoh jahat dapat memberi pesan salah pada anak bahwa memukul seseorang boleh-boleh saja.
  • Banyak adegan kekerasan, bahkan kematian yang dibawakan dengan cara humor sehingga tak lagi membuat anak takut atau merasa bersalah akan konsekuensi jika ia melakukan hal yang sama.
  • American Academy of Pediatrics menyarankan orang tua sebaiknya membaca jadwal dan review acara televisi terlebih dahulu sebelum anak menonton satu program acara. Sempatkan pula bicara dengan guru dan dokter anak untuk tahu  apa rekomendasi mereka
Awasi Tontonan Anak!
  • Buat aturan menonton TV yang disetujui bersama. Misalnya dilarang menyalakan TV saat makan malam bersama, atau saat orang tua tak bisa mengawasi.
  • Batasi waktu menonton TV, yaitu satu jam pada hari biasa dan 2 hingga 3 jam di akhir minggu.
  • Jangan gunakan menonton TV sebagai hadiah atau hukuman karena  dapat membuat TV semakin tinggi nilainya di mata anak.
  • Sebisa mungkin dampingi anak saat menonton sehingga Anda dapat langsung meluruskan pendapatnya yang tidak tepat.  
Pilih Tontonan Yang:
  • Mengandung nilai-nilai positif, misalnya mau berbagi, rajin  santun dan sayang sesama
  • Sesuai minat anak.
  • Merangsang keingintahuan balita, sehingga dapat menjadi ajang diskusi.
  • Membantunya belajar kata-kata atau bahasa.
  • Membuat anak senang.
  • Mengembangkan minat anak pada aktivitas lain seperti membaca, hobi dan kegiatan luar ruang.
Melunturkan “TV Mania”
  • Alihkan perhatian dengan memperbanyak kegiatan yang melibatkan interaksi antara Anda dan anak dengan cara-cara seru, di antaranya dengan membacakan buku cerita. Terlalu sering menonton TV mengurangi ketertarikan balita pada buku.
  • Kurangi jam menonton TV secara perlahan namun pasti.
  • Selingi kegiatan pasif, misalnya membaca buku, menonton TV dengan kegiatan aktif yang mengasyikkan, seperti bersepeda, berolahraga dan lainnya.
  • Aturan menonton TV tidak akan berhasil jika orang tua tak bisa menahan diri untuk tidak menonton TV di depan anak-anak.
  • Penting mengantisipasi sebagai berjaga-jaga. Amankan daerah bermain si kecil dari benda-benda berbahaya, misalnya hiasan rumah yang berat sehingga dapat melukai anak atau kunci jendela apartemen jika tinggal di apartemen.
Hanyut Dalam Kekerasan?
  • Bila perilaku balita membahayakan diri sendiri atau temannya, orangtua perlu tegas. Atur emosi dan dengan tenang ingatkan aturan yang ditetapkan bersama di rumah. Misalnya, ”Stop!  Bukankah aturannya tidak boleh ada yang menyakiti orang lain atau merusak barang di rumah ini?”
  •  Jika ia sudah memukul, fokuskan perhatian Anda pada korban dengan mencoba menyuarakan apa yang dirasakan si korban. Misalnya, “Aduh, pasti sakit ya dipukul.” Cara ini akan menyadarkan balita bahwa perbuatannya menimbulkan efek buruk pada orang lain.
  • Setelah itu tanyakan mengapa anak melakukannya, sekaligus menanyakan pendapat si kecil tentang tayangan yang ditontonnya. Siapa tahu ia keliru menangkap makna. Luruskan kesalahannya, ”Superman adalah manusia super yang dapat terbang, sedangkan kita manusia biasa dan tidak pernah dapat terbang. Kalau memaksa terbang maka akibatnya...”
  • Ajak anak memikirkan efek dari perilakunya terhadap orang lain, benda-benda dan sebagainya, dan apa efeknya bagi dirinya. Jelaskan sesuai tingkat pemahamannya.
  • Sebaiknya ada aturan tentang menyakiti orang lain dan merusak barang. Bicarakan konsekuensi jika ia melakukan hal tersebut dan terapkan setelah disetujui bersama.
  • Pelajari lagi program TV yang membuat anak meniru. Tinjau kembali positif dan negatifnya program tersebut, apakah dapat dipertimbangkan untuk tetap ditonton atau sebaiknya ditiadakan saja dari daftar tontonan anak Anda.
Sumber : http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/balita/tips/lindungi.anak.dari.bahaya.televisi/001/005/600/1/1

Sabtu, 29 Maret 2014

Ternyata cerita di balik lagu Nina Bobo itu serem!

Ternyata cerita di balik lagu Nina Bobo itu serem! – Lagu nina bobo yang sering dinyanyiin sama orang tua kita ternyata menyimpan cerita tragis yang menyeramkan.

index

Beberapa tahun setelah kedatnagn Cornelis de Houtmen di Banten, Belanda sudah memadati pulau Jawa. Salah seorang anak Belanda yang hidup di Jawa adalah Nina. Gadis kecil yang bernama lengkap Nina Van Mijk. Nina berasal dari keluarga komposer musik klasik sederhana yang menetap di Nusantara untuk memulai hidup baru karena terlalu banyak saingan musisi di Belanda.

Semua kehidupan Nina gak ada yang aneh, hingga suatu malam petir menyambar-nyambar langit tak berhenti hingga memekakkan telinga. Nina yang tidur seorang diri di kamar ketakutan melihat kilatan petir dari jendela.

Kemudian, Nina menjerit kencang sekali diikuti oleh suara vas bunga yang jatuh dan pecah berantakan. Orang tua dan segenap isi rumah berlari menuju kamar Nina, namun pintu terkunci dari dalam. Sehingga ayahnya terpaksa mendobrak.

Satu pemandangan mengerikan disaksikan oleh keluarga itu, terlihat diranjang tidur Nina melipat tubuhnya kebelakang persis dalam posisi kayang merayap mundur sambil menjerit – jerit dan sesekali mengumpat – ngumpat dengan bahasa Belanda. Rambutnya yang lurus pirang menjadi kusut tak keruan, kelopak matanya menghitam pekat. Itu bukan Nina, itu adalah jiwa jahat yang bersemayam ditubuh Nina. Nina kerasukan.
Selama seminggu setelah kejadian itu, Nina dipasung dalam kamar. Keadaan tubuhnya memburuk, tubuhnya kurus, wajahnya pucat. Ibunya menangis sepanjang malam saat mendengar anaknya menjerit-jerit tengah malam. Sementara ayahnya tak tahu harus berbuat apa.

Akhirnya Ayahnya pulang ke Belanda dan pembantunya pun kabur entah ke mana karena takut. Di rumah itu hanya tinggal ibunya dan Nina yang tak terurus.

Kembali lagi pada satu malam badai, namun aneh, kala itu terdengar Nina tidak lagi menjerit – jerit. Kamarnya begitu hening. Perasaan ibu Nina bercampur aduk antara bahagia dengan takut. Bahagia bila ternyata anaknya sudah sembuh, tetapi takut bila ternyata anaknya sudah meninggal.

Ibu Nina mengintip dari sela – sela pintu kamar Nina, dan ternyata Nina sedang duduk tenang diatas ranjangnya. Tak berkata apa – apa tapi sejurus kemudian dia menangis sesengukan. Ibu Nina langsung masuk kedalam kamarnya dan memeluk Nina erat – erat dan melepas tali tambang yang melilit tangannya.
“Ibu, aku takut…” ujar Nina sambil menangis.

Ibunya mencoba menenangkan Nina dan mengajaknya makan karena melihat kondisi tubuh anaknya yang tak karuan. Namun Nina menolak untuk makan. Nina justru ingin tidur karena tubuhnya sangat lemah.
“Aku ngantuk, rasanya aku akan tertidur sangat pulas. Maukah ibu nyanyikan sebuah lagu pengantar tidur untukku?”

Akhinya Ibunya menyanyikan lagu ‘Nina Bobo’ yang sering kalian dengar saat ini. Setelah sebait lagu itu Nina terlelap damai dengan kepala dipangkuan ibunya, wajah anggunnya telah kembali. Ibu Nina menghela nafas lega, anaknya telah tertidur pulas.

Tapi…
Nina tidak bergerak sedikit pun, nafasnya tidak terdengar, denyut nadinya menghilang, aliran darahnya berhenti. Nina telah tertidur benar – benar lelap untuk selamanya dengan sebuah lagu ciptaan ibunya sebagai pengantar kepergian dirinya setelah berjuang melawan penderitaan.

Begitulah cerita di balik lagu Nina Bobo. Tragis benget, ya Gan…

[ sumber ]

Sabtu, 22 Maret 2014

Inilah Percakapan Lengkap Pilot MH370 Dengan ATC Sebelum Pesawat Hilang

Malaysia Airlines MH370 hilang
Sekitar satu jam sebelum Malaysia Airlines MH370 hilang kontak, pilot sempat berkomunikasi dengan air traffic control (ATC). Percakapan dimulai pada pukul 00.25 waktu Kuala Lumpur dan berakhir pada pukul 01.07.

Transkrip memuat pembicaraan dari hitungan waktu per 00.36 waktu Malaysia (GMT+7). Percakapan itu muncul berdasarkan pemberitaan telegraph.co.uk. Pilot adalah Fariq Abdul Hamid. Percakapan berlangsung di saat pesawat berada di wilayah udara Thailand.

Menurut para pakar, kalimat terakhir Fariq merupakan hal rutin dalam penerbangan. Akan tetapi co-pilot Fariq berulang-ulang menyebut posisi ketinggian pesawat di 35.000 kaki, sekitar 10 kilometer. Hal ini dinilai aneh. Perulangan yang mengundang pertanyaan tersebut muncul pada pembicaraan di detik-detik terakhir kontak. Berikut ini percakapannya seperti dilansir Republika Online:

KL Control Tower 00.36.30 MH370: ATC, ini MH370, selamat pagi.

ATC: selamat pagi, MH370. Ini menara pengontrol Kuala Lumpur. Harap tetap pada posisi A10 32R00. 36.50

MH370: A10, MH370 diterima 00.38.43

ATC: MH370, harap mengambil landasan 32R A10

MH370: landasan 32R A10, diterima. 00.40:38

ATC: MH370, posisi landasan 32 R siap. Diizinkan untuk lepas landas.

MH370: posisi sudah di 32R. Landasan sudah diizinkan untuk digunakan lepas landas.

MH370: diterima. Terimakasih. Selamat tinggal Kuala Lumpur. 00.42.05

MH370: MH370 sudah meninggalkan bandara. 00.42.10

ATC: MH370 posisi terlacak. Terbang dengan ketinggian 180. Ikuti perintah dan berbeloklah ke kiri. Tujuan IGARI waypoint00.42.40

MH370: Baiklah. Ketinggian 180 menuju IGARI waypoint MH370. Diterima 00.42.52

ATC: MH370 sudah terdeteksi radar Kuala Lumpur. Selamat malam.

MH370: 132,6 MH370. Diterima, radar Kuala Lumpur. 00.46.51

MH370: ATC Kuala Lumpur, ini MH370

ATC: MH370, harap tambah ketinggian menjadi 25 ribu kaki.46.54

MH370: MH370 menambah ketinggian 25 ribu kaki.50.06

ATC: MH370 tambah ketinggian menjadi 35000.50.09

MH370: ini MH370, terbang pada ketinggian 35001.01.14

MH370: MH370 tetap terbang pada ketinggian 35001.01.19

ATC: MH370 01.07.55

MH370: MH370 tetap terbang pada ketinggian 35001.08.00

ATC: MH37001.19.24

ATC: MH370, harap kontak kota Ho Chi Minh City 120,9. Selamat malam.

MH370L: baiklah. Selamat malam. []
 
*http://www.bersamadakwah.com/2014/03/inilah-percakapan-lengkap-pilot-mh370.html

Rejeki Tak Mungkin Salah Alamat

Pernah naik angkot? Pernah mengamati pola yang dilakukan oleh penumpang-penumpang atau sopirnya? Begitulah kira-kira konsep rejeki.

1. Ada penumpang yang sudah di depan pintu angkot. Tinggal selangkah lagi naik. Ternyata, si sopir menunjukkan gelagat akan ngetem dalam waktu yang lama. Berselang detik, ada angkot serupa yang menyalip angkot yang sedang berhenti itu. Alhasil, calon penumpang yang sudah di rahang pintu itu, berubah niat. Akhirnya, naik angkot yang barusan menyalip.

2. Ada satu penumpang. Sendirian. Duduk dengan manis. Tapi, dia sedang terburu-buru. Ternyata, eh ternyata, sopir angkotnya ngetem lama, pakai banget, karena menunggu angkotnya terisi penuh. Akhirnya, lantaran terburu-buru dan kesal, tentunya, sang penumpang yang sudah duduk di dalam pintu itu, serta merta keluar sembari ngomel-ngomel

3. Ada dua penumpang, menuju tujuan akhir. Di arah sebaliknya, ada segerombolan anak sekolah yang dikira oleh sopir angkot, bahwa mereka menunggu angkot jurusan yang dia sopiri. Nah, dengan mudahnya, dia berhenti, menepi, dan berkata kepada dua penumpangnya, "Maaf, turun di sini aja ya, saya gak sampai ke tujuan akhir." Dengan kesal, dua penumpang itu turun. Meski tanpa bayar, diturunkan di tengah jalan itu sesuatu yang mengesalkan dan tidak terhormat sedikitpun.

Dari ketiga kasus ini, semua menjelaskan kepada kita satu kaidah. Bahwa rejeki itu misteri Allah. Dia, bisa memberi kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dia juga sangat bisa untuk menahan rejeki siapa saja sesuai kehendakNya.

Jangankan penumpang yang baru naik, yang sudah naik pun; bisa turun seketika. Rejeki hilang, tidak ada transaksi. Bahkan, dalam kasus ketiga, rejeki yang tinggal mengunduh, ditinggalkan begitu saja, hanya karena mengira akan ada rejeki yang lebih baik. Padahal, belum tentu. Hanya sebetas perkiraan.

Hal lain yang perlu kita perhatikan, bahwa ia akan pergi. Meski kita kejar. Jika, dia memang bukan rejeki. Ia juga akan datang, meski kita menghindar, jika memang dia adalah rejeki jatah kita.

Sehingga, dalam setiap upaya, harus sungguh-sungguh dan memahami betul tentang konsep ini. Insya Allah, dengan pemahaman yang betul, kita tak perlu risau. Meskipun, sekarang tanggal tua.

Mari bersemangat, menyambut rejeki, berniat jihad. Untuk diri, istri, anak-anak, keluarga. Agar kita kuat, dan tidak meminta-meminta.[]


Penulis : Pirman
Redaktur Bersamadakwah.com



*http://www.bersamadakwah.com/2014/03/rejeki-tak-mungkin-salah-alamat.html

Kisah Mengharukan, Ketika Sahabat Nabi Wafat dan Tak Punya Kain Kafan

Padang pasir - ilustrasi
Shahabiyah itu menyadari bahwa suaminya akan wafat, tak lama lagi. Butir-butir air mata mulai membasahi pipinya.

“Mengapa engkau menangis?” tanya lelaki itu, yang tak lain adalah Abu Dzar Al Ghifari radhiyallahu ‘anhu.

“Bagaimana mungkin aku tidak menangis, sementara engkau akan wafat dan aku tidak punya kain untuk dijadikan kafan...” jawabnya sesenggukan.

“Jangan menangis, bergembiralah. Sebab saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Akan wafat seorang laki-laki diantara kalian di tanah gersang, disaksikan sekelompok orang beriman.’ Para sahabat yang mendengar hadits ini, semuanya telah meninggal di kota, di kampung, atau di tempat lain. Tinggallah aku yang kini akan meninggal di tanah gersang ini.”

Abu Dzar sengaja mengasingkan diri di tanah gersang perbatasan Madinah dan Rabdzah. Sebab, sahabat yang zuhud ini tak mau terkena fitnah dunia. Umat Islam saat itu telah mencapai kemenangan dan perluasan wilayah. Ia melihat banyak orang hidup mewah dan meninggalkan kesederhanaan. Ia telah berdakwah dan mengajak khalifah untuk menggerakkan umat Islam kembali hidup sederhana seperti pada zaman Nabi, namun dakwahnya yang ‘tegas’ dipandang sahabat lain tidak tepat dengan kondisi masyarakat. Akhirnya ia pun mengasingkan diri, demi persatuan umat Islam. Sebab ia menyadari, umat yang bersatu meski kehilangan sebagian sunnah, lebih baik daripada umat berpecah belah lalu musuh Islam mengalahkannya.

Beberapa saat kemudian sang istri keluar dari gubuk mereka dan melihat ke kanan dan ke kiri. Dan dengan izin Allah, rupanya ada rombongan musafir yang melintasi tempat itu.

“Tolong, lelaki muslim meninggal, kafanilah dia.”
“Siapa laki-laki ini?” tanya para musafir.
“Abu Dzar Al Ghifari.”
“Sahabat Rasulullah?”
“Iya..”

Dengan penuh haru mereka pun mendatangi Abu Dzar Al Ghifari. Salah seorang pemuda kebetulan membawa kain pemberian ibunya. Kain itulah yang dipakai untuk mengkafani Abu Dzar Al Ghifari. [IK/bersamadakwah]
 
*http://www.bersamadakwah.com/2014/03/kisah-mengharukan-ketika-sahabat-nabi.html

Iman Adalah Kehidupan


'Aidh al-Qarni

Orang-orang yang sesungguhnya paling sengsara adalah mereka yang miskin iman dan mengalami krisis keyakinan. Mereka ini, selamanya akan berada dalam kesengsaraan, kepedihan, kemurkaan, dan kehinaan.

{Dan, barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.}
(QS. Thaha: 124)

Tak ada sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa, membersihkannya, menyucikannya, membuatnya bahagia, dan mengusir kegundahan darinya, selain keimanan yang benar kepada Allah s.w.t., Rabb semesta alam. Singkatnya, kehidupan akan terasa hambar tanpa iman.

Dalam pandangan para pembangkang Allah yang sama sekali tidak beriman, cara terbaik untuk menenangkan jiwa adalah dengan bunuh diri. Menurut mereka, dengan bunuh diri orang akan terbebas dari segala tekanan, kegelapan, dan bencana dalam hidupnya. Betapa malangnya hidup yang miskin iman! Dan betapa pedihnya siksa dan azab yang akan dirasakan oleh orang-orang yang menyimpang dari tuntunan Allah di akherat kelak!

{Dan, (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (al-Quran) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat sesat.}
(QS. Al-An'am: 110)

Kini, sudah saatnya dunia menerima dengan tulus ikhlas dan beriman dengan sesungguhnya bahwa "tidak ada llah selain Allah". Betapapun, pengalaman dan uji coba manusia sepanjang sejarah kehidupan dunia ini dari abad ke abad telah membuktikan banyak hal; menyadarkan akal bahwa berhala-berhala itu takhayul belaka, kekafiran itu sumber petaka, pembangkangan itu dusta, para rasul itu benar adanya, dan Allah benarbenar Sang Pemilik kerajaan bumi dan langit— segala puji bagi Allah dan Dia sungguh-sungguh Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Seberapa besar — kuat atau lemah, hangat atau dingin — iman Anda, maka sebatas itu pula kebahagiaan, ketentraman, kedamaian dan ketenangan Anda.

{Barangsiapa mengerjakan amal salih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.}
(QS. An-Nahl: 97)

Maksud kehidupan yang baik (hayatan thayyibah) dalam ayat ini adalah ketenangan jiwa mereka dikarenakan janji baik Rabb mereka, keteguhan hati mereka dalam mencintai Dzat yang menciptakan mereka, kesucian nurani mereka dari unsur-unsur penyimpangan iman, ketenangan mereka dalam menghadapi setiap kenyataan hidup, kerelaan hati mereka dalam menerima dan menjalani ketentuan Allah, dan keikhlasan mereka dalam menerima takdir. Dan itu semua adalah karena mereka benar-benar yakin dan tulus menerima bahwa Allah adalah Rabb mereka, Islam agama mereka, dan Muhammad adalah nabi dan rasul yang diutus Allah untuk mereka. []

*La Tahzan

Resmi Menjadi Istri Dude, Alyssa Mantap Berhijab

Dude Harlino dan Alyssa Soebandono usai menikah - Foto: detik.com
Dude Harlino dan Alyssa Soebandono usai menikah – Foto: detik.com

dakwatuna.com – Jakarta.  Pernikahan Dude Harlino dan Alyssa Soebandono memberikan sebuah keberkahan sendiri bagi pasangan selebritis ini. Usai resmi menikah dengan Dude Harlino. Alyssa yang akrab disapa Icha mantap untuk berhijab.

Hal tersebut disampaikan usai prosesi Akad Nikah di Gedung Sasana Kriya, Mandira Ballroom, TMII, Jakarta Timur, Sabtu (22/3/2014). Icha mengaku melewati proses panjang hingga akhirnya memutuskan berhijab.

“Insya Allah (mantap berhijab). Sebenarnya dari pertama kita bicara soal pernikahan kak Dude enggak memaksa apapun. Icha mendapat hidayah, insya Allah saat nikah nanti akan pakai hijab,” ujar Icha.
“Ini proses, kemarin ditanya itu Icha bilang insya Allah. Itu kan pribadi biar hanya saya dan orang terdekat tahu, semoga bisa istiqamah,” sambungnya.

Saat prosesi akad nikah, perempuan 25 Desember 1991 itu memang terlihat memakai penutup kepala yang menyerupai jilbab sebelum dipadu dengan sanggul. Baginya, hal itu menjadi salah satu proses sebelumnya akhirnya benar-benar menggunakan hijab.

Setelah memakai hijab tentunya timbul pertanyaan soal risiko yang diambil yang berhubungan pekerjaannya. Icha sendiri seperti sudah dengan matang memikirkan hal tersebut.

“Ketika memutuskan berhijab, saya memang ada kontrak hubungan dengan rambut. Setelah dipikirkan, saya mau taat sebagai perempuan, ada baiknya dilakukan ya. Mulai sekarang sampai nanti bisa dijalankan,” tegasnya.

Sedangkan Dude sendiri mengaku kagum dengan keputusan yang diambil sang istri untuk memakai hijab. Ia pun berharap apa yang dilakukan Icha bisa membuat istrinya menjadi sosok wanita yang lebih baik lagi.
“Di saat kita dekat lagi, Icha banyak belajar, saya sangat kagum dia ingin tahu banyak Alhamdulillah. Waktu Icha kasih tahu saya kaget dan bersyukur, saya mendukung dengan baik,” jelas Dude. (detik/sbb/dakwatuna)

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/03/22/48234/resmi-menjadi-istri-dude-alyssa-mantap-berhijab/#ixzz2wk5lco64
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Jumat, 21 Maret 2014

Rahasia Pasangan yang Sukses Membina Rumah Tangga

Lembaga perkawinan (ilustrasi)
Lembaga perkawinan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Pasangan yang sukses membina rumah tangga adalah pasangan yang menikmati keberadaan satu sama lain. Dengan mudah, mereka senang bisa sekadar mengobrol-ngobrol atau melakukan kegiatan bersama-sama.

Untuk bisa mempertahankan rumah tangga memang dibutuhkan usaha. Berikut adalah rahasia kesuksesan pasangan yang berhasil mempertahankan romantisme rumah tangganya.

- Bertengkar dengan strategi
Ketika dua orang tinggal bersama, mereka terikat dengan segala perbedaan opini dan ketidaksetujuan. Tapi pasangan yang dianggap sukses akan bertengkar dengan strategi. Dalam arti, mereka menjaga hubungan berjalan lebih kuat, bukan lebih lemah.

Strategi yang dimaksud bisa dilakukan dengan pemilihan kata-kata dalam pertengkaran. Penggunaan kata-kata 'kita dan kami' yang merujuk sebagai pasangan, akan lebih baik saat berkonflik dari pada kata-kata 'aku atau kamu'. Hasilnya, pasangan akan lebih tidak tertekan kala terpaksa bertikai. Menggunakan bahasa 'kita' saat bertengkar membuat pasangan menganggap satu sama lain sebagai tim, ketimbang sebagai musuh.

- Menawarkan dan mencari permintaan maaf
Memang pasangan tak selalu memaafkan dan melupakan. Tapi, mereka akan memaafkan dan melepaskan apa yang telah terjadi. Pasangan yang berhasil mempertahankan rumah tangganya akan menawarkan permintaan maaf saat berbuat salah atau menyakiti pasangannya. Pasangan seperti ini cenderung menjalani hidup dengan banyak memaafkan secara tulus.

- Perjalanan jangka panjang
Dalam berkomitmen ada dua pilihan yang bisa diambil pasangan. Apakah itu untuk bersedia berkomitmen secara total atau tidak sama sekali. Tidak ada yang namanya berada di tengah-tengah.

Pasangan yang sukses tidak hanya membuat janji-janji ke satu sama lain. Tapi, mereka berkomitmen terhadap janji tersebut.

- Positif terhadap satu sama lain
Peneliti perkawinan John Gottman PhD mengatakan, pasangan yang bahagia memiliki hubungan yang penuh rasa hormat, penuh kasih sayang dan empati, juga perhatian terhadap kehidupan satu sama lain. Penelitiannya mengungkapkan, pasangan yang bahagia dan stabil mempunyai lima nilai positif untuk satu hal negatif saat berkonflik.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/humaira/samara/14/03/21/n2s30v-rahasia-pasangan-yang-sukses-membina-rumah-tangga

Pasangan Muslim diusir dari gedung pencakar langit New York karena melaksanakan shalat

Pasangan Muslim diusir dari gedung pencakar langit New York karena melaksanakan shalat
Ilustrasi - Pasangan Muslim diusir dari gedung pencakar langit New York karena melaksanakan shalat

NEW YORK (Arrahmah.com) – Harapan sebuah keluarga New York untuk menikmati tamasya yang menyenangkan dari ketinggain puncak Manhattan berakhir tragis ketika anggota keluarga tersebut diusir keluar dari Empire State Building karena telah melaksanakan shalat, demikian isi dari gugatan tersebut.

Fahad Tirmizi, dan istrinya Amina, beserta dua anak mereka berada di dek observasi gedung pencakar langit New York 2 Juli lalu, saat itu “tiba waktunya dimana agama dari keluarga tersebut (Islam) mengharuskan mereka untuk melaksanakan shalat Isya di manapun mereka berada pada saat itu,” menurut gugatan yang diajukan di Pengadilan Distrik Manhattan, Selasa (18/3/2014), sebagaimana dilansir oleh CNN.

Pasangan ini diam-diam bersujud di area terpencil dari dek observasi, dengan sedikit lalu lintas pejalan kaki. Saat dia berhasil melaksanakan shalat, salah satu penjaga merasa terganggu dan menonjok Fahad Tirmizi dengan tangan dan kakinya beberapa kali di berbagai bagian tubuhnya. Penjaga itu memberitahu Tirmizi bahwa ia tidak diizinkan untuk shalat saat berada di observatorium, dan kemudian mereka dan keluarganya dipaksa keluar lewat pintu keluar lantai dasar gedung, demikian menurut dokumen pengadilan.

Gugatan itu menyebutkan manajemen perusahaan Empire State Building, perusahaan keamanan, dan dua penjaga keamanan yang tidak disebutkan namanya sebagai terdakwa, dan menyatakan bahwa mereka melanggar pasal pertama dan 14 Amandemen serta beberapa hukum hak-hak sipil negara dan kota.

Sebagai tanggapan atas gugatan tersebut, juru bicara Empire State Realty Trust, Brandy Bergman, mengatakan kepada CNN, Rabu (19/3) bahwa klaim tersebut sama sekali tidak berdasar dan mereka akan menanggapi mereka di pengadilan.

Phillip Hines, seorang pengacara untuk keluarga Muslim tersebut mengatakan kepada CNN, “sebuah aturan atau kebijakan tak tertulis yang dipaksakan oleh pihak keamanan ketika mereka mengeluarkan orang-orang ini.”

“Mereka tidak mengganggu siapa pun, mereka sudah keluar dari jalan, dan bagi mereka yang mengusir mereka dari gedung merupakan sebuah praktek yang bodoh dan memalukan dalam sebuah tindakan yang bersifat diskriminatif,” kata Hines.

Pasangan ini “merasa malu, terhina dan dipermalukan di depan orang glain, di depan anak-anak mereka, dan masyarakat umum,” menurut gugatan itu.

Keluarga tersebut mengeluarkan pernyataan singkat melalui pengacaranya. “Kami tidak melakukan sesuatu yang salah, kami hanya ingin menikmati pemandangan seperti halnya orang lain.”

(ameera/arrahmah.com)
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/03/20/pasangan-muslim-di-usir-dari-gedung-pencakar-langit-new-york-karena-melaksanakan-shalat.html#sthash.nSY01HeM.dpuf

Sebelum Masuk Islam, Wanita yang Mau Bunuh Diri Ini Menangis Saat Dengar Adzan

Noor Aubie (onislam.net)
Aubie dilahirkan di utara Toronto. Meski punya dua orang saudara, gadis Kanada ini merasa sering kesepian dan bermain sendiri. Ia juga punya imajinasi yang besar, sehingga pada usia 4 tahun telah bertanya tentang Tuhan yang tak terjawab oleh orang tuanya.

Aubie merasa mendapatkan perhatian ibunya hanya pada hari Minggu. Karena di hari itu, mereka bersama-sama pergi ke gereja.

“Aku dulu suka pergi ke gereja, mendengarkan khotbah dan menatap salib besar,” kata Aubie saat menceritakan kisah nyata perjalanannya menemukan hidayah, di OnIslam.net, Kamis (20/3).

Memasuki masa remaja, Aubie menjadi suka memberontak. Perlakuan kasar sang ayah dan kurangnya perhatian ibu membuatnya mulai membenci keluarganya. Sebagai pelarian, Aubie banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Dan mulailah Aubie bersinggungan dengan minuman keras dan obat-obatan.

Untunglah, fitrah Aubie masih cukup dominan. Saat berusia 18 tahun, ia terdorong untuk menjadi relawan pemerintah. Pilihannya ini juga menjadi solusi baginya untuk berpisah dengan keluarganya yang ia rasa tidak mempedulikannya.

“Aku meninggalkan rumah ketika aku berusia 18 tahun dan bepergian dengan sekelompok relawan yang disponsori pemerintah selama satu tahun,” imbuhnya.

Sekembalinya ke rumah, Aubie masuk ke perguruan tinggi sambil bekerja di instansi pemerintah yang menangani anak-anak bermasalah.

“Selama aku bekerja di dua instansi pemerintah yang berbeda, aku melihat semua jenis anak-anak dilecehkan dan rusak. Ini benar-benar membuat jiwaku menderita.”

Beban berat yang dirasakannya membuat Aubie yang saat itu telah berusia 25 tahun menjadi depresi.

“Satu malam di musim semi, aku memutuskan untuk bunuh diri. Aku menyiapkan kamar mandi dengan handuk dan berlari menuju air panas di wastafel. Aku mengambil pisau tajam dan mencoba mengiris pergelangan tanganku. Keluar sedikit darah. Tiba-tiba aku berteriak kesakitan dan rasa takut menghinggapiku. Aku takut pada Tuhan bahwa aku telah menyerah,” katanya menceritakan upaya bunuh diri.

Hari Minggu, Aubie kembali ke gereja. “Aku menangis setiap hari Minggu selama satu bulan, dan kemudian aku mulai belajar mendalami ajaran Kristen di Gereja Anglikan.”

Pada 11 September 2001, seluruh dunia seakan berubah bagi Aubie. “Aku sangat terkejut dan ngeri . Aku merasa seolah-olah Tuhan menamparku. Peristiwa itu tak pernah dapat dibayangkan sebelumnya. Aku pun takut, seperti orang lain. Lalu aku mulai bertanya-tanya tentang apa dikatakan media.”

Sebagai seorang wanita yang kritis, Aubie tidak percaya begitu saja dengan media. Terlebih, ia memiliki teman-teman muslim yang sama sekali berbeda dengan apa yang disuguhkan media.

“Aku melihat teman-temanku yang Muslim di tempat kerja. Mereka orang-orang baik, bukan teroris. Aku mulai berbicara dengan mereka. Pada awalnya, aku tertarik pada aspek geopolitik apa yang sedang terjadi. Mengapa "mereka" membenci" kita? Kemudian aku menemukan apa yang dilakukan pemerintah Barat di Timur Tengah dan Afrika Utara selama berabad-abad. Tidak heran mereka membenci kita” ujarnya.

Aubie kemudian melakukan penelitian tentang Islam. “Ide-ide Islam mulai merayap ke dalam pikiranku. Aku mencari orang-orang yang bisa membantuku di daerah ini. Alhamdulillah, akh Mohamed Saffie bersedia mengajariku bahasa Arab dasar.”

Semakin mempelajari Islam, Aubie semakin tertarik. Terlebih setelah ia mendapatkan terjemahan Qur’an dalam bahasa Inggris dari Quran.

“Aku sangat menarik dengan kitab ini. Rasanya seperti kata-kata aku cari selama ini,” tambahnya.

Dalam masa meneliti Islam itu, Aubie mendengarkan adzan dari sebuah masjid di daerah yang ia kunjungi. Entah mengapa, ia tiba-tiba menangis saat mendengar panggilan shalat tersebut.

“Perasaanku seperti bercampur antara kegembiraan dan kesedihan. Aku hanya ingin menangis dan menangis…”

Pada tahun itu, 2003, Aubie pun bersyahadat. Namun, secara terbuka ia baru memproklamirkan diri di Masjid Damaskus pada 1 Januari 2006. Dalam rentang masa itu ia dibimbing oleh ulama Masjid Toronto Imam Hamid Slimi.

Menjadi mualaf bukan hal yang mudah bagi Aubie. Ia mendapat penentangan dari keluarga, teman dan lingkungannya. Ia kembali menjadi terasing, bahkan bias lebih terasing dari masa kecilnya. Ia ditertawakan, dicemooh dan dimaki. Kendati demikian, Aubie yang telah mendapatkan nama Islam Noor Aubie tetap teguh dalam keislamannya. “Sebab aku tahu apa yang benar,” tegasnya.

Nama Noor pada Noor Aubie, menurutnya diambil dari surat An Nur, khususnya ayat ke 35. Subhanallah. [IK/bersamadakwah]

*http://www.bersamadakwah.com/2014/03/sebelum-masuk-islam-wanita-yang-mau.html

Keajaiban Dzikir Laa Haula wa Laa Quwwata Illa Billah

Banyak kisah yang menceritakan tentang keajaiban dzikir ataupun amalan yang memang Allah perintahkan. Jika didaftar, jumlahnya mungkin jutaan hingga tak terhingga. Bahkan, setiap kita, pasti pernah mengalaminya. Banyak hal yang menjelaskan tentang hal ini. Tapi yang paling pasti, bahwa keajaiban yang Allah berikan itu, bermaksud menegaskan satu kaidah, bahwa Allah itu benar-benar ada. Dan, KuasaNya, tak ada yang menandingi.

Sore itu, seorang istri berkisah tentang apa yang dialaminya ketika proses persalinan salah seorang anaknya. Ujiannya teramat rumit. Dan pasti; berat. Dalam kehamilan anak kesekiannya itu, wanita ini berulangkali mengalami pendarahan. Mungkin karena banyak aktivitas, atau memang beban hidup yang tak bisa dianggap ringan.

Untungnya, wanita ini masih merasa mempunyai Allah. Sehingga, kata menyerah atau putus asa, tak pernah bersarang di dalam sanubarinya. Dia yakin, bahwa yang menitipkan anak dalam rahimnya, adalah Allah yang Maha Menciptakan.

Dengan keyakinan itu, dia berusaha dengan sekuat tenaga agar anaknya ini lahir dengan selamat. Hingga akhirnya, setelah beberapa kali pendarahan sejak 5 bulan karena placenta previa, medis memutuskan untuk melakukan operasi cesar ketika kandungannya berusia 8 bulan.

Dilema tentunya. Bukan hanya terkait usia kandungan dan kondisi kesehatan sang ibu juga calon bayi, tapi juga terkait kondisi keuangan yang harus dibayarkan kepada pihak rumah sakit. Tapi sekali lagi, niat baik selalu menemukan muaranya. Hingga akhirnya, calon nenek sang bayi menandatangani perjanjian dengan pihak rumah sakit untuk melakukan operasi.

Atas ijin Allah, operasi berjalan lancar. Meski, sang bayi harus dirawat intensif di rumah sakit sampai keadaannya berangsur normal. Keluarga ini pun sibuk mencari dana untuk pembayaran biaya rumah sakit. Apalagi, sejak prosesi operasi hingga jabang bayi dirawat intensif itu, sudah memakan waktu selama lima belasan hari.

Sayangnya, Allah berkehendak lain. Sejauh kaki melangkah, usaha ibu dan keluarganya itu nihil. Hingga akhirnya, sang bayi ditahan di rumah sakit; tidak diijinkan pulang sampai pembayaran lunas. Menarik, ibu ini tak kelihatan menyerah. Dalam keterdesakan yang akut ini, dia bertutur,
“Sama sekali, saya tidak mempunyai harapan atau sandaran. Semua keluarga sudah dihubungi. Tapi memang, kami sedang dalam kesulitan keuangan. Namun, satu hal yang selalu saya ingat dan yakinkan; saya masih punya Allah.

Entah bagaimana awalnya, saya bertemu dengan seorang yang sama sekali belum pernah saya temui. Dia bertanya perihal apa yang saya alami. Kemudian dia mengatakan, ‘Segera buat rekening, ya? Ini nomor hand phone saya. Jika sudah ada nomor rekening, silahkan smskan ke nomor tersebut.’ Seperti mendapatkan durian runtuh, saya langsung bergegas, mendatangi bank terdekat.

Saya ingat betul. Untuk membuat rekening, kala itu hanya perlu uang sepuluh ribu rupiah. Setelah selesai, saya kirimkan nomor rekeningnya ke nomor hand phone yang tadi diberikan. Tak berselang lama, diterimalah sebuah pesan di hand phone saya, bahwa sudah ditransfer dana sebesar delapan juta rupiah untuk biaya selama di rumah sakit.
Dalam ketidakpercayaan yang bercampur aduk, saya beranjak mengecek kebenaran informasi itu. Benar. Ada uang sejumlah itu. Segeralah saya ambil dan menyerahkannya ke pihak rumah sakit. Akhirnya, kami bisa melenggang keluar rumah sakit.”
Logis? Sama sekali, tidak! Tapi begitulah; pengalaman membuat pendapat tak lagi terlalu relevan. Karena fakta, sekecil apapun, selalu lebih kuat dibanding pendapat sebesar apapun. Apalagi, jika sekedar wacana yang tak kunjung berbukti.

Lantas, bagaimana kelanjutan cerita ibu itu?

“Dalam keterdesakan itu, saya benar-benar buntu. Tidak tahu harus bagaimana. Untunglah, alam bawah sadar saya selalu berbisik. Bahwa Allah Maha Kuasa untuk melakukan apapun yang Dia kehendaki. Nah, selama masa itu, saya tak berhenti mengulangi kalimat Laa Haula wa Laa Quwwata Illa Billah. Bahwa tak ada daya dan upaya kecuali karena Allah. Dzikir itu, terus saya lantunkan. Selama proses pendarahan, hingga keputusan operasi dan dalam keadaan tak bisa pulang karena ‘ditahan’ oleh pihak rumah sakit.

Termasuk, ketika akhirnya saya bertemu dengan orang baik yang meminta agar saya membuat nomor rekening tabungan. Dan, dengan cuma-cuma dia kirimkan uang sejumlah jutaan rupiah itu. Anehnya, sesaat setelah selesai melaksankan pembayaran rumah sakit, nomor hand phone pria ini tak aktif lagi. Orangnya tak dikenal. Dan, sampai sekarang, kami belum mengetahui dimana rimbanya.

Jika mengingat hal ini, saya hanya bisa menangis. Berterimakasih kepada Allah atas kemahabaikanNya. Meskipun, bakti kami padaNya, ala kadarnya.

Mungkin, anda akan bertanya, ‘Dimana suami saya ketika itu?’ jawabnya, ‘Dia sudah berusaha. Tapi Allah belum memberikan keberhasilan padanya.’”

Memang, dalam banyak masalah, ada solusi-solusi yang kadangkali, tak ada hubungannya dengan permasalahan, jika ditilik dari segi logika. Namun Allah, selalu punya cara untuk membantu siapa yang bersungguh-sungguh dan yakin kepadaNya.

Kisah ini, semakin membuktikan. Bahwa Allah, benar adanya. Dia akan mendatangi kita, ketika kita mendatangiNya. Dia Maha Dekat, melebihi dekatnya urat leher kita. Karena Dialah yang telah menciptakan, merawat dan mendidik kita, maka sangat mustahil jika dia meningalkan kita. Pertanyaannya, “Seberapa besar keyakinan kita kepada dzat Yang Maha Besar itu?” []





Penulis : Pirman
Redaktur Bersamadakwah.com



*http://www.bersamadakwah.com/2014/03/keajaiban-dzikir-laa-khaula-wa-laa.html

Beginilah Cara Abu Bakar Mencegah Korupsi

Zuhud - ilustrasi
Jika cara Abu Bakar ini diadopsi oleh para pemimpin Muslim di zaman ini, pastilah Allah akan menjaganya dari korupsi. Dan pastilah, tak ada tuduhan korupsi.

Hari itu, tidak ada yang dapat memastikan bahwa Abu Bakar akan wafat. Akan tetapi, pada hari itu beliau memberikan wasiat.

“Wahai Aisyah,” kata Abu Bakar kepada putrinya, “Perhatikanlah segala sesuatu dari harta saya. Apabila hartaku bertambah setelah aku menduduki jabatan ini, maka kembalikanlah kepada khalifah sesudahku.”

Setelah Abu Bakar wafat, Aisyah pun memeriksa harta Abu Bakar. “Tidak ada yang bertambah dari hartanya kecuali unta yang biasa dipergunakan untuk menyirami kebun dan seorang hamba sahaya yang mengasuh bayinya,” ungkap Ummul Mukminin itu.

Seperti wasiat Abu Bakar, unta dan hamba sahaya tersebut diserahkanlah kepada Umar bin Khattab. Amirul mukminin bergelar Al Faruq ini pun menangis sesenggukan. “Allah merahmati Abu Bakar, ia telah menyusahkan orang-orang setelahnya (untuk dapat mencontohnya)” kata Umar yang berderai air mata. [IK/bersamadakwah]

*http://www.bersamadakwah.com/2014/03/beginilah-cara-abu-bakar-mencegah.html

Fakta Fakta Ilmiah Al Quran Terbukti !

Fakta Ilmiah dalam Al Quran telah terbukti kebenarannya yang banyak ditemukan oleh para ilmuwan. Setiap Rasul yang diutus Allah SWT kepada manusia dibekali dengan keistimewaan-keistimewaan yang disebut mukjizat. Mukjizat ini bukanlah kesaktian ataupun tipu muslihat untuk memperdayai umat manusia, melainkan kelebihan yang Allah SWT berikan untuk meneguhkan kedudukan para Rasulnya dan mempertegas seruan (dakwah) mereka agar manusia beriman kepada Allah SWT dan tidak mempersekutukan-Nya (tauhid).
Namun mukjizat setiap nabi dan Rasul berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan karakter dan kondisi kaumnya yang menjadi objek dakwah. Lalu, apakah mukjizat Nabi Muhammad saw?

Para ulama sependapat, di antara sekian banyak mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad saw, yang terbesar adalah Alquran. Alquran adalah kitab suci penyempurna kitab-kitab suci para nabi sebelumnya. Alquran bukan hanya petunjuk untuk mencapai kebahagiaan hidup bagi umat Muslim, tapi juga seluruh umat manusia.

Salah satu keajaiban Alquran, adalah terpelihara keasliannya dan tidak berubah sedikitpun sejak pertama kali diturunkan pada malam 17 Ramadan 14 abad yang lalu hingga kiamat nanti. Otentisitas Alquran sudah dijamin oleh Allah, seperti dalam firman-Nya, “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan Sesungguhnya Kami pula yang benar-benar memeliharanya.” (QS Al-Hijr: 9)

Bukti otentisitas ini adalah banyaknya penghafal Alquran yang terus lahir ke dunia, dan pengkajian ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti. Kejaibannya, meski Alquran diturunkan 14 abad lalu, namun ayat-ayatnya banyak yang menjelaskan tentang masa depan dan bersifat ilmiah. Bahkan dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat ini, banyak ayat-ayat Alquran yang terbukti kebenarannya. Para ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran itu melalui sejumlah ekperimen penelitian ilmiah.

Berikut beberapa fakta ilmiah Alquran yang dihimpun dari berbagai sumber, di mana berbagai penemuan ilmiah saat ini ternyata sesuai dengan ayat-ayatnya.

1. Fakta tentang besi

1 1Besi adalah salah satu logam berat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Dalam Alquran surat Al Hadiid ayat 25 menjelaskan bahwa Allah menurunkan besi yang memiliki kekuatan hebat dan memiliki banyak manfaat bagi manusia.

“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami turunkan (anzalnaa) besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya, padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.”

Dalam ayat ini, kata “anzalnaa” memiliki arti “kami turunkan” digunakan untuk menunjuk besi. Apabila diartikan secara kiasan kata “anzalnaa” menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia.

Apabila mengartikan kata itu secara harfiah, yakni “secara bendawi diturunkan dari langit”, maka diperoleh arti bahwa besi diturunkan dari langit. Beberapa ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran ayat itu. Partikel besi tidak berasal dari bumi melainkan berasal dari benda-benda luar angkasa.

Paling tidak, terdapat sembilan ayat dalam Alquran yang membahas dan menjelaskan tentang besi. Salah satunya, “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).” (QS An-Nahl: ayat 81)

2.  Fakta penciptaan berpasang-pasangan

1.1Surat Yaasin ayat 36 menjelaskan, Allah menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasang. Dalam ayat lain, Allah uga berfirman, “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.” (QS Adz-Zaariyat: 49).
Menurut ayat ini, Allah menciptakan yang berpasangan tidak hanya manusia, melainkan segala sesuatu yang tumbuh dari bumi dan berbagai partikel yang tidak terlihat mata.

Seorang ilmuwan asal Inggris, Paul Dirac, berhasil melakukan penelitian yang membuktikan bahwa materi diciptakan secara berpasangan. Penemuannya dinamakan ‘Parite. Dia memperoleh Nobel di bidang fisika pada tahun 1933 karena penemuannya itu.

3. Fakta tentang garis edar tata surya

1 1Matahari, planet, satelit dan benda langit lainnya bergerak dalam garis edarnya masing-masing. Alquran surat Al Anbiya ayat 33 dan surat Yaasin ayat 38 menjelaskan mengenai fakta ilmiah itu dan terbukti kebenaranya.

Banyak ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang alam semesta dan tata surya. Beberapa di antaranya seperti:

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS Al Anbiya:33)

“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS Yaa Siin: 38)

“Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.” (QS Yaa Siin: 39)

“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS Yaa Siin: 40)

Pengamatan astronomi telah membuktikan kebenaran fakta ini.  Menurut ahli astronomi, matahari bergerak sangat cepat dengan kecepatan mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang dinamakan Solar Apex.

Selain matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Semua bintang yang ada di alam semesta juga berada dalam suatu gerakan serupa.

4. Fakta tentang penciptaan manusia dalam 3 tahap

1 1Dalam Alquran surat Az Zumar ayat 6 dijelaskan, manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan.

“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”

Perkembangan ilmu Biologi modern telah berhasil mengungkap petunjuk dari ayat itu. Pertumbuhan bayi di dalam rahim melewati tiga tahap (tiga kegelapan). Alquran menggunakan istilah ‘kegelapan’ karena memang proses penciptaan manusia dalam perut ibu terjadi di dalam rahim yang gelap. Tahap-tahap itu, pertama, tahap Pre-embrionik, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel kemudian menjadi segumpalan sel yang membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot, sel-sel penyusunnya mengatur diri mereka sendiri untuk membentuk tiga lapisan.

Kedua, tahap Embrionik yang berlangsung lima setengah minggu. Bayi pada tahap ini disebut “embrio”. Organ dan sistem tubuh bayi juga mulai terbentuk.

Ketiga tahap fetus yang dimulai sejak kehamilan bulan 8 hingga lahir. Pada tahap ini bayi telah menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.

5. Fakta tentang jenis kelamin bayi

1 0Hasil penemuan ilmu genetika abad 20 menjelaskan bahwa jenis kelamin seorang bayi ditentukan oleh air mani dari pria. Dalam air mani pria terdapat kromosom x yang berisi sifat-sifat kewanitaan dan kromosom y berisi sifat kelaki-lakian. Sedangkan dalam sel telur wanita hanya mengandung kromosom x yang mengandung sifat-sifat kewanitaan. Jenis kelamin seorang bayi tergantung pada sperma yang membuahi, apakah mengandung kromosom x atau y.

Alquran telah menjelaskan fakta itu dalam surat An Najm ayat 45-46, “Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila dipancarkan.”
Sebelum penemuan itu diperoleh, masyarakat menganggap bahwa penentu jenis kelamin berasal dari wanita.

6. Fakta tentang sidik jari manusia

1 0Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara satu orang dengan lainnya. Keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19. Sebelum penemuan itu, sidik jari hanya dianggap sebagai lengkungan biasa yang tidak memiliki arti.
Alquran surat Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang kekuasaan Allah untuk menyatukan kembali tulang belulang orang yang telah meninggal, bahkan Allah juga mampu menyusun kembali ujung-ujung jarinya dengan sempurna.

QS Al Qiyamah ayat 3-4:
“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?”
“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”
7. Fakta tentang menyusui bayi selama 2 tahun

Air susu ibu atau ASI sangat bermanfaat bagi bayi. ASI adalah sumber makanan terbaik bagi bayi dan mengandung zat yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Tidak ada susu buatan manusia yang mampu menandingi kualitas ASI.

Alquran surat Luqman ayat 14 menganjurkan manusia untuk berbuat baik kepada ibu bapaknya, ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Surat ini menjelaskan bahwa waktu yang terbaik untuk memberikan ASI bagi seorang bayi adalah 2 tahun karena memberikan banyak manfaat.

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.  Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”

8. Fakta tentang relativitas waktu

1 0Albert Einstein pada awal abad 20 berhasil menemukan teori relativitas waktu. Teori ini menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Waktu dapat berubah sesuai dengan keadaannya. Beberapa ayat dalam Alquran juga telah megisyaratkan adanya relativitas waktu ini, di antaranya dalam Alquran surat Al Hajj ayat 47, surat As Sajdah ayat 5 dan Alquran surat Al Ma’aarij ayat 4.

“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS Al Hajj: 47)

“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS As Sajdah:5)
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS Al Ma’arij:4)

Beberapa ayat Alquran lainnya menjelaskan, manusia terkadang merasakan waktu secara berbeda, waktu yang singkat dapat terasa lama dan begitu juga sebaliknya.

9. Fakta tentang gunung

1 0Gunung tidak hanya memperindah pemandangan. Dikaji dari ilmu geologi, gunung berfungsi sebagai penyeimbang bumi dari goncangan. Gunung  muncul karena tumbukan lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip ke bawah sedangkan  lempengan yang lemah melipat ke atas membentuk dataran tinggi dan gunung.

Alquran menjelaskan fungsi gunung dalam beberapa ayat di antaranya dalam surat Al Anbiyaa ayat 21 dan surat An Naba’ ayat 6-7. Gunung diibaratkan sebuah paku yang menjadikan lembaran kayu tetap saling menyatu.

“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS Al Anbiya:31)
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?,” (QS An Naba’: 6-7)

10. Fakta tentang dasar lautan yang gelap

1 0Manusia tidak mampu menyelam di laut dengan kedalaman di bawah 40 meter tanpa peralatan khusus. Dalam sebuah buku berjudul Oceans juga dijelaskan, pada kedalaman 200 meter hamper tidak dijumpai cahaya, sedangkan pada kedalaman  1000 meter  tidak terdapat cahaya sama sekali.

Kondisi dasar laut yang gelap baru bisa diketahui setelah penemuan teknologi canggih. Namun Alquran telah menjelaskan keadaan dasar lautan semenjak ribuan tahun lalu sebelum teknologi itu ditemukan. Alquran surat An Nur ayat 40 menjelaskan mengenai fakta ilmiah ini.

“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun.” (QS An Nuur: 40).

sumber : bbrp/detik/HK/LJk
*http://www.eramuslim.com/peradaban/quran-sunnah/fakta-fakta-ilmiah-al-quran-terbukti.htm#.Uyvny6I5UdV