Petugas diminta tidak kaget menyaksikan ibadah warga muslim.
(REUTERS)
Kalangan ulama dan umat Muslim pun menyambut baik langkah-langkah pemerintah AS itu. Apa yang mereka lakukan itu merupakan pendekatan yang efektif dalam memperkenalkan budaya Islam bagi sebagian besar publik di Negeri Paman Sam, mengingat Islam sebenarnya turut menjadi bagian sejarah Amerika selama ratusan tahun.
Cara unik dalam menghormati umat Muslim menjalankan ibadah di bulan suci Ramadan baru-baru ini ditunjukkan Badan Keamanan Transportasi Amerika Serikat (TSA). Otoritas itu mengimbau seluruh pengunjung yang ingin bepergian tidak kaget melihat aktivitas umat Muslim selama Ramadan di bandara. Hal serupa juga telah disampaikan TSA pada para pekerja bandara dan maskapai penerbangan.
Diberitakan US News awal pekan ini, TSA mengeluarkan maklumat yang berisikan praktik ibadah umat Muslim yang mungkin dilakukan di bandara. Di antaranya mengambil wudhu di toilet bandara, salat di pesawat, dan membaca Al-Quran di pesawat atau bandara.
"TSA telah mengingatkan aparat keamanan bahwa kemungkinan ada penumpang yang melakukan praktik ibadah atau meditasi selama Ramadan," ujar pernyataan TSA.
Penumpang non-Muslim atau petugas diminta tidak kaget dan bertindak sewajarnya jika menyaksikan ibadah Muslim. Jangan kaget juga jika menemukan umat Muslim mencuci kaki dan tangan mereka di toilet.
"Sebelum ibadah, Muslim mensucikan diri, contohnya membersihkan atau mencuci beberapa anggota tubuh yang biasanya diusahakan dilakukan di tempat tertutup, namun kadang dilakukan di toilet bandara," ujar pernyataan TSA lagi.
Penumpang non-Muslim juga diminta bertindak biasa saja jika melihat Muslim mengaji di bandara atau pesawat. "Mereka juga mungkin membawa biji tasbih dan sering membacakan doa dengan berbisik," jelas TSA.
Maklumat ini disambut baik oleh Dewan Hubungan Islam-Amerika, organisasi advokasi Muslim di negara tersebut. "Kami menghargai TSA mengambil inisiatif dalam masalah ini dan telah membantu mencegah adanya kesalahpahaman pada publik dan aparat keamanan," ujar juru bicara organisasi ini, Ibrahim Hooper.
Lembaga Muslim Public Affair Council juga menyambut baik keputusan TSA. Menurut seorang pengurusnya, Haris Tarin, anjuran dari TSA itu merupakan contoh yang baik dari pemerintah dalam memperkenalkan budaya Islam kepada publik Amerika.
"Kami menyambut baik setiap upaya TSA dalam menciptakan suasana yang saling memahami," kata Tarin seperti dikutip di laman stasiun berita CNN. Menurut dia, di saat yang sama, imbauan TSA itu pun bisa mengetengahkan kebiasaan umat Muslim yang selama ini masih tampak asing bagi banyak warga di Amerika.
Tanggal 1 Ramadan 1434 H di Amerika Serikat jatuh pada hari Selasa, 9 Juli 2013. Warga Muslim AS akan berpuasa di tengah teriknya matahari musim panas. Di bulan ini, matahari bisa terbit lebih dari 15 jam sehari.
Tradisi Pemimpin
Presiden Barack Obama, seperti tahun-tahun sebelumnya, mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa bagi Muslim di Amerika Serikat dan seluruh dunia. Dalam pernyataannya, dia memaknai Ramadan sebagai bulan bercermin, dan meneguhkan komitmen perdamaian.
"Dengan dimulainya bulan suci Ramadan, Michelle dan saya menyampaikan harapan terbaik kami bagi seluruh komunitas Muslim di Amerika Serikat dan seluruh dunia," kata Obama seperti yang dimuat di situs Gedung Putih, Selasa 8 Juli 2013.
Ramadan menurut Obama adalah saat 1,5 miliar umat Muslim dunia berkumpul bersama keluarga dan merayakan prinsip yang menyatukan manusia dari berbagai keyakinan. "Sebuah komitmen perdamaian, keadilan, persamaan dan kasih sayang sebagai manusia. Ikatan ini jauh lebih kuat dibanding perbedaan yang seringkali memisahkan kita," ujarnya.
Bulan Ramadan juga, menurutnya, mengingatkan akan pentingnya hak-hak akan kebebasan, martabat dan kesempatan yang sama sebagai manusia. Nilai-nilai inilah yang menurut Obama tengah diperjuangkan oleh masyarakat di Timur Tengah dan Afrika Utara, saat jutaan pengungsi merayakan Ramadan jauh dari rumah mereka.
"AS berdiri bersama mereka yang berjuang membangun dunia dimana setiap orang bisa menentukan masa depan mereka sendiri dan mempraktikkan keyakinan mereka dengan bebas, tanpa takut diintai kekerasan," ujarnya.
Selain itu, kata Obama, Ramadan juga mengingatkan akan pentingnya peran Muslim dalam membangun negara Amerika. Di antaranya adalah dalam bidang ilmu pengetahuan, penciptaan lapangan pekerjaan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Saya merasa terhormat melaksanakan buka puasa bersama di Gedung Putih selama empat tahun terakhir, dan tahun ini saya tidak sabar menyambut Muslim Amerika yang berkontribusi di negara ini sebagai wiraswasta, aktivitis dan seniman," ujarnya.
Islam bukan agama yang baru bagi rakyat Amerika. Bahkan Islam sendiri sudah menjadi bagian dari sejarah AS sejak ratusan tahun yang lalu.
"Jadi Islam sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah bangsa kami. Islam merupakan bagian penting untuk negara kami," Utusan Khusus Menteri Luar Negeri AS untuk Masyarakat Muslim, Farah Anwar Pandith, kepada VIVAnews beberapa waktu lalu.
Dia juga menunjukkan bahwa, sebelum kepresidenan Obama, para pemimpin Amerika menunjukkan cara yang unik dalam menghormati Islam. Contohnya, pada masa Presiden Thomas Jefferson, yang memerintah selama 1801– 1809. Dia meletakkan satu salinan lengkap Al-Qur'an di rak bukunya. Selain itu, John Quincy Adams (1825-1829) adalah presiden pertama AS yang mengadakan jamuan buka puasa bersama dengan Duta Besar Tunisia.
Lalu lebih dari 50 tahun silam, ungkap Pandith, Presiden Dwight Eisenhower mengetahui tidak ada tempat khusus bagi Muslim untuk beribadah di Washington DC. Akhirnya dia memberikan sebidang tanah untuk Muslim Washington dan mengatakan, tempat ibadah yang mereka inginkan bisa dibangun di atasnya. Kini, di atas tanah itu berdiri Islamic Center Washington DC.
Bill Clinton saat masih menjabat sebagai presiden mengadakan acara perayaan Idul Fitri pertama di Gedung Putih. Presiden Gerald Ford dan Jimmy Carter juga memberikan sedikit waktunya untuk turut berdoa pada waktu berbuka puasa.
Selain itu, Presiden George W. Bush juga menaruh Al-Qur'an di perpustakaannya di Gedung Putih. Bush adalah presiden AS pertama yang menunjuk seorang Muslim menjadi imam AS untuk misi kebebasan beragama di dunia.
Namun, Dari semua presiden yang berusaha merangkul masyarakat Muslim, usahanya belum ada yang sebagus Obama.
Presiden Obama berusaha merangkul Muslim di seluruh dunia. Beliau beberapa waktu yang lalu sempat pergi ke Turki dan berusaha menjalin hubungan dengan muslim di sana. Presiden Obama mengadakan perjanjian yang didasarkan penghormatan dan kesamaan kepentingan. Di departemen apapun yang ada di AS, kami semua menerapkan misi Obama tersebut.
"Islam di AS akan menjadi besar, dan presiden Obama sudah pernah membicarakan hal ini. Satu hal yang perlu saya tekankan, tidak ada kontradiksi antara menjadi Muslim dan menjadi warga AS," kata Pandith.
Dari segi bisnis, para masyarakat Muslim AS memiliki daya beli yang paling tinggi di antara masyarakat lainnya, yaitu sekitar US$200 miliar (Rp1,7 triliun). Itu jumlah yang sangat besar. Menurut lembaga survei Gallup, komunitas Muslim juga merupakan salah satu yang memiliki pendidikan dan penghasilan tertinggi. Muslim Amerika tidak bisa dianggap enteng. (sj)
Sumber : http://us.fokus.news.viva.co.id/news/read/428509-cara-unik-amerika-hormati-umat-muslim-berpuasa?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar