Sesungguhnya merupakan nikmat Allah yang terbesar adalah diutusnya Nabi
Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam dan diturunkan nya al-Qur'an
kepadanya untuk memberi petunjuk kepada manusia, mengajari dan
mengingatkan mereka tentang segala yang bermanfaat bagi mereka di dunia
dan di akhirat. Atas dasar inilah Allah memuliakan ummat ini.
Al-Qur'an adalah kalam (firman) Allah Ta'ala, baik huruf maupun
maknanya, dia bukan makhluk. Dari Allah al-Qur'an berasal dan kepada-Nya
dia akan kembali. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, artinya,
،§Dan sesungguhnya al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb
semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam
hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang
yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.،¨ (QS. Asy
Syu'araa:195)
Al-Qur'an merupakan kitab yang universal untuk seluruh manusia,
bahkan untuk bangsa jin, untuk memberikan kabar gembira dan peringatan
kepada mereka. (periksa QS. al-Jin:2)
Al-Qur،¦an diturunkan kepada manusia dengan memiliki fungsi yang
amat banyak. Di antara fungsi diturunkannya al-Qur'an adalah sebagai
berikut:
Sebagai Petunjuk (Huda)
Allah Ta'ala telah berfirman,artinya,
،§Alif laam miim. Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.،¨ (QS. al- Baqarah:1-2)
Dan di pertengahan surat al- Baqarah Allah juga berfirman,
،§(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil).،¨ (QS.al- Baqarah:185)
Di awal surat al-Baqarah tersebut Allah Ta'alamenyebut al-Qur'an
sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa sedangkan di pertengahannya
disebutkan sebagai petunjuk bagi manusia, dan ini sifatnya umum baik
bagi yang bertakwa maupun yang tidak bertakwa.
Adapun petunjuk bagi orang bertakwa, mempunyai arti bahwa mereka
mampu mengambil manfaat dan mengambil faidah dari al-Qur'an itu, serta
mereka mampu manjadikan cahaya al-Qur'an sebagai penerang bagi mereka.
Sedangkan petunjuk bagi manusia, artinya al-Qur'an memberi
penjelasan bagi mereka mana jalan yang lurus terbimbing, jika mereka
menghendaki jalan lurus tersebut bagi diri mereka.
Jadi al-Qur'an merupakan petunjuk dilalah dan irsyad (penjelasan dan
bimbingan) bagi seluruh manusia, dan petunjuk taufiq bagi orang yang
bertakwa, khususnya mereka yang memenuhi panggilan al-Qur'an.
Jadi hidayah itu ada dua macam, yaitu hidayah taufiq wa 'amal
(respon dan aksi). Ini khusus bagi orang yang beriman, dan hidayah
dilalah wa irsyad (bimbingan dan penjelasan) yang bersifat informatif
untuk seluruh umat manusia. Allah Ta'alajuga berfirman menyifati al
Qur'an,artinya,
،§Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang
mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, dan
sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhirat, Kami
sediakan bagi mereka azab yang pedih.،¨ (QS. Al Israa':9-10)
Allah Ta'ala menyebutkan al-Qur'an sebagai petunjuk yang paling
lurus (aqwam), yaitu kepada jalan yang paling lurus dan adil yang
mengantarkan kepada Allah Ta'ala. Jika anda menghendaki untuk sampai
kepada Allah Azza wa Jalla dan surga Nya maka anda harus beramal dengan
al-Qur'anul Karim.
Al Qur'an sebagai Ruh.
Di dalam ayat yang lain Allah menyebut al-Qur'an dengan ruh, dan
salah satu makna ruh di sini adalah segala yang menjadikan hati hidup
penuh dengan makna. Sebagaimana halnnya tubuh, jika di dalamnya ada ruh
maka dia akan hidup dan jika ruh keluar dari badan maka dia akan mati.
Allah ƒnberfirman, artinya,
،§Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (wahyu/al-Qur'an)
dengan perintah Kami.Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab
(al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami
menjadikan al-Qur'an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang
Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu
benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.،¨ (QS. Asy
Syura:52)
Al-Qur'an adalah ruh bagi hati, dan ruh hati lebih khusus daripada
ruh badan. Allah menamainya dengan ruh karena dengan al-Qur'an itu hati
menjadi hidup. Maka apabila al-Qur'an telah bertemu dengan hati pasti
dia akan hidup dan bercahaya. Dia akan mengenal Rabbnya, menyembah Allah
di atas dasar bashirah (ilmu), takut kepada-Nya, bertakwa ,
mencintai-Nya, meninggikan serta mengagungkan-Nya. Ini dikarenakan
al-Qur'an merupakan ruh yang menggerakkkan hati sebagaimana ruh (nyawa)
yang menggerakkan badan.
Jika nyawa masuk ke dalam badan maka dia akan menggerakkan badan itu
serta menjadikannya hidup.Demikian pula al-Qur'an, jika masuk ke dalam
hati maka akan menghidupkan serta menggerakkan hati untuk takut kepada
Allah serta mencintai-Nya. Sebaliknya jika hati tidak dimasuki al-Qur'an
maka akan mati, sebagaimana badan yang tidak punya ruh.
Maka di sini ada dua kehidupan dan dua kematian. Dua kematian adalah
matinya jasmani dan matinya hati sedang dua kehiduan adalah hidupnya
jasmani dan hidupnya hati. Hidupnya badan berlaku bagi mukmin dan kafir,
orang takwa dan orang fasik, bahkan seluruh manusia dan hewan tidak ada
bedanya. Yang membedakan adalah hidupnya hati, dan ini tidak didapati
kecuali pada hamba Allah yang mukmin dan muttaqin. Adapun orang kafir
dan binatang ternak maka mereka kehilangan hidupnya hati, meskipun badan
dan jasmani mereka hidup.
Al Qur'an sebagai Cahaya
Allah menamai al-Qur'an dengan Nur (cahaya), yaitu sesuatu yang
menerangai jalan yang terbentang di hadapan manusia sehingga tampak
segala yang ada di hadapannya. Apakah ada lobang, ataukah duri lalu
menghindarinya, dan kelihatan pula jalan yang selamat sehingga dia
manempuh jalan itu.
Orang yang tidak mempunyai cahaya maka dia berada di dalam
kegelapan, tidak bisa melihat lobang serta duri, tidak mengetahui adanya
bahaya karena memang tidak mampu untuk melihat.
Kita semua tahu adanya cahaya yang mampu kita lihat, seperti cahaya
matahari, lampu,lentera dan cahaya yang lain. Dengan adanya cahaya
inilah kita tahu bagaimana sebaiknya berjalan di jalanan, di pasar, di
rumah dan kita tahu dengan cahaya itu apa yang perlu untuk kita jauhi
dan waspadai.
Akan tetapi cahaya al Qur'an adalah cahaya maknawi yang
memperlihatkan kepada anda apa yang bermanfaat bagi anda dalam urusan
agama maupun dunia, menjelaskan kepada anda yang hak dan yang batil,
menunjukkan jalan menuju surga sehingga anda menempuhnya berdasarkan
cahaya dan bimbingan Allah Subhannahu wa Ta'ala .
Al-Qur'an adalah nur maknawi yang dengannya anda dapat membedakan
jalan yang terang dari jalan yang gelap, membedakan jalan surga dari
jalan neraka. Dengannya engkau akan tahu mana yang bermanfaat dan mana
yang berbahaya, engkau tahu kebaikan dan keburukan. Maka al-Qur'an
adalah cahaya semesta alam untuk menuju jalan kesuksesan, kebahagiaan
dan kemenangan di dunia dan di akhirat.
Al Qur'an sebagai Pembeda
Allah Ta'ala juga menyifati al Qur'an sebagai Furqaan (pembeda) sebagai mana firman-Nya, artinya,
،§Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (yaitu al-Qur'an)
kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh
alam.،¨ (QS. Al Furqaan:1)
Artinya al-Qur'an membedakan antara yang haq dengan yang batil,
antara yang lurus dengan yang sesat, yang bermanfaaat dan yang
berbahaya. Dia menyuruh kita semua mengerjakan kebaikan dan melarang
kita dari perbuatan buruk dan dia memperlihat kan segala apa yang kita
perlukan untuk urusan dunia dan akhirat, maka dia adalah furqan dalam
arti membedakan antara yang hak dengan yang batil.
Al Qur'an sebagai Obat Penawar
Allah Subhannahu wa Ta'alaƒn juga menyebut al-Qur'an ini sebagai syifa'(obat penawar), Dia berfirman, artinya,
،§Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.،¨ (QS. Yunus:57)
Dia merupakan obat bagi penyakit yang bersifat hakiki (yang menimpa
badan) dan penyakit yang sifatnya maknawi (yang menimpa hati). Merupakan
obat bagi penyakit badan, dengan cara membacakannya untuk orang yang
sakit atau terkena ain (hipnotis), kesurupan jin dan semisalnya.
Dengan izin Allah Subhannahu wa Ta'ala orang yang sakit akan menjadi
sembuh jika bacaan tersebut berasal dari hati seorang mukmin yang yakin
kepada-Nya. Apabila keyakinan yang kuat berkumpul antara orang yang
membacakannya dengan yang di bacakan untuknya maka Allah akan memberikan
kesembuhan bagi si sakit.
Al-Qur'an juga merupakan obat bagi penyakit maknawi, seperti
penyakit ragu-ragu (syak), syubhat (kerancuan), kufur dan nifak.
Penyakit-penyakit ini jauh lebih berbahaya daripada penyakit badan.
Penyakit hati lebih berbahaya daripada penyakit badan karena
penyakit badan ujung penghabisannya adalah mati sedangkan mati itu pasti
terjadi dan tidak mungkin dapat ditolak. Penyakit hati jika dibiarkan
terus menerus maka akan menyebabkan matinya hati , rusak secara total
sehingga si empunya hati menjadi seorang kafir, condong kepada kaburukan
, fasik. Dan tidak ada obat baginya selain daripada al-Qur'an yang
telah diturunkan oleh Allah sebagai obat.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, artinya,
،§Dan Kami turunkan dari al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur'an itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.،¨ (QS. Al Israa':82)
Allah Subhannahu wa Ta'ala menjadikan al-Qur'an sebagai obat bagi
orang mukmin dan mengkhususkan itu untuk mereka karena hanya orang
mukmin saja yang mampu mengambil manfaat dan mengambil petunjuk dengan
al-Qur'an itu sehingga hilang dari mereka segala was-was, keraguan dan
syubhat dari dalam hati mereka.
Sedang orang-orang munafik dan orang-orang kafir serta pelaku
kemusyrikan maka mereka tidak dapat mengambil faedah dari al Qur،¦an
selagi mereka masih terus menerus berada di atas kemusyrikan,
kemunafikan dan kekufuran mereka. Kecuali jika mau behenti dari semua
itu dan bertobat kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala.
Semoga Allah Subhannahu wa Ta'ala menjadikan kita semua sebagai ahli
al-Qur،¦an yang senantiasa membaca, memahami dan mengamalkan isinya.
Amin ya Rabbal ،¥alamin.
Diambil dari muqaddimah kitab ،§Tadabbur al-Qur،¦an،¨, Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan (Ibnu Djawari)
*http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=lihatannur&id=275
Tidak ada komentar:
Posting Komentar