VIVAnews - Sebuah operator telepon seluler di Iran meminta maaf pada Muslim Sunni atas penghinaan terhadap sahabat nabi Muhammad dalam sebuah kuisnya.
Diberitakan Iran Daily Brief pada Senin, 22 Juli 2013, operator ponsel Irancell dianggap telah menghina Khalifah Umar bin Khattab dalam kuis melalui SMS. Dalam kuis tersebut, Irancell menanyakan: "Siapa hakim yang dikelabui iblis pada era Imam Ali?"
Ada dua pilihan jawaban dalam pertanyaan tersebut: A. Sharih Qazi (hakim Sunni di kota Kufa pada masa awal pemerintah Islam). B. Umar bin Khattab (Khalifah kedua umat Islam dunia). Kuis ini lantas menuai kecaman dari Muslim Sunni di Iran.
Pada khutbah Jumatnya, imam kota Zahedan, Mowlavi Abdulhamid mengatakan bahwa Irancell "telah melecehkan salah satu tokoh terbaik Islam."
Pihak operator langsung meminta maaf dengan mengatakan "Irancell berkomitmen menghargai persatuan Muslim, kedekatan antar agama dan agama-agama seluruhnya". Kuis tersebut juga dibatalkan.
The Golden Key Institute, penyelenggara kuis ini juga menyatakan hal yang sama. "Umar bin Khattab tidak hidup di masa yang dimaksud dalam pertanyaan itu, maka dari itu tidak mungkin itu adalah jawaban yang benar," ujar penyelenggara.
Kendati demikian, Muslim Sunni di Iran sudah terlanjur marah. Jaksa penuntut di Zahedan akhirnya melancarkan gugatan hukum pada Irancell atas dakwaan memecah belah Sunni-Syiah di Iran.
Kecaman serupa juga datang dari masyarakat Sunni Iran di sosial media, menyerukan boikot Irancell. Tindakan Irancell ini tidak ayal memicu kembali ketegangan sektarian di Iran yang mayoritas Syiah.
Selama ini Muslim Sunni, sekitar delapan persen dari populasi Iran, dianggap sebagai masyarakat kelas dua. Muslim Sunni memang memiliki perwakilan di parlemen, namun tidak ada yang menjabat di kabinet. Aktivis sering memprotes jumlah perwakilan Sunni yang tidak proporsional dibanding kelompok Syiah.
Sebelumnya Abdulhamid telah beberapa kali mengkritik kebijakan pemerintahan Syiah Iran yang mendiskriminasi Sunni. Dalam ceramahnya tahun 2010, dia mengatakan bahwa pemerintahan Syiah telah melarang pembukaan madrasah Sunni. Kubu Ayatullah Khamenei juga melarang Muslim Sunni beribadah, mendidik anak sesuai ajaran mereka, dan melarang didirikannya Masjid Sunni di Teheran, serta menghalangi pelaksanaan shalat Idul Fitri.
Presiden baru yang terpilih, Hassan Rouhani telah berkomitmen akan menghapuskan kebijakan-kebijakan yang mendiskriminasi kelompok Sunni. Pernyataan ini disampaikan Rouhani dalam pertemuan dengan Abdulhamid beberapa waktu lalu. (eh)
Sumber : http://m.news.viva.co.id/news/read/431234-hina-sahabat-nabi--operator-ponsel-iran-minta-maaf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar