Selama ini kalangan medis berpendapat bahwa janin tidak memiliki ekpresi apa pun sampai enam minggu kelahiran. Setelah itu, barulah ia belajar tersenyum dengan meniru ibunya. Namun hasil penemuan terbaru mementahkan pendapat tersebut. Ternyata melalui teknologi ultrasonografi 4 Dimensi (USG 4D) diketahui bahwa janin bisa tersenyum dan menangis saat masih dalam rahim.
Tentu saja fakta ini mengejutkan banyak ilmuwan. Mereka kemudian bertanya, siapakah yang mengajarkan janin itu menangis dan tersenyum, padahal ia belum melihat ibunya?
Profesor Stuart Campbell mengatakan, “Ada apa di balik senyum itu? Tentu saja, saya tidak bisa menjawabnya. Tapi, faktanya muncul sudut dan tonjolan di pipi. Aku pikir itu pasti ada indikasi kepuasan dalam sebuah lingkungan yang bebas stres.”
Bagi orang yang memahami al-Qur`an tentu pertanyaan itu akan terjawab. Dalam kitab suci tersebut Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.”
(An-Najm [53]: 43)
Ayat ini merupakan indikasi yang kuat bahwa yang memberikan kemampuan tertawa dan menangis janin tersebut adalah Allah.
Sebelumnya, al-Qur`an juga dengan tepat menjelaskan proses kejadian manusia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan. Keajaiban penciptaan manusia tersebut terungkap melalui tahap-tahap perkembangan
janin yang digambarkan oleh al-Qur`an.
Ia dimulai dengan pembentukan sel-sel germinal pada orang tuanya. Ketika sperma bertemu dengan ovum, keduanya membentuk zigot (nutfah amsyaj) yang kemudian menjadi gumpalan seperti lintah (‘alaqah). Selanjutnya ‘alaqah tersebut berubah menjadi segumpal daging sekunyahan (mudghah), lalu berubah lagi menjadi tulang yang tertutup dengan daging.
Dalam jangka waktu yang telah ditentukan, sel-sel itu tumbuh menjadi makhluk lain yang dinamis dan bergerak dalam rahim ibunya, dengan ekspresi wajah terlihat jelas.
Kini, setelah ditemukan sebuah alat canggih, ternyata janin bisa tersenyum dan menangis dalam perut ibu sebelum mereka melihat cahaya di bumi. Tentu saja yang bisa melakukan hal itu hanyalah Allah Ta’ala sebagaimana termaktub dalam ayat di atas tadi.
Penemuan ini sekaligus membuktikan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan
tidak hanya sejalan dengan al-Qur`an, tetapi kitab tersebut juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan para ilmuwan.*
(Bahrul Ulum/Suara Hidayatullah SEPTEMBER 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar