Oleh : Rusdiono Mukri
''Jika selesai mengerjakan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia-Nya, dan
perbanyaklah mengingat Allah agar engkau beruntung.'' (QS Al-Jumuah
[62]: 10). Islam mengajarkan umatnya bekerja keras untuk mencari nafkah,
baik guna mencukupi kebutuhan sendiri maupun keluarga.
Sebaliknya,
Islam mencela umat yang malas, yang hanya menggantungkan hidupnya pada
belas kasihan orang lain. ''Sungguh pagi-pagi seorang berangkat, lalu
membawa kayu bakar di atas punggungnya, ia bersedekah dengannya dan
mendapatkan kecukupan dengannya, sehingga tidak minta-minta kepada orang
lain, jauh lebih baik baginya daripada meminta ke orang lain, mereka
memberinya atau menolaknya. Ini karena tangan yang di atas jauh lebih
baik daripada tangan di bawah, dan mulailah dari orang yang menjadi
tanggungan Anda.'' (HR Muslim dan Turmudzi).
Mencari kayu bakar
di hutan lalu menjualnya--dan pekerjaan 'sepele' lainnya--merupakan
pekerjaan mulia di mata Allah SWT dan Rasul-Nya. Karena itulah Islam
memberi penghargaan kepada mereka yang bekerja keras mencari nafkah.
''Orang yang berusaha keras mengejar kesejahteraan dunia dengan
cara-cara yang benar, dengan menjauhkan diri dari meminta-minta kepada
orang lain untuk membiayai keluarganya, dan bersikap baik kepada
tetangga, maka pada hari kiamat dia akan dibangkitkan Allah dengan wajah
cemerlang seperti bulan purnama.'' (HR Abu Naim).
Hadis di atas
mengajarkan kita untuk mencari nafkah dengan cara halal. Seorang
pedagang, misalnya, tidak menipu pembeli atau curang dalam menakar.
Karyawan dan direksi sebuah perusahaan tidak korupsi atau melakukan
mark-up. Hakim dan jaksa tidak 'menjual' perkara.
Begitupun
dengan para pejabat, dari tingkat desa sampai presiden, tidak korupsi
atau menyalahgunakan wewenang dan kekuasaannya untuk kepentingan diri
dan golongannya. Betapa banyak mereka yang tergelincir karena curang
dalam mencari nafkah. Banyak mantan pejabat masuk bui karena terbukti
korupsi. Atau pedagang yang kehilangan pelanggan karena curang dalam
menakar.
Karena itulah kita harus banyak mengingat Allah SWT saat
bekerja. Jangan melanggar larangan Allah SWT dalam berbisnis.
Percayalah bahwa Allah Maha Mengetahui. Dia melihat apa yang kita
kerjakan.
Jadi tak ada gunanya curang. Sebab perbuatan itu nanti
akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. ''Pada hari ini Kami
tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan kaki
mereka memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.'' (QS
Yasin [36]: 65).
Sumber : http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=262087
Tidak ada komentar:
Posting Komentar