oleh Ustadz Samson Rahman
Tak
ada pilihan lain bagi kita dalam kehidupan ini kecuali bertekad untuk
melakukan segala cara dan upaya untuk menjadi yang terbaik dan setelah
itu dengan tenang menghadap Allah Yang Maha Pemaaf dan Mahalembut pada
hamba-hamba-Nya. Seorang muslim yang baik menurut Rasululullah memang
bukan hanya orang yang banyak ibadah mahdhahnya, namun yang tak kalah
pentingnya adalah mereka yang mampu memberikan kebaikan pada orang lain
dengan lapang dada. Mampu menjadi orang yang senantiasa menjadi saluran
pipa kebaikan pada orang lain dan orang lain ikut menikmatinya.
Kehidupan
yang terbatas ini hendaknya kita rekayasa agar kita semua menjadi
kolektor kebaikan yang semakin hari semakin banyak. Kita bisa menjadi
kolektor kerendahan hati yang bisa mengangkat derajat kita dan
menghindari keangkuhan yang hanya merendahkan posisi kita di sisi-Nya.
Kerendahan hati adalah simbol kejernihan nurani yang menghadirkan
semai-semai kedamaian jiwa karena kita tidak terbebani untuk berlaku
sombong pada siapa saja. Kita koleksi kebaikan dengan menanamkannya
karena kita yakin suatu saat pasti akan menuainya. Kebaikan yang terus
kita tanam pasti akan bersemi jika kita rajin menyiraminya dengan
kebaikan lain yang menyuburkan tanaman lama kita.
Seorang
kolektor kebaikan akan senantiasa memburu kebaikan-kebaikan itu itu
sebagai bekal di hari kemudian. Dia akan rajin mensyukuri yang ada
walaupun sedikit agar dia mampu mensyukuri yang banyak, dia akan banyak
diam karena kesadarannya bahwa diam terhadap sesuatu yang tidak berguna
adalah sebuah keselamatan. Diam adalah hikmah yang jarang orang suka
melakoninya. Diam adalah emas, yang jarang orang memburunya. Kebanyakan
orang lebih suka bicara daripada mendengar. Tak banyak orang yang sadar
bahwa mulut yang dia miliki hanyalah satu adanya sementara telinga yang
Allah karuniakan adalah dua. Maka sangatlah pantas jika porsi dua
telinga mendapatkan porsi lebih banyak mendengar.. Padahal barang siapa
yang banyak bicara sering kali banyak tergelincirnya. Barang siapa yang
memiliki syahwat bicara dia sering kali terperangkap oleh jaring
ucapannya.
Kolektor kebaikan akan
mengagendakan dalam kehidupannya untuk memberikan kemudahan-kemudahan
pada orang lain karena dia sadar bahwa apa yang dia lakukan akan
memudahkannya dalam kehidupan dunia dan akhiratnya. Agenda hidupnya akan
senantiasa dia fokuskan untuk menyelamatkan orang lain dari telikungan
kesulitan dan jepitan kesempitan karena dia yakin janji Nabinya bahwa
itu akan memuluskan jalan akhiratnya. Dirinya senantiasa menjadi tabir
kelemahan orang lain dan merahasiakan semua aib mereka.
Kolektor
kebaikan akan menjaga apa yang diantara dua bibir dan apa yang ada
diantara selangkangannya. Karena Nabinya pernah memberikan jaminan bahwa
pelakunya akan mendapatkan surga. Dia akan bergairah meninggalkan semua
maksiat yang menghambatnya untuk bisa dekat pada Allah. Wara' menjadi
hiasan hidupnya. Zuhud menjadi pernik dinding hatinya. Tawakkal menjadi
terompah hidupnya, dan ridha menjadi buhul imannya.
Kolektor
kebaikan akan puas dengan yang ada. Minim kemarahannya. Dia senantiasa
tahu diri, malu pada Allah dalam setiap langkah-langkahnya. Detik
hidupnya berhiaskan muhasabah dan mawas diri. Tidak pernah ada dalam
detik hidupnya kelalaian yang hinggap pada hatinya yang hanya akan
membuatnya menjadi merana dan dilanda nestapa. Dia senantiasa memiliki
mata hati yang tajam untuk melihat dengan jelas akibat perbuatan yang
dilakukannya. Dia taklukkan hawa nafsunya sebagai bukti keampuhan
spiritualnya.
Mimpi-mimpi indahnya adalah kebaikan. Kesabaran
menjadi mahkotanya. Jika dia dipaksa marah karena Allah maka dia juga
akan bisa marah karena orang yang dipaksa marah namun dia diam, maka itu
sama halnya sebagai keledai tua. Dia sangat pemaaf karena yang tidak
pernah memberikan maaf itu hanyalah syetan. Tawanya adalah senyum. Sebab
tertawa yang terlalu banyak hanya akan menurunkan karisma, menurunkan
wibawa, mematikan hati dan menjatuhkan harga diri.
Pantang bagi
kolektor kebaikan untuk menampakkan kemiskinannya kepada makhluk, yang
dalam pandangannya juga sama membutuhkan kepada Sang Maha Pemberi. Orang
akan menghormati seseorang kalau dia tidak pernah menadahkan tangan
untuk meminta. Hidupnya terasa berselimutkan kekayaan yang tiada tara,
berbantalkan kecukupan yang demikian nikmatnya sebab dia memiliki
kekayaan jiwa yang tiada batasnya. Seorang kolektor kebaikan akan
senantiasa bekerja untuk akhirat karena dunia memang bukan tujuan
akhirnya. Di samping itu barang siapa yang bekerja demi akhirat maka
Allah akan mencukupinya dalam masalah dunia. Jika akhirat menjadi
imamnya maka dunia pasti akan menjadi makmumnya, namun jika dunia
menjadi imamnya maka akhirat tidak akan bermakmum padanya.
Tak
ada khianat, dusta dan kekejian pada diri kolektor kebaikan.. Kolektor
kebaikan adalah pecandu keadilan dan anti kezhaliman. Dia akan
meninggalkan suatu kesia-siaan dan menjadi kunci bagi kebaikan-kebaikan.
Menaburkan benih-benih kedamaian dan ketentraman di lorong-lorong
kehidupan yang dia lalui dengan tenang. Umurnya berkah : pendek namun
terus memanjang.
Hidup para kolektor kebaikan adalah perburuan
terhadap kebaikan-kebaikan yang berserakan dimana-mana. Dia adalah
pemulung kebaikan itu dimanapun dia berada. Slogan hidupnya adalah :
فاستبقوا الخيرات : Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan
(Al-Baqarah : 148).
Sumber : http://www.eramuslim.com/nasihat-ulama/ustadz-samson-rahman-kolektor-kebaikan.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar