dakwatuna.com – Sepanjang
sejarahnya, Ramadhan menghadirkan perubahan besar lagi mendasar.
Bangsa Arab yang sebelumnya tidak kenal Tuhan, hidup dalam
kesewenang-wenangan, kedzaliman, bahkan terkungkung dalam kejahiliyahan
yang sangat kelam, semua tindak kriminal merajalela, bahkan tradisi
mengubur bayi perempuan hidup-hidup menjadi kebanggaan mereka. Wal’iyadzubillah!
Seketika
kondisi yang demikian berubah, berubah menjadi kenal Tuhan, hidup
manusiawi, toleransi, damai, sejahtera dan menebarkan rahmat bagi alam
semesta. Perubahan itu dimulai ketika Al-Qur’an Al-Karim diturunkan ke
muka bumi, pada insan pilihan, Nabi Muhammad saw., pada bulan Ramadhan,
ya di bulan Ramadhan.
Allah swt. berfirman: “(Beberapa hari
yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang
hak dan yang bathil). Al-Baqarah:185. Allah swt. juga berfirman:
“Haa
miim. Demi Kitab (Al-Quran) yang menjelaskan. Sesungguhnya Kami
menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah
yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang
penuh hikmah. (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya
Kami adalah yang mengutus rasul-rasul. Sebagai rahmat dari Tuhanmu.
Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Ad-Dukhan:1-6
Inilah
dalam sejarah panjang manusia, wahyu Allah swt. tersambung kembali
dengan bumi, setelah bertahun-tahun sebelumnya kehidupan manusia lepas
dari tuntunan wahyu Ilahi. Semua muslim sepakat bahwa Al-Qur’an Al-Karim
adalah mukjizat terbesar yang pernah Allah swt. turunkan di muka bumi
ini. Allah swt. tidak hanya menciptakan hardware berupa fisikal manusia,
tapi juga software, berupa Kitab tuntunan hidup, Al-Qur’an.
Perjalanan
sejarah Ramadhan kembali menghadirkan sejarah besar, ketika terjadi
suatu perang penentu, “yaumal furqan” antara Islam dan kaum kafir
Quraisy, terkenal dengan perang Badar Al-Kubra. Sampai-sampai Rasulullah
saw. mengangkat kedua tangan beliau yang mulia tinggi-tinggi berdoa,
agar wahyu dan kebenaran Islam dimenangkan. Bahkan beliau mendesak;
“Seandainya Engkau tidak memenangkan kelompok ini, maka Engkau tidak
akan disembah lagi di muka bumi ini.” Peristiwa besar itu terjadi di
bulan Ramadhan. Umat Islam menang ketika itu, sehingga perubahan bisa
dirasakan sampai sekarang ini, di seluruh penjuru dunia.
Di tahun
8 hijriyah, kembali Ramadhan menghadirkan sejarah besarnya. Umat Islam
dengan kekuatan 10 ribu kembali ke Mekah, membebaskan Ka’bah
Al-Musyarrafah dari ratusan berhala, dan membebaskan bangsa Arab dari
kebendaan dan kejahiliahan. Tanpa perlawanan berarti umat Islam yang
langsung dipimpin Rasulullah saw. itu menaklukkan Mekah, sehingga
terkenal dengan “Fathu Makkah”, Mekah terbebaskan dan terbuka bagi
dakwah Islam. Ketika itu, Rasulullah saw. memberi maklumat dan
permakluman: “Pergilah, kalian semua merdeka.” Padahal penduduk Mekah
sangat takut, sangat khawatir kalau-kalau mereka dibunuh sebagai wujud
balas dendam. Tidak ada balas dendam, tidak ada pengkrusakan, tidak ada
teror, tidak ada pertumpahan darah. Penduduk Mekah hidup damai di bawah
naungan Islam.
Peristiwa besar juga dicatat bulan Ramadhan, pada
perang Ain Jalut pasukan muslim mengalahkan Tartar, perang Khiththin,
Al-Mu’tashim membela kehormatan seorang muslimah yang dilecehkan tentara
romawi dan mengalahkannya, Shalahuddin Al-Ayyubi menaklukkan Syam,
Panglima Nuruddin Zanki mengalahkan pesukan salib, dan peristiwa besar
lainnya (baca peperangan di bulan Ramadhan).
Bahkan di negeri
kita tercinta ini, Ramadhan menghadirkan kemerdekaan dan kebebasan dari
penjajah. Di bulan Agustus 64 tahun yang lalu, tepatnya di bulan
Ramadhan, di hari Jum’at, sayyidul aiyyam, para pendiri bangsa ini
memproklamirkan kemerdekaan bangsa ini. Tahun ini, bulan Agustus dan
bulan Ramadhan bersatu kembali, 17 Agustus kita peringati kemerdekaan
RI., 22 Agustus umat muslim melaksanakan shaum Ramadhan.
“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka
rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.” Itu di antara bunyi teks pembukaan UUD 1945.
Ramadhan menghadirkan sejarah besar dalam lintasan kehidupan manusia.
Pertanyaannya sekarang adalah, perubahan apa yang di bawa Ramadhan tahun ini dalam kehidupan pribadi dan masyarakat kita?
Atau sejarah besar apa yang akan kita ukir pada bulan Ramadhan tahun ini?
Karena boleh jadi, usia kita hanya sampai di sini, tahun ini, tidak berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan tahun depan.
Silahkan masing-masing kita menuliskan hajat besar yang akan direalisasikan dalam Ramadhan tahun ini.
Silahkan masing-masing kita merenung, memutuskan sejarah besar apa yang akan kita perbuat di Ramadhan tahun ini.
Silahkan
masing-masing kita membulatkan tekad, perkara besar apa yang akan
menjadi kenangan tak terlupakan dalam Ramadhan tahun ini.
Tentu, masing-masing kita mempunyai hajat, kebutuhan dan perkara besar yang berbeda-beda.
Sebagai
contoh saja, bagi yang difonis oleh dokter agar segera meninggalakan
nekotin alias merokok, mari jadikan Ramadhan kali ini sebagai sejarah
perubahan kehidupan kita untuk meninggalkan merokok, meninggalkan barang
haram itu. Toh, kita bisa meninggalkan merokok di siang hari Ramadhan,
kenapa tidak dilanjutkan di malam hari dan hari-hari selanjutnya selepas
Ramadhan. Alasan bahwa kalau tidak merokok tidak ngetrend, tidak
modern, tidak bisa mikir, tidak bisa kerja hanya bentuk waswasatusy
syaithon, jerat-jerat setan saja. Kita bisa meninggalkan sekarang juga,
kalau kita mau.
Contoh lain, bagi pemuda-pemudi yang sudah lama
saling kenal, Ramadhan bisa dijadikan momentum sejarah perubahan hidup,
menayakan pada ayah pemudi tersebut dan kalau bisa sekaligus melamar,
memasuki bulan Syawal, naik ke pelaminan. Bukankah petuah mengatakan:
“Ikan bawal diasinin, bulan Syawal dikawinin.” Dari pada kenal lama,
bahkan bertahun-tahun, namun justeru menjerumuskan kepada kemaksiatan.
Contoh
lainnya, target menghatamkan Al-Qur’an bilangan tertentu beserta
terjemahnya, dan lain lain… sesuai dengan hajat masing-masing kita.
Masyarakat
atau negeri ini juga demikian, sejarah besar apa yang akan kembali
dihadirkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan hadirnya bulan
Ramadhan ini.
Sebagai contoh saja, meninggalkan korupsi. Kalau
kita bisa meninggalkan makanan dan minuman yang halal, karena milik kita
sendiri, namun kita tidak lakukan, karena itu di siang hari Ramadhan,
tentu kita akan lebih bisa meninggalkan barang-barang haram yang
jelas-jelas bukan hak-hak kita. Negeri ini dihantui oleh bentuk teror
lain, teror korupsi. Negeri ini hancur karena banyaknya kasus korupsi.
Malu rasanya menjadi negara terkorup. Kita dorong KPK, Pemerintah untuk
menuntaskan pemberantas korupsi. Jadikan Ramadhan sebagai sejarah besar
merubah mentalitas hidup. Melayani bukan minta dilayani apalagi
mengkorupsi uang rakyat. Juga contoh yang lain…
Ramadhan selalu menghadirkan sejarah besar perubahan, dalam hidup kita. Allahu a’lam
Sumber : http://www.dakwatuna.com/2009/ramadhan-membawa-perubahan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar