Oleh: Tim dakwatuna.com
dakwatuna.com -
Dari Suhaib r.a., bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh menakjubkan
perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik
baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya
pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur,
karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik
untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia
mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.”
(HR. Muslim)
Sekilas Tentang Hadits :
Hadits ini merupakan
hadits shahih dengan sanad sebagaimana di atas, melalui jalur Tsabit
dari Abdurrahman bin Abi Laila, dari Suhaib dari Rasulullah SAW,
diriwayatkan oleh:
· Imam Muslim dalam Shahihnya, Kitab Al-Zuhud wa Al-Raqa’iq, Bab Al-Mu’min Amruhu Kulluhu Khair, hadits no 2999.
· Imam Ahmad bin Hambal dalam empat tempat dalam Musnadnya, yaitu hadits no 18455, 18360, 23406 & 23412.
· Diriwayatkan juga oleh Imam al-Darimi, dalam Sunannya, Kitab Al-Riqaq, Bab Al-Mu’min Yu’jaru Fi Kulli Syai’, hadits no 2777.
Makna Hadits Secara Umum
Setiap
mukmin digambarkan oleh Rasulullah saw. sebagai orang yang memiliki
pesona, yang digambarkan dengan istilah ‘ajaban’. Pesona berpangkal dari
adanya positif thinking seorang mukmin. Ketika mendapatkan kebaikan, ia
refleksikan dalam bentuk syukur terhadap Allah swt. Karena ia paham,
hal tersebut merupakan anugerah Allah. Dan tidaklah Allah memberikan
sesuatu kepadanya melainkan pasti sesuatu tersebut adalah positif
baginya. Sebaliknya, jika ia mendapatkan suatu musibah, ia akan
bersabar. Karena ia yakin, hal tersebut merupakan pemberian sekaligus
cobaan bagi dirinya yang ada rahasia kebaikan di dalamnya. Sehingga
refleksinya adalah dengan bersabar dan mengembalikan semuanya kepada
Allah swt.
Urgensi Kesabaran
Kesabaran merupakan salah
satu ciri mendasar orang yang bertaqwa. Bahkan sebagian ulama mengatakan
bahwa kesabaran setengah keimanan. Sabar memiliki kaitan erat dengan
keimanan: seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak
disertai kesabaran, sebagaimana tidak ada jasad yang tidak memiliki
kepala. Oleh karena itu, Rasulullah saw. menggambarkan ciri dan
keutamaan orang beriman sebagaimana hadits di atas.
Makna Sabar
Sabar
merupakan istilah dari bahasa Arab dan sudah menjadi istilah bahasa
Indonesia. Asal katanya adalah “shabara”, yang membentuk infinitif
(masdar) menjadi “shabran“. Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan
mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam
Al-Qur’an: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang
menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya;
dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan
perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang
hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa
nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahfi: 28)
Perintah
bersabar pada ayat di atas adalah untuk menahan diri dari keingingan
‘keluar’ dari komunitas orang-orang yang menyeru Rabnya serta selalu
mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai
pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang
yang lalai dari mengingat Allah swt.
Sedangkan dari segi
istilahnya, sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa
emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota
tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
Amru bin Usman
mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian
dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam
Al-Khawas, “Sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan
Al-Qur’an dan sunnah. Sehingga sabar tidak identik dengan kepasrahan dan
ketidakmampuan. Rasulullah saw. memerintahkan umatnya untuk sabar
ketika berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang
klimaksnya adalah menggunakan senjata (perang).”
Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur’an
Dalam
Al-Qur’an banyak ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika
ditelusuri, terdapat 103 kali disebut dalam Al-Qur’an, baik berbentuk
isim maupun fi’ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi
perhatian Allah swt.
1. Sabar merupakan perintah Allah. “Hai
orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar
dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(Al-Baqarah: 153). Ayat-ayat yang serupa Ali Imran: 200, An-Nahl: 127,
Al-Anfal: 46, Yunus: 109, Hud: 115.
2. Larangan isti’jal
(tergesa-gesa). “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang
mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta
disegerakan (azab) bagi mereka…” (Al-Ahqaf: 35)
3. Pujian Allah
bagi orang-orang yang sabar: “…dan orang-orang yang bersabar dalam
kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang
yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.”
(Al-Baqarah: 177)
4. Allah akan mencintai orang-orang yang sabar. “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146)
5.
Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah
senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. “Dan bersabarlah
kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar.”
(Al-Anfal: 46)
6. Mendapatkan pahala surga dari Allah. (Ar-Ra’d: 23 – 24)
Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits
Sebagaimana
dalam Al-Qur’an, dalam hadits banyak sekali sabda Rasulullah yang
menggambarkan kesabaran. Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi
mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar:
1.
Kesabaran merupakan “dhiya’ ” (cahaya yang amat terang). Karena dengan
kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah
mengungkapkan, “…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…” (HR.
Muslim)
2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan
dilatih secara optimal. Rasulullah pernah menggambarkan: “…barang siapa
yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan
menjadikannya seorang yang sabar…” (HR. Bukhari)
3. Kesabaran
merupakan anugerah Allah yang paling baik. Rasulullah mengatakan, “…dan
tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang
daripada kesabaran.” (Muttafaqun Alaih)
4. Kesabaran merupakan
salah satu sifat sekaligus ciri orang mukmin, sebagaimana hadits yang
terdapat pada muqadimah; “Sungguh menakjubkan perkara orang yang
beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan
kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut
adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan,
ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik
baginya.” (HR. Muslim)
5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan
pahala surga. Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra
berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya
Allah berfirman, ‘Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya,
kemudian diabersabar, maka aku gantikan surga baginya’.” (HR. Bukhari)
6.
Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas’ud dalam sebuah riwayat
pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas’ud berkata”Seakan-akan aku
memandang Rasulullah saw. menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli
oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya
seraya berkata, ‘Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya
mereka tidak mengetahui.” (HR. Bukhari)
7. Kesabaran merupakan
ciri orang yang kuat. Rasulullah pernah menggambarkan dalam sebuah
hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah bersabda, “Orang
yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah
orang yang memiliki jiwanya ketika marah.” (HR. Bukhari)
8.
Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah menggambarkan dalam sebuah
haditsnya; Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullan saw. bersabda,
“Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan,
kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya,
melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut.”
(HR. Bukhari & Muslim)
9. Kesabaran merupakan suatu
keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan
kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa
kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah
kehidupan atau kematian. Rasulullah saw. mengatakan; Dari Anas bin Malik
ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah salah seorang diantara
kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang
menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia
berdoa, ‘Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih
baik untukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku.”
(HR. Bukhari Muslim)
Bentuk-Bentuk Kesabaran
Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga:
1.
Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Merealisasikan ketaatan kepada
Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa manusia
enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya,
terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama
karena malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua karena bakhil
(kikir), seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya,
(malas dan kikir), seperti haji dan jihad.
2. Sabar dalam
meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan
kesabaran yang besar, terutama pada kemaksiatan yang sangat mudah untuk
dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi), dusta, dan memandang sesuatu
yang haram.
3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari
Allah, seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun
inmateri; misalnya kehilangan harta dan kehilangan orang yang dicintai.
Kiat-kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran
Ketidaksabaran
(baca; isti’jal) merupakan salah satu penyakit hati, yang harus
diterapi sejak dini. Karena hal ini memilki dampak negatif pada amal.
Seperti hasil yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan,
enggan melaksanakan ibadah. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa kiat
guna meningkatkan kesabaran. Di antaranya:
1. Mengikhlaskan niat kepada Allah swt.
2.
Memperbanyak tilawah (membaca) Al-Qur’an, baik pada pagi, siang, sore
ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut
disertai perenungan dan pentadaburan.
3. Memperbanyak puasa sunnah. Puasa merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.
4.
Mujahadatun nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk
berusaha secara giat untuk mengalahkan nafsu yang cenderung suka pada
hal-hal negatif, seperti malas, marah, dan kikir.
5. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna.
6.
Perlu mengadakan latihan-latihan sabar secara pribadi. Seperti ketika
sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari
pada menyaksikan televisi, misalnya. Kemudian melatih diri untuk
menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah.
7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi’in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya.
Sumber : http://www.dakwatuna.com/2007/sabar-keajaiban-seorang-mukmin/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar