“Jadilah seperti padi, semakin berisi, semakin menunduk”,
peribahasa yang demikian sering kita dengar, namun tak banyak dari kita yang mempraktekannya. Tak hanya peribahasa di atas yang dapat kita pelajari. So, read kindly, apply and enjoy it!
Pandangan kita dalam sebuah kita kehidupan, haruslah memandang ke depan, dan melihat pekerjaan yang telah kita lakukan (dalam hal ini petani memandang pada padi yang sudah ia tanam di depannya, karena petani berjalan mundur saat menanam padi).
Dengan maksud, kita diharuskan:
bersyukur kepada Tuhan, atas pimpinannya pada apa yang telah kita lakukan. Dan jika disaat yang lalu, Tuhan telah menolong kita, percayalah bahwa hari depan Tuhan masih akan tetap menolong kita, (dalam hal ini, padi kita umpamakan sebagai hasil kerja kita bersama Tuhan).
2. Kedua,
Saat tanaman padi bertumbuh, tumbuh pula ilalang bersamanya, pasti terdapat juga hama yang akan membuat pertumbuhan tanaman padi terganggu, dan membuat petani menyemprotkan pestisida dsb, untuk membunuh hama dan qulma. Begitupulah dengan kehidupan kita, saat kita bertumbuh secara psikis, akan selalu ada pribadi yang memang harus ada untuk membentuk karakter kita, dan kita akan dibuatnya merasa tidak nyaman dan cenderung mengekspresikan 5 emosi dasar yang ada secara tak terkontrol. Mengutip kata seorang motivator yang berkata,
“Pribadi yang direncanakan naik, akan selalu diganggu untuk turun”,
dengan pengertian, kita semua diciptakan untuk naik (dalam kondisi lebih mulia), lalu datanglah si jahat untuk membuat kita terjatuh dan berbalik dari rencana indah Tuhan. Namun, jika kita tidak merasakan ada gangguan atau godaan, segaralah sadar! Karena kemungkinan hati nurani kita telah tumpul dan menganggap hal yang salah (dosa) itu sebagai suatu yang biasa kita lakukan, bukan lagi sebagai suatu yang membuat kita terpuruk. Namun, jika kita merasa berada pada tempat, dimana kita diuji sebagai pembentukan karakter kita, Tuhan akan menolong kita dan membuat semua pengganggu kita menjadi tangga naik kita dan hidup kita lebih berkualitas.
3. Ketiga,
Padi telah cukup masak dan berisi sehingga membuat padi itu menunduk. Hal inilah telah kita ketahui, seperti yang sudah saya tulis tadi. Namun, tetap saja kita mengenal dengan benar apa yang dimaksud dengan padi yang berisi tersebut menunduk atau orang yang rendah hati itu seperti yang bagaimana? Sederhananya, orang yang rendah hati jarang sekali mengambil contoh dirinya sendiri untuk menasehati orang lain, dan menganggap bahwa ia jauh lebih baik.
4. Keempat,
Pasa penuaian dan saat petani akan menampih kita. Sebuah tanaman padi bila bertahan sebagai orang yang rendah hati dalam masa ujian sekalipun, akan membuat hati petani menjadi senang. Hal demikian juga terjadi dalam kehidupan kita. Mampukah kita survive, sampai Tuhan menuai kita dari dunia dan menempatkan kita di sorga?
Begitulah, apa yang bisa saya bagikan kepada anda untuk menginspirasikan hidup anda.
So, nasehatnya:
Bersyukurlah kepada apapun yang telah diperbolehkan Tuhan dalam hidup kita. Bahkan dari sebuah tanaman yang IA telah ciptakan dapat membuat kita lebih mengerti tentang kehidupan. Dan percayalah selalu, bahwa rancangan Tuhan ialah rancangan damai sejahtera!
Sumber : http://dimasseptiawan.pun.bz/post/27.xhtml
Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...
Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan.
Wassalam...
Semoga Bermanfaat dan bisa kita ambil hikmahnya... amin
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...
Catatan :
Lampirkan Sumbernya ya... Syukron
Tetapkan pikiran kami tetap melayang, dengan hati yang membumi
BalasHapus