Pages

Minggu, 15 September 2013

Dosa Yang Lebih Hebat Daripada Berzina

jumeirah bab al shams desert resort spa 300x200 Dosa Yang Lebih Hebat Daripada Berzina

PADA suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam duka cita yang mencekam.

Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa rias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya.

Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s.
Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam “Silakan masuk.”

Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata, “Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya, Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya.”

“Apakah dosamu wahai wanita ayu?” tanya Nabi Musa as terkejut.
“Saya takut mengatakannya,” jawab wanita cantik.
“Katakanlah jangan ragu-ragu!” desak Nabi Musa.
Maka perempuan itupun terpatah bercerita, “Saya ……telah berzina.”.
Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak.

Perempuan itu meneruskan, “Dari perzinaan itu saya pun…. lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya….. cekik lehernya sampai….. tewas”, ucap wanita itu seraya menagis sejadi-jadinya.
Nabi Musa as berapi-api matanya. Dengan muka berang ia menghardik, “Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!” teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.

Perempuan berewajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk ke luar dari dalam rumah Nabi Musa as. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau di bawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya.

Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, “Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertobat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?”
Nabi Musa terperanjat. “Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?”
Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril. “Betulkah ada dosa yang lebih besar dari pada perempuan yang nista itu?”
“Ada!” jawab Jibril dengan tegas.
“Dosa apakah itu?” tanya Musa kian penasaran.
“Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina.”

Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut.

Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman didadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya. [islampos/mujahidallah]

*http://www.islampos.com/dosa-yang-lebih-hebat-daripada-berzina-5030/

7 komentar:

  1. Apakah zaman Nabi Musa sdh ada perintah shalat ???

    BalasHapus
    Balasan
    1. perintah shalat sudah ada. Di zaman Nabi Ibrahim as,
      dalam
      surah Al Anbiya [(21):72 dan 73]
      “Dan Kami berikan kepadanya Ishak, dan Ya’qub sebagai
      tambahan (cucu), dan masing-masing kami jadikan orang
      yang baik-baik
      Ayat 73-nya:
      “Dan mereka Kami jadikan pemimpin, yang memimpin
      dengan perintah Kami, dan Kami wahyukan kepada mereka
      mengerjakan perbuatan baik, tetap mengerjakan shalat, dan
      membayar zakat; dan mereka hanya menyembah kepada
      Kami saja
      Pada masa Nabi Luqman, surah Luqman [(31):17] Allah swt
      berfirman:

      “Dirikanlah shalat, suruhlah mengerjakan perbuatan baik,

      Di era Nabi Musa as, ada firman dalam surah Thaha [(20):13-
      14] sebagai berikut:
      “Dan Aku telah memilih engkau (Musa), sebab itu
      dengarkanlah apa yang diwahyukan
      Dan pada ayat 14-nya:
      “Sesungguhnya Aku ini Allah, tiada Tuhan selain Aku.
      Sebab itu, sembahlah Aku, dan tetaplah mengerjakan shalat
      untuk mengingat Aku

      Pada masa Nabi ‘Isa as Allah berfirman dalam surah Maryam
      [(19):30-31]:
      Berkata ‘Isa, “Sesunggunya aku ini hamba Allah. Dia
      memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang
      Nabi
      Selanjutnya ayat 31-nya berbunyi:
      “dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana
      saja akau berada, dan Dia memerintahkan kepadaku
      (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku
      hidup
      Ini sebagai bukti bahwa agama wahyu itu bersumber
      dari satu, yaitu Allah swt, walaupun diturunkan pada nabi yang
      berbeda sampai kepada Nabi Muhammad saw.

      dan penyempurnaan akhir dari perintah sholat adalah dgn adanya isra' dan mi'raj Nabi Muhammad saw dalam penetapan jumlah rakaat dan waktunya..
      saat Rosul harus meminta keringanan jumlah rakaat kepada ALLAH SWT berulang kali hingga d tetapkan 5 rakaat itu juga aras masukan Nabi Musa, karena musa tahu akan kemampuan umat Nabi kita di banding umatnya..(Menghadaplah kembali kamu ya Muhammad untuk minta keringanan ke Robmu.. sesungguhnya umatku saja tidak mampu mengerjakan 50Rakaat.. )...

      arti wallahu a'lam bishowab

      Hapus
  2. Di zaman nabi Musa AS sudah ada perintah Sholat. yaitu 2 waktu (kali) dalam 1 harinya. dan itu pernah disampaikan oleh nabi Musa AS ketika bertemu dengan Nabi Muhammad SAW dlm peristiwa Isra' dan Mi'raj'a Nabi Muhammad SAW.

    BalasHapus
  3. Betul itu saudaraku, perintah shilat sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim As.
    Bahkan dalam suatu riwayat dan surat Al-Qur'an (maaf saya lupa suratnya) ada cerita bahwa Nabi Allah Sulaiman As, meninggal saat berdiri sholat.
    Assalamualaikum.

    Sholat sudah ada sejak zaman Nabi terdahulu, namun bentuknya belum ditetapkan seperti zaman Nabi kita Muhamad SAW (saat isra' mi'raj). Ada referensi surah & hadist-nya, namun mohon maaf asay lupa detil-nya, mungkin para ustad lebih tau, atau saudara bisa browsing di situs terpercaya.

    Demikian dari saya, Wassalamualaikum.

    BalasHapus
  4. Tapi kan Nabi Musa orang Yahudi? kok perintah solat ke orang Yahudi? Islam ada 600 thn sesudah Isa dateng, bgmn bisa Musa jadi org Islam padahal Musa ada sekitar 2000 thn sebelum Islam???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wow mas ....Islam jangan dihitung dari Nabi Muhammad ada ...tapi Islam itu sudah ada sejak Nabi Adam ....hanya turun ajarannya bertahap mengikuti perkembangan keadaan pada zamannya> Dan ketika Nabi Muhammmad membawa ajaran Islam ...ini adalah ajaran yang sudah sempurna, yang sudah bisa diterapkan ke seluruh zaman sampai kiamat nanti. Karena ajaran yang telah diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammmad SAW adalah bertahap. Dan setiap wahyu yg turun semua ada dalilnya ...ada yg menyebabkannya....ada peristiwanya. Allah memang awalnya meninggikan derajad bangsa Israel dan menurunkan ajaran Nya kepada mereka lalu memilih nabi2nya dari bangsa Israel juga, ttp ternyata mereka selalu menolak dan menentang untuk menerima ajaran2 nabi dari bangsa mereka sendiri. Maka lalu Allah murka karena telah banyak ajaran2 nabi mereka yg mereka hina, mereka caci bahkan mereka bunuh, sehingga Allah memindahkan kemuliaan itu kepada bangsa Arab dengan memilih seorang rasul dari bangsa mereka.

      Hapus