Gadis malang itu kemudian diperkosa kedua pria itu di daerah terpencil. Para penyerangnya lalu mengubur dia hidup-hidup ketika mereka berpikir bahwa gadis itu telah meninggal dalam pemerkosaan tersebut.
Namun gadis itu kembali sadar dan berhasil keluar dari kuburan berlumpur itu. Ia lalu melambaikan tangan untuk meminta tolong ke seseorang yang melintas. Gadis itu dibawa ke pusat medis dan selamat dari penderitaan mengerikan.
Menurut harian New York Post, ayah gadis itu, Siddique Mughal, mengatakan kepada polisi setempat bahwa putrinya telah diculik. Namun polisi awalnya menolak untuk menyelidiki insiden tersebut.
Mereka akhirnya diperintahkan untuk menangkap tersangka penyerang gadis itu oleh Ketua Pengadilan Tinggi Lahore. Seorang hakim daerah Tek Sing Toba, di mana serangan itu terjadi, juga diminta untuk menyelidiki kasus tersebut.
Pemerkosaan terhadap anak-anak semakin meningkat di Pakistan. Menurut lembaga perlindungan anak Pakistan, Sahil, jumlah anak yang diperkosa antara tahun 2002 dan 2012 meningkat dari 668 menjadi 2.788 kasus.
Satu di antara kasus yang paling menonjol adalah yang menimpa Kainat Soomro yang diserang empat pria ketika dia baru berusia 13 tahun 2007. Tragisnya lagi, gadis itu justru disingkirkan oleh warga desanya setelah berbicara melawan para penyerangnya. Gadis itu malah dijuluki sebagai ‘kari’ atau ‘perawan hitam’.
Walau keluarganya diperintahkan untuk membunuhnya demi membebaskan mereka dari rasa malu, keluarganya tetap membelanya meskipun ada ancaman kekerasan terhadap mereka. Ayahnya dan salah seorang saudara laki-lakinya dipukuli. Seorang kakaknya laki-lakinya yang lain hilang dan kemudian ditemukan tewas.
Gadis itu berjuang untuk mendapatkan keadilan. Namun para tersangka pemerkosanya akhirnya dibebaskan. Dia mengatakan kepada pers pada awal tahun ini bahwa keluarganya telah kehilangan segalanya. (tribun/sbb/dakwatuna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar