Judul Buku: Surga yang Terlarang
Penulis: Leyla Hana
Penerbit: PT Penerbitan Pelangi Indonesia
Genre: Novel Romance
Terbit: Cetakan I, 2013
Jumlah Halaman: 376 Halaman
ISBN: 9786027800854
Ketika Cinta disandarkan Kepada Penguasa Langit
dakwatuna.com - Cinta itu pemilik sejatinya adalah
Pencipta semua makhluk yang hidup di dunia ini. Ketika menciptakan
makhluk, maka hidup serta merta dalam interaksi antar sesamanya akan
diselipkan sebuah rasa indah bernama cinta. Tak peduli apa status, kapan
dan di mana tempatnya.
Sebuah kisah yang dituangkan dalam novel ini memang membicarakan dan
mengisahkan tentang cinta. Cinta yang tumbuh di area para aktivis
dakwah. Namun tak sekadar cinta yang diperturutkan kepada obsesi bahwa
cinta harus diwujudkan dengan ikatan pernikahan.
Cinta Faisal kepada Nazma terjalin tanpa nama saat mereka sama-sama
menjadi aktivis Rohis kampus. Hubungan yang menjadi ‘larangan’ di
kalangan mereka, sehingga harus diakhiri dengan sebuah pilihan yang
ditawarkan kepada pihak laki-laki. Menikahi si gadis dalam waktu dekat
atau memutuskan hubungan? Karena tak ada kata pacaran dalam kamus
pergaulan mereka. Ternyata Faisal memilih opsi kedua, karena dia merasa
belum siap menikah. Tak berani nekat menikah saat masih kuliah, namun
dalam hati ia menginginkan ketika saatnya siap menikah nanti dia akan
mencari Nazma dan meminangnya. Dan Nazma pun menerima kenyataan itu
dengan lapang hati, sedih namun harus bangkit menata hatinya agar tak
kembali terperosok dalam jerat kisah yang sama. Ia berusaha menata hati,
fokus belajar dan kelak akan mengusahakan agar mencintai laki-laki
shalih yang sudah sah menjadi suaminya.
Namun kisah mereka melaju dengan tragis karena sebuah kebetulan yang
pahit. Gadis yang diimpikan Faisal untuk menjadi pendamping hidup itu
malah berjodoh dengan kakaknya, Furqon.
Dulu, tak pernah terikrar kata cinta di antara Faisal dan Nazma,
namun rasa itu tersimpan di hati keduanya dengan rapi. Ketika mereka
bertemu kembali dalam satu rumah. Aroma kemarahan dan cemburu menguasai
hati Faisal, iri kepada kakaknya, dan marah kepada Nazma. Namun dengan
jiwa yang masih genap menyandang iman, Faisal berusaha menerima takdir
itu.
Sedangkan Nazma sendiri juga tak kalah pedih melihat fakta itu. Meski
sudah bisa mencintai suaminya, Furqon. Jerat masa lalu terkadang kuat
mencengkeram. Ada rasa pedih dan bergetar hati saat berjumpa dengan
Faisal.
Bagaimanakah laju kisah cinta segitiga mereka? Pastinya jauh sekali
dari solusi perselingkuhan demi memperturutkan cinta yang masih
berpendar dalam hati mereka. Sekuat tenaga mereka menyandarkan cinta
kepada Penguasa langit. Tak ada yang salah dengan takdir, sehingga harus
digugat dengan jalan menyalahkan Dia sang Penentu takdir. Ikatan
pernikahan adalah satu-satunya tempat menyuburkan cinta yang sejati.
Novel ini mengajak pembaca agar tidak terpedaya pada nafsu yang
seringkali berbungkus kedok romantisme cinta masa lalu. Romantisme cinta
yang seolah belum usai. Yang inginnya disambung dan diulang lagi pada
tempat dan keadaan yang tak lagi sama. Membedakan antara cinta dan nafsu
terkadang bukan hal yang mudah. Namun ketika kita masih mempunyai bekal
iman dan rasa takut kepada Penguasa langit maka perbedaan itu akan
terlihat jelas dan hati akan dibimbing untuk memilih jalan yang
diridhai-Nya.
Novel yang mengandung nasihat agama ini diracik dengan alur dan
penceritaan yang tidak membosankan. Sehingga patut direkomendasikan
kepada siapapun yang ingin lebih dalam memaknai cinta yang terjadi
antara laki-laki dan perempuan. (Pirman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar