REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Semangat keterbukaan dan kesadaran
sesama masyarakat Tionghoa untuk saling ‘merangkul’ terus membuka
kesempatan muslim Tionghoa di Kota Semarang untuk ikut mewarnai perayaan
tahun baru Imlek dengan beragam kegiatan.
Pada Imlek kali ini, masyarakat muslim Tionghoa di Kota Semarang ikut menyemarakkan perayaan dengan mengelar sejumlah kegiatan, baik untuk internal maupun di luar komunitasnya. “Hanya saja, ragam kegiatan kali ini tetap tidak meninggalkan suasana keprihatinan akibat bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah,” ungkap Ketua DPD Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Semarang, H Maksum Pinarto, di Semarang, Rabu (29/1).
Sebagai bentuk kepedulian, jelasnya, muslim Tionghoa memberikan santunan kepada orang tua kurang mampu dan membantu korban bencana alam. Momentum tahun baru juga diisi dengan kegiatan religius untuk melakukan interospeksi (muhasabah) dan memohon agar tahun yang akan berjalan senantiasa diberikan kemudahan. “Baik dalam rezeki, kehidupan, termasuk bencana alam,” katanya.
Sebenarnya, tambah Maksum, pada perayaan Imlek kali ini telah berencana menggelar kegiatan kebersamaaan dengan sesama komunitas PITI di Kota Semarang dan sekitarnya. Ada pemikiran untuk menggelar semacam kegiatan halal bihalal dan silaturahim.
Namun pihaknya menyadari, sebagian dari masyarakat muslim Tionghoa ini tengah menghadapi bencana alam, seperti banjir di Kudus, Pati, dan di Kota Semarang. Namun, lanjutnya, sebagai ungkapan rasa syukur atas datangnya tahun baru ini pihaknya juga mengelar silaturahim dengan tokoh-tokoh masyarakat Tionghoa di Semarang.
Terkait dengan kegiatan-kegiatan adat di kalangan masyarakat muslim Tionghoa di Semarang, jelasnya, tetap ada tradisi saling mengunjungi sebagai wujud untuk terus menyambung tali silaturahim. “Tak beda dengan hari raya Lebaran, kami juga menyiapkan kado atau angpao sebagai hadiah bagi anak-anak dan saudara dalam perayaan Imlek,” tambahnya.
Pada Imlek kali ini, masyarakat muslim Tionghoa di Kota Semarang ikut menyemarakkan perayaan dengan mengelar sejumlah kegiatan, baik untuk internal maupun di luar komunitasnya. “Hanya saja, ragam kegiatan kali ini tetap tidak meninggalkan suasana keprihatinan akibat bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah,” ungkap Ketua DPD Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Semarang, H Maksum Pinarto, di Semarang, Rabu (29/1).
Sebagai bentuk kepedulian, jelasnya, muslim Tionghoa memberikan santunan kepada orang tua kurang mampu dan membantu korban bencana alam. Momentum tahun baru juga diisi dengan kegiatan religius untuk melakukan interospeksi (muhasabah) dan memohon agar tahun yang akan berjalan senantiasa diberikan kemudahan. “Baik dalam rezeki, kehidupan, termasuk bencana alam,” katanya.
Sebenarnya, tambah Maksum, pada perayaan Imlek kali ini telah berencana menggelar kegiatan kebersamaaan dengan sesama komunitas PITI di Kota Semarang dan sekitarnya. Ada pemikiran untuk menggelar semacam kegiatan halal bihalal dan silaturahim.
Namun pihaknya menyadari, sebagian dari masyarakat muslim Tionghoa ini tengah menghadapi bencana alam, seperti banjir di Kudus, Pati, dan di Kota Semarang. Namun, lanjutnya, sebagai ungkapan rasa syukur atas datangnya tahun baru ini pihaknya juga mengelar silaturahim dengan tokoh-tokoh masyarakat Tionghoa di Semarang.
Terkait dengan kegiatan-kegiatan adat di kalangan masyarakat muslim Tionghoa di Semarang, jelasnya, tetap ada tradisi saling mengunjungi sebagai wujud untuk terus menyambung tali silaturahim. “Tak beda dengan hari raya Lebaran, kami juga menyiapkan kado atau angpao sebagai hadiah bagi anak-anak dan saudara dalam perayaan Imlek,” tambahnya.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/14/01/29/n05dgl-ini-cara-muslim-tionghoa-semarang-rayakan-imlek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar