Hati manusia itu bagaikan bejana berisi air. Bila ia tenang maka air yang bercampur dengan lumpur dan kotoran pun akan kelihatan jernih.
Bila ia dituangkan, maka akan pindah air jernihnya dan akan mengendap kotoran di dalamnya.
Untuk mengetahui hakikat sebenarnya bejananya perlu digoyang dulu, atau airnya diaduk.
Makanya Allah kadangkala menurunkan persitiwa, cobaan, bala' dan fitnahan untuk menggoncang dan mengaduk hati itu, supaya ketahuan apa sebenarnya yang berada di dalamnya.
Dalam kondisi normal orang yang sebenarnya di dalam hatinya ada kotoran akan mampu mengeluarkan kata-kata manis nan bijak dan menampilkan perangai nan menawan.
Kecuali yang memang kekotorannya sudah betul-betul menyatu secara permanen dengan airnya. Tanpa digoncang atau diadukpun, bila dituangkan akan keluar air yang kotor dengan bau yang menyengat.
Maka di saat datang cobaan, keluarlah aslinya. Yang bersih lagi bening tidak akan terpengaruh oleh goncangan, bahkan adukan. Tapi yang mengandung kotoran akan mengeluarkan kalimat kotor dan kata-kata yang menyengat pendengaran serta sikap yang membikin kening mengkerut.
Ada baiknya kita selalu membersihkan bejana kita di waktu tenang, supaya ia mengeluarkan air jernih nan suci sekalipun ujian dan cobaan datang mendera.
*by Zulfi Akmal
*http://www.pkspiyungan.org/2014/03/hati-manusia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar