Kisah yang diabadikan guru besar Al Azhar DR Mustafa Murad dalam Qashash Ahs Shalihin
ini sungguh inspiratif. Kisah ini tidak hanya mengingatkan kita agar
takut kepada Allah, tetapi juga menunjukkan kemuliaan orang yang
bertaubat.
Kisahnya dimulai dari seorang pria yang mencintai seorang gadis Badui. Pada suatu hari, mereka berada dalam sebuah rombongan yang sama ketika hendak pergi ke suatu tempat. Saat tiba di sebuah padang sahara, rombongan itu pun beristirahat di sana.
Semua orang telah tidur. Laki-laki itu kemudian menghampiri si gadis dan merayunya. Ia berharap kesempatan itu bisa ia gunakan untuk melampiaskan hasrat cintanya.
“Lihatlah dulu apakah orang-orang itu telah tertidur” Mendengar jawaban gadis pujaannya ini, si lelaki sangat gembira. Ia pun kemudian pergi untuk memastikan apakah semua orang telah tertidur.
“Semua orang telah tertidur. Aku telah memeriksanya,” katanya saat kembali kepada sang gadis.
“Bagaimana pendapatmu tentang Allah, apakah pada saat ini Dia tidur?” Pertanyaan gadis ini benar-benar di luar prediksinya.
“Allah tidak tidur. Allah tidak beristirahat dan tidak tidur.”
“Dzat yang tidak tidur melihat kita meskipun manusia tidak melihat kita. Maka, Dialah yang paling berhak untuk ditakuti.”
” Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka...” (QS. Al Anfal : 2). Persis seperti ayat ini, pria tersebut hatinya gemetar dan takut saat disebut namaNya dan diingatkan agar takut kepadaNya. Ia pun kemudian meninggalkan gadis itu dan bertaubat.
Pada suatu hari, sang gadis bermimpi bertemu laki-laki ini. “Apa yang telah dilakukan Allah terhadapmu?”
Laki-laki tersebut menjawab, “Allah telah mengampuni dosa-dosaku karena ketakutanku kepadaNya.” [IK/bersamadakwah]
Kisahnya dimulai dari seorang pria yang mencintai seorang gadis Badui. Pada suatu hari, mereka berada dalam sebuah rombongan yang sama ketika hendak pergi ke suatu tempat. Saat tiba di sebuah padang sahara, rombongan itu pun beristirahat di sana.
Semua orang telah tidur. Laki-laki itu kemudian menghampiri si gadis dan merayunya. Ia berharap kesempatan itu bisa ia gunakan untuk melampiaskan hasrat cintanya.
“Lihatlah dulu apakah orang-orang itu telah tertidur” Mendengar jawaban gadis pujaannya ini, si lelaki sangat gembira. Ia pun kemudian pergi untuk memastikan apakah semua orang telah tertidur.
“Semua orang telah tertidur. Aku telah memeriksanya,” katanya saat kembali kepada sang gadis.
“Bagaimana pendapatmu tentang Allah, apakah pada saat ini Dia tidur?” Pertanyaan gadis ini benar-benar di luar prediksinya.
“Allah tidak tidur. Allah tidak beristirahat dan tidak tidur.”
“Dzat yang tidak tidur melihat kita meskipun manusia tidak melihat kita. Maka, Dialah yang paling berhak untuk ditakuti.”
” Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka...” (QS. Al Anfal : 2). Persis seperti ayat ini, pria tersebut hatinya gemetar dan takut saat disebut namaNya dan diingatkan agar takut kepadaNya. Ia pun kemudian meninggalkan gadis itu dan bertaubat.
Pada suatu hari, sang gadis bermimpi bertemu laki-laki ini. “Apa yang telah dilakukan Allah terhadapmu?”
Laki-laki tersebut menjawab, “Allah telah mengampuni dosa-dosaku karena ketakutanku kepadaNya.” [IK/bersamadakwah]
Sumber : http://www.bersamadakwah.com/2013/11/kisah-pria-yang-mengurungkan-niat-zina.html
0 komentar:
Posting Komentar