Pages

Kamis, 11 Juli 2013

Bahagia saat tilawah Al-Qur’an di bulan Ramadhan

Oleh: Abu Ahmad

Kirim Print

Bahagia saat tilawah Al-Qur’an di bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Quran. Karena pada bulan inilah Al-Qur’an pertama kali diturunkan dari lauhul mahfuz ke langit dunia secara sekaligus, lalu dari langit dunia di turunkan ke bumi secara berangsur-angsur dan diterima oleh nabi Muhammad saw. Allah berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” (Al-Baqarah: 185)
Bahwa Al-Qur’an merupakan sumber kemuliaan dan kekuatan bagi umat Islam. Melalui Al-Qur’anlah manusia mendapatkan kemuliaannya dan menemukan kebahagiaannya; baik di dunia maupun di akhirat. Adapun bentuk kemuliaan yang terpancar dari Al-Qur’an sangatlah jelas dan gamblang; karena ia sebagai kitab yang disucikan dan kitab yang dimuliakan, seperti yang disebutkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya :

وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ

“Dan demi Al-Qur’an yang Mulia”. (Qaf:1)

Allah juga berfirman:

لَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ كِتَابًا فِيهِ ذِكْرُكُمْ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka Apakah kamu tiada memahaminya?” (Al-Anbiya:10)

Adapun silsilah kemuliaan yang terpancar dari Al-Qur’an itu sendiri dapat kita temukan melalui beberapa hal berikut;

1. Bahwa Zat yang menurunkan Al-Qur’an adalah Zat Paling Mulia yaitu Allah SWT;

2. Manusia pertama yang menerima Al-Qur’an adalah sosok paling mulia, berpredikat sayyidul anbiya wal atqiya (penghulu para nabi dan orang-orang bertaqwa), bahkan beliau juga sebagai sosok yang paling mulia dari para nabi dan para rasul serta seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini sehingga wajar beliau dijuluki dengan khairul basyariyah (sebaik-baik manusia) yaitu Nabi Muhammad saw;

3. Tempat diturunkannya Al-Qur’an adalah tempat yang paling mulia di muka bumi ini, yang diberi julukan sebagai tanah haram (tanah yang disucikan), dan sebagai ummul qura (yaitu Makkah Al-Mukarramah.

4. Bulan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an adalah bulan yang paling mulia; yaitu bulan Ramadhan yang memiliki julukan sayyidus syuhur (penghulu bulan)

5. Waktu diturunkannya Al-Qur’an juga merupakan waktu yang paling mulia disisi Allah SWT yaitu lailatul qadar (malam kemuliaan) seperti yang disebutkan dalam surat Al-Qadar: ayat 1-5; yaitu kemuliaan dan lailatul mubarakah (malam penuh keberkahan) seperti yang difirmankan Allah dalam surat Ad-Dukhan ayat 3, dan menjadi malam yang sangat mulia yang disebut dengan lailatul qadar (malam kemuliaan) dan malam seribu bulan.

Oleh karena itu, setiap hamba Allah (umat Islam) yang ingin mendapatkan kemuliaan di sisi Allah, maka harus banyak berinteraksi dengan Al-Qur’an; baik dengan membaca, memahami, menyimak, mentadabburkan, menghafal dan mengamalkan kandungan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, serta mengajarkannya kepada orang lain.


Rasulullah saw bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mau belajar Al-Qur’an dan mau mengajarkannya”. (Bukhari dan Ashabus sunan)

Dan Allah SWT juga berfirman:
لَقَدْ أَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ كِتَابًا فِيهِ ذِكْرُكُمْ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka Apakah kamu tiada memahaminya?” (Al-Anbiya:10)

Disinilah letak kebahagiaan yang dapat diperoleh setiap hamba ketika mendapat kesempatan mengarungi kehidupan di bulan Ramadhan; selain puasa, qiyamulail lail, juga tadarrus Al-Qur’an, yang merupakan sumber kemuliaan Islam dan umatnya.
Adapun puncak kebahagiaan yang akan diraih bagi siapa yang membaca Al-Qur’an dapat kita simpulkan beberapa hal berikut;

1. Mendapatkan syafaat di yaumil akhir.

Nabi saw bersabda:

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an akan memberikan syafaat bagi yang membacanya pada hari kiamat”. (Muslim)

2. Dilipat gandakannya pahala sepuluh kali lipat.

Sebagaimana hadits nabi saw:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an) maka baginya satu ganjaran, dan akan dilipatgandakan dari setiap ganjaran sepuluh kali lipat, saya tidak katakan alif lam mim satu huruf, namun alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim adalah satu huruf”. (Tirmidzi).

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra. berkata : Rasulullah saw bersabda :

الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَؤُهُ وَهُوَ يَشْتَدُّ عَلَيْهِ فَلَهُ أَجْرَانِ

“Bagi siapa yang membaca Al-Quran dengan mahir maka ganjarannya akan didudukkan bersama para malaikat yang mulia dan baik, dan bagi siapa yang membaca Al-Quran namun terbata-bata di dalamnya dan terasa berat atasnya maka baginya dua ganjaran”. (Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i)

3. Sebaik-baik manusia adalah yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, Tirmidzi, Nasa’I dan Abu Daud dari Abu Musa Al-Asy’ari ra. bahwa Rasulullah saw bersabda :

الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالْأُتْرُجَّةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَرِيحُهَا طَيِّبٌ وَالْمُؤْمِنُ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَعْمَلُ بِهِ كَالتَّمْرَةِ طَعْمُهَا طَيِّبٌ وَلَا رِيحَ لَهَا وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَالْحَنْظَلَةِ طَعْمُهَا مُرٌّ أَوْ خَبِيثٌ وَرِيحُهَا مُرٌّ

“Perumpamaan orang mu’min yang membaca Al-Quran seperti buah utrujah : baunya wangi dan rasanya enak –manis-, dan perumpamaan orang beriman yang tidak membaca Al-Quran seperti buah Tamr –Korma- tidak memiliki bau namun rasanya manis, dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Quran seperti Raihanah –parfum- baunya wangi namun rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Quran seperti buah handzolah : tidak ada bau dan rasanya pahit…”

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim dan Nasa’i dari Abdullah bin Umar bin Al-Khattab ra. bahwa Rasulullah saw bersabda :

إِنَّمَا مَثَلُ صَاحِبِ الْقُرْآنِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْإِبِلِ الْمُعَقَّلَةِ إِنْ عَاهَدَ عَلَيْهَا أَمْسَكَهَا وَإِنْ أَطْلَقَهَا ذَهَبَتْ

“Sesungguhnya perumpamaan penghafal Al-Quran seperti pemilik seekor unta yang ditambatkan, jika dia mengikatnya maka dia tidak akan lepas dan pergi, namun jika dia melepas ikatannya maka dia akan pergi…”

dan ditambahkan oleh imam Muslim :

فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

“Dan jika penghafal Al-Quran membaca dan menikmati kandungannya, maka dia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat kepadanya”.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari An-Nawas bin Sam’an berkata : Saya mendengar ra. Rasulullah saw bersabda :

يُؤْتَى بِالْقُرْآنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَهْلِهِ الَّذِينَ كَانُوا يَعْمَلُونَ بِهِ تَقْدُمُهُ سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَآلُ عِمْرَانَ وَضَرَبَ لَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةَ أَمْثَالٍ مَا نَسِيتُهُنَّ بَعْدُ قَالَ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ ظُلَّتَانِ سَوْدَاوَانِ بَيْنَهُمَا شَرْقٌ أَوْ كَأَنَّهُمَا حِزْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا

“Akan didatangkan pada hari Kiamat dengan Al-Quran dan orang-orang yang mengamalkannya di dunia terutama –yang mengamalkan- surat Al-Baqarah dan Ali Imran dan Rasulullah saw memberikan tiga contoh yang tidak terlupakan setelahnya, dia berkata sekan keduanya dua awan atau dua payung hitam diantara keduanya cahaya atau seakan keduanya dua sayap dari burung yang berbulu yang keduanya akan memberi hujjah –pembelaan- bagi peiliknya (membaca dan mengamalkannya)”.

4. Suatu kaum akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT karena interaksi dengan Al-Qur’an Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Umar bin Al-Khattab ra. bahwa Rasulullah saw bersabda :

إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

“Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum melalui Kitab ini –Al-Quran- dan merendahkan yang lainnya..”.

Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash ra. dari Nabi saw bersabda :

يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا

“Akan dikatakan kepada siapa yang membaca Al-Quran : Bacalah dan lemah lembutnya, bacalah dengan tartil sebagaimana kamu membacanya di dunia dengan tartil, karena sesungguhnya kedudukanmu dengan yang lainnya terdapat pada satu ayat yang kamu baca…”.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abdullah bin Umar bin Al-Khattab ra. dari Nabi saw bersabda :

لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا

“Tidak boleh ada Hasad –dengki- kecuali pada dua hal : kepada seseorang yang diberi oleh Allah Al-Quran lalu ia mengamalkannya sepanjang malam dan siang hari, dan kepada seseorang yang Allah anugerahkan kepadanya harta dan ia menginfakkannya sepanjang malam dan siang hari…”.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Daud dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda :

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

“…Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca Kitabullah –Al-Quran-, dan saling mengajarkannya di antara mereka kecuali turun di tengah-tengah mereka ketenteraman, dinaungi rahmat dan dikelilingi para malaikat serta Allah SWT menyebut-nyebut mereka kepada siapa yang berada di sisi-Nya”.

Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Jabir bin Abdullah ra. Berkata: Rasulullah saw bersabda :

“Bacalah Al-Quran, karena semuanya banyak mengandung kebaikan”.

Nabi juga bersabda:

أفضل العبادة قراءة القرآن

“Ibadah yang paling utama bagi umatku ialah membaca Al-Quran”. (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalam Fadha’ilul-Quran)

Di dalam sebuah hadits dari ‘Abdullah bin Mas’ud Rasulullah saw bersabda:

إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ مَأْدُبَةُ اللهِ فَتَعَلَّمُوا مَأْدُبَةَ اللهِ مَا اسْتَطَعْتُمْ ، إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ حَبْلُ اللهِ وَهُوَ النُّور الْمُبِينُ ، وَالشِّفَاءُ النَّافِعُ ، عِصْمَةٌ لِمَنْ تَمَسَّكَ بِهِ وَنَجَاةٌ لِمَنْ تَبِعَهُ ، لاَ يُعْوَجُّ فَيُقَوَّمُ ، وَلاَ يَزِيغُ فَيُسْتَعْتَبُ ، وَلاَ تَنْقَضِي عَجَائِبُهُ ، وَلاَ يَخْلَقُ عَنْ كَثْرَةِ الرَّدِّ ، اتْلُوهُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْجُرُكُمْ عَلَى تِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَا إِنِّي لاَ أَقُولُ : الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ عَشْرًا وَلاَمٌ عَشْرًا وَمِيمٌ عَشْرًا

“Sesungguhnya Al-Quran ini adalah hidangan Allah, oleh karena itu hendaklah kamu menyebutnya dengan kekuatan yang kamu mampu menyebutnya. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah tali Allah, cahaya yang terang benderang dan penawar yang berguna. Penjaga kepada siapa yang berpegang kepadanya, jaminan kejayaan bagi yang mengikutinya. Ia tidak salah yang menyebabkan ia tercela, ia tidak bengkok yang menyebabkan ia perlu dibetulkan, keajaibannya tidak kunjung habis dan ia tidak menjadi cacat sekalipun banyak (kandungannya) ditolak orang. Bacalah Al-Quran karena Allah akan memberi ganjaran ke atas setiap huruf dari bacaanmu dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan kepadamu Alif, Lam, Mim itu satu huruf tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (Al-Hakim)

Dalam satu wasiat kepada Abu Zar Rasulullah berkata:

عليك بتلاوة القرآن وذكر الله فإنه نور لك في الأرض وذخر لك في السماء

“Kamu wajib melazimkan dirimu membaca Al-Quran karena ia adalah cahaya untuk kamu di bumi dan perbendaharaan untuk di langit.” (Ibnu Hibban)

Karena itulah membaca Al-Qur’an pada bulan Ramadhan merupakan aktivitas yang harus di giatkan dan diperbanyak; baik pagi, siang atau malam hari. Dan Menjadikannya sebagai wirid harian. Paling tidak ada 3 wirid harian Qur’ani yang dapat dilakukan, guna mendapatkan julukan sebagai ahlul Qur’an dan mendapatkan al-karamah (kemuliaan) was sa’adah (kebahagiaan) melalui Al-Qur’an, serta kelak mendapatkan syafaat pada hari kiamat.

Rasulullah saw bersabda:

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

“Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada hamba di hari Kiamat, puasa akan berkata : “Wahai Rabbku, aku akan menghalanginya dari makan dan syahwat, maka berilah dia syafaat karena ku”. Al-Qur’an pun berkata : “Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka berilah dia syafaat karena ku” Rasulullah saw bersabda : Maka keduanya akan memberi syafaat” (Ahmad, Hakim, Abu Nu’aim; sanadnya Hasan)

Wirid Pertama : Wirid Dalam Membaca Membaca Al-Quran sesuai dengan adab-adabnya, kaidah-kaidahnya serta sunnah-sunnahnya, dan membacanya tidak kurang dari satu juz Al-Quran setiap hari, sehingga bisa mengkhatamkan Al-Quran setiap bulan satu kali, -sebagai batasan terendah yang ditetapkan oleh Rasulullah saw kepada pembaca Al-Quran- atau dapat lebih bagi yang ingin mendapatkan kemuliaan dan kebahagiaan lebih banyak lagi, apalagi pada bulan yang penuh berkah ini.

Wirid Kedua : Wirid Menghafal Yaitu berusaha menghafal Al-Quran setiap hari satu ayat atau dua atau tiga ayat, lalu mengulangi hafalannya dan memperbaikinya setiap hari, sehingga waktu yang berjalan beberapa tahun dapat menghafal Al-Quran secara keseluruhan dengan baik dan benar, memang sulit untuk mampu menghafal Al-Qur’an secara keseluruhan, selain banyak rintangan, cobaan, gangguan, juga karena faktor azam (kesungguhan) dalam jiwa seseorang, sehingga kesulitan untuk menghafal Al-Qur’an.

Wirid Ketiga : Wirid Tadabbur Yaitu dengan melakukan langkah-langkah yang terprogram; menerapkan program setiap hari satu ayat, dua , atau tiga ayat atau lebih dari itu. Berusaha untuk hidup dengannya dalam dirinya atau anggota tubuhnya. Dan dengan demikian, waktu-waktunya akan selalu dilewati dengan mentadabburkan Al-Qur’an, sehingga dalam beberapa tahun lamanya akan mampu mengkhatamkannya, khususnya dalam mentadabburkan Al-Quran, berinteraksi dengannya, menafsirkannya, memahaminya dan menguasainya. Marilah kita jadikan membaca Al-Qur’an bagian untuk meraih jutaan kebaikan, kemuliaan dan kebahagiaan. Imam At-Tirmidzi dalam hadits Hasan Shahih dari Abdullah bin Mas’ud ra. Meriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an) maka baginya satu ganjaran, dan akan dilipatgandakan dari setiap ganjaran sepuluh kali lipat, saya tidak katakan alif lam mim satu huruf, namun alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim adalah satu huruf”. (Tirmidzi).

Sederhananya kita bisa katakan: Satu juz Al-Qur’an kira-kira berjumlah 7000 huruf; 1 huruf dikalikan dengan 10 kebaikan x pahala 70 kewajiban = 4.900.000 (empat juta sembilan ratus ribu) kebaikan. kita bisa membaca satu juz paling lama kira-kira 40 menit. Jika kita mampu mengkhatamkan Al-Qur’an satu kali saja di bulan Ramadhan, maka biidznillah kita bisa meraih 147 juta kebaikan. Dan jika kita mampu mengkhatamkan tiga kali, 147 x 3 = 441 juta kebaikan. Sungguh, Allah swt. akan melipat-gandakan pahala kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, berlipat-lipat. Subhanallah….


Sumber : http://www.al-ikhwan.net/bahagia-bersama-ramadhan-7-bahagia-saat-tilawah-al-quran-di-bulan-ramadhan-3884/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar