Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk
sholat, maka beliau menyatakan: “Orang tersebut telah dikencingi setan
di kedua telinganya.” (Muttafaqun ‘alaih).
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam juga menceritakan: “Setan mengikat pada tengkuk
setiap orang diantara kalian dengan tiga ikatan (simpul) ketika kalian
akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang
tidur itu): 'Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.' Maka
apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa),
maka terurailah (terlepas) satu simpul. Kemudian apabila ia berwudhu,
terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila ia sholat, terurailah
simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan
bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di
malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas
(beramal shalih).” (Muttafaqun ‘alaih)
Suatu ketika Abu Dzar Al
Ghiffari melihat Rasulullah SAW shalat malam. Ia pun segera bermakmum
padanya. Pada rakaat pertama, Rasul membaca QS Al Baqarah dari awal.
Beliau terus membacanya sampai ratusan ayat.
"Mungkin beliau akan
sujud pada ayat yang ke dua ratus," demikian pikir Abu Dzar. Ketika tiba
di ayat 200 dan ada jeda, Abu Dzar bersiap untuk ruku. Ternyata, Rasul
meneruskan bacaannya.
Maka Abu Dzar membatalkan rukunya. "Mungkin
beliau akan ruku setelah Al Baqarah ini selesai," demikian pikir Abu
Dzar berikutnya. Maka setelah QS Al Baqarah selesai dibaca (286 ayat),
Abu Dzar kembali bersiap untuk ruku. Ternyata, Rasul meneruskan membaca
QS Ali Imran.
Maka Abu Dzar membatalkan rukunya. "Mungkin beliau
akan ruku setelah selesai membaca Ali Imran," pikir Abu Dzar kembali.
Maka ketika Rasul selesai membaca QS Ali Imran (200 ayat), Abu Dzar
kembali bersiap untuk ruku. Ternyata, Rasul meneruskan membaca QS An
Nisaa'.
Akhirnya setelah QS An Nisaa'
selesai dibaca (176 ayat), Rasul bertakbir lalu ruku. Maka Abu Dzar
mengikutinya. "Dan rukunya beliau hampir sama lamanya dengan
berdirinya," ungkap Abu Dzar. Pada saat berdiri di rakaat pertama
tersebut Rasul membaca 762 ayat. Sungguh
luar biasa!
Diriwanyaatkan dari Aisyah RA :
‘Sungguh
Nabi SAW shalat malam hingga merekah kedua telapak kakinya. Aisyah
berkata kepada beliau :”Mengapa engkau melakukan hal ini, wahai
Rosulullah, padahal Allah SWT telah mengampuni dosa-dosamu yang telah
lalu dan yang akan datang?”, Beliau menjawab, “Apa aku tidak ingin
menjadi hamba yang bersyukur?” (HR Bukhori dan Muslim)
Abu
Abdurrahman as-Salmi rhm. berkata, "Tatkala ayat dari surah Muzzammil
diturunkan, Rasulullah saw. dan para sahabatnya melaksanakan salat malam
selama setahun hingga kaki mereka bengkak-bengkak. Lalu, Allah
menurunkan ayat-Nya, yang artinya, "Sesungguhnya Rabmu mengetahui
bahwasanya kamu berdiri (salat) kurang dari dua pertiga malam, atau
seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari
orang-orang yang bersama kamu. Dan, Allah menetapkan ukuran malam dan
siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan
batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu,
karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Alquran. Dia mengetahui
bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang
yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan
orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah
apa yang mudah (bagimu) dari Alquran dan dirikanlah salat, tunaikanlah
zakat….”(Al-Muzzammil: 20).
Allah SWT menjadikan salat malam
sebagai sekolah bagi jiwa dan obat jiwa dan fisik. Rasulullah saw.
bersabda yang artinya, "Hendaknya kalian mengerjakan salat malam karena
ia merupakan kebiasaan orang saleh sebelum kalian, pendekatan kepada Rab
kalian, pencegahan dari perbuatan dosa, menghapus kesalahan dan
mengusir penyakit dari tubuh."
Seorang hamba yang melaksanakan
salat malam di sepertiga malam yang terakhir, berdiri dan duduk, ruku
dan sujud, berdoa dan merendahkan diri, menangis dan bertobat, maka
Allah pada waktu itu akan memandang kepadanya dengan pandangan rahmat,
waktu ketika Allah Azza wa Jalla turun ke langit dunia dan berfirman,
"Siapa yang meminta, Aku beri. Siapa yang meminta ampunan, Aku beri
ampunan. Siapa yang bertobat, Aku terima tobatnya. Siapa yang berdoa,
Aku penuhi doanya." Itulah waktu di akhir malam di waktu sahur, waktu
turunnya rahmat dan mengandung banyak keberkahan. Allah menerima tobat
orang yang bertobat kepada-Nya, mengabulkan orang yang berdoa
kepada-Nya, memberi orang yang meminta-Nya, siapa yang mendekat
kepada-Nya sejengkal, Ia akan mendekat kepada orang itu sehasta. Bila ia
mendekat kepada Allah sehasta, Allah akan mendekat kepadanya sedepa.
Dan, siapa yang datang kepada-Nya dengan berjalan, Allah akan mendatangi
orang itu dengan berjalan dengan bergegas.
Rasulullah saw.
memerintahkan kepada para sahabatnya agar melaksanakan salat malam.
Abdullah bin Umar r.a. berkata, "Saya adalah pemuda bujangan. Saya tidur
di masjid, lalu saya bermimpi didatangi dua orang malaikat dan
membawaku ke neraka dan ia seperti sumur yang dilipat. Dan, mendadak
kedua malaikat itu menghubungkannya seperti dua tanduk sumur. Maka aku
mendapati di dalamnya manusia yang aku mengenal mereka, lalu aku
berkata, "Aku berlindung kepada Allah dari api neraka. Aku berlindung
kepada Allah dari api neraka." Kedua malaikat itu lalu berkata, "Engkau
tidak akan takut … engkau tidak akan takut." Peristiwa ini lalu aku
ceritakan kepada Hafsah, dan ia kemudian menceritakannya kepada
Rasulullah saw., lalu Rasulullah saw. bersabda, "Sebaik-baik orang
adalah Abdullah, bila ia melakukan salat malam. Maka, setelah itu
Abdullah bin Umar tidak meninggalkan salat malam. Ia tidak tidur malam
kecuali hanya sedikit karena Allah Azza wa Jalla memuji atas orang yang
zuhud terhadap dunia dan menghabiskan waktunya untuk Rabnya. Ia
menyendiri dengan Allah dalam kegelapan malam ketika mata manusia telah
terpejam, gerakan telah diam, dan suara telah sunyi. Ia mneyendiri
bersama Rab Azza wa Jalla. Maka Allah SWT berfirman, "(yaitu)
orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan
hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur." (Ali
Imran: 17). Allah mengenakan kepada mereka cahaya dari cahaya-Nya,
memberikan kepada mereka mahabah (kewibawaan) di hati para makhluk dan
menjadikan ucapan dan perbuatannya manis dan diterima manusia. Itulah
para sahabat Muhammad saw. Mereka perutnya kosong karena lapar dan
matanya kabur karena tidak tidur. Mereka sujud dan ruku kepada Rabnya di
waktu malam.
Muadz bin Jabal r.a. berkata, "Kami datang dari
Perang Tabuk, lalu saya melihat Rasulullah saw. tengah sendirian, Lalu
aku mendatangi beliau dan berkata, "Wahai Rasulullah, tunjukkanlah
kepadaku amal perbuatan yang bisa mendekatkan diriku kepada surga."
Rasulullah saw. bersabda, "Bagus … bagus … sesungguhnya engkau telah
bertanya tentang sesuatau yang besar dan sesungguhnya itu adalah
kemudahan bagi yang dimudahkan oleh Allah. Engkau melaksanakan salat
yang ditetapkan (salat wajib), menunaikan zakat yang diwajibkan,
menjumpai Allah dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu,
melaksanakan salat malam karena salat seseorang dalam sepertiga akhir
dari malam akan menghapus kesalahan, bukankah aku telah menunjukkan
kepadamu atas tiang itu semua, salat adalah cahaya dan sedekah adalah
bukti."
Rasulullah saw. memerintahkan kepada Mu'adz bahwa bila ia
menginginkan surga, hendaknya ia melaksanakan salat malam. Dan Mu'adz
pun melaksanakan wasiat tersebut, ia melakukan salat malam dan berkata,
"Ya Allah, bintang-bintang telah terbenam, mata telah tenang, dan Engkau
Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak
mengantuk dan tidak tidur. Ya Allah, sesungguhnya permintaanku kepada
surga pelan dan lariku dari api neraka lemah, maka berilah aku petunjuk
dari sisi-Mu yang engkau benamkan untukku hingga hari kiamat,
sesungguhnya Engkau tidak menyelisihi janji." Mu'adz kemudian
membiasakan salat malam, melaksanakan wasiat Rasulullah saw. Ketika
kematian datang kepadanya, ia berkata, "Selamat datang kematian. Ya
Allah, sesungguhnya saya takut kepadamu dan hari ini saya mengharap
kepada-Mu. Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui saya tidak senang
tetap berada di dunia untuk menggali sungai atau menanam tumbuhan,
tetapi saya ingin tetap tinggal di dunia untuk merasakan dahaga di panas
yang terik, tidak tidur di waktu malam, dan berada dalam lingkaran ilmu
bersama para ulama." Itulah sahabat Rasululullah saw., Mu'adz bin Jabal
r.a.
Diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy’ari RA bahwasanya Rosulullah SAW pernah bersabda :
“Sungguh
dalam surga terdapat kamar-kamar yang bagian dalamnya terlihat dari
luar dan bagian luarnya terlihat dari dalam. Kamar-kamar itu Allah
sediakan untuk orang yang memberi makan, melembutkan perkataan,
mengiringi puasa Ramadhan, menebar salam dan asyik shalat malam di saat
manusia terlelap tidur”. (HR. Ahmad, Ibnu hibban dan At-tirmidzi)
Abu
Hurairah r.a. pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya
Allah 'Azza wa Jalla membenci setiap ja'dhari jawwath (orang yang keras,
kasar, pelahap dan berjalan dengan sikap sombong), yang berteriak di
pasar, menjadi bangkai di malam hari dan menjadi keledai di siang hari,
mengetahui perkara dunia bodoh terhadap urusan akhirat."
Rasulullah
SAW bersabda :”Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah
puasa di bulan Muharam, bulannya Allah. Sedangkan shalat yang paling
utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”. (HR. Muslim)
Bersabda Rosulullah SAW :
“
Sesungguhnya pada waktu malam ada satu saat ( waktu. ). Seandainya
seorang Muslim meminta suatu kebaikan didunia maupun diakhirat kepada
Allah SWT, niscaya Allah SWT akan memberinya. Dan itu berlaku setiap
malam.” ( HR Muslim )
Rasulullah SAW bersabda :
“Allah
menyayangi seorang laki-laki yang bangun untuk shalat malam, lalu
membangunkan istrinya. Jika tidak mau bangun, maka percikkan kepada
wajahnya dengan air. Demikian pula Allah menyayangi perempuan yang
bangun untuk shalat malam, juga membangunkan suaminya. Jika menolak,
mukanya disiram air.” (HR Abu Daud)
Bersabda Nabi SAW :
“Jika
suami membangunkan istrinya untuk shalat malam hingga keduanya shalat
dua raka’at, maka tercatat keduanya dalam golongan (perempuan/laki-laki)
yang selalu berdzikir.”(HR Abu Daud)
Rasulullah SAW bersabda,
''Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, sesungguhnya kamu akan mati.
Cintailah siapa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu akan
berpisah dengannya. Dan, berbuatlah sesukamu, sesungguhnya kamu akan
mendapat balasan atas perbuatan itu.'' Lalu, ia berkata, ''Wahai
Muhammad, kemuliaan orang yang beriman terletak pada shalat malam.
Kemuliaannya jika terletak pada terlepasnya ia dari ketergantungan
terhadap manusia.'' (HR Ahmad, Ibnu Khuzaimah, dan Baihaqi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar