Kebersihan merupakan hal yang didamba bagi semua orang. Karena dari
kebersihan, dapat melahirkan pola hidup sehat. Di bulan Ramadhan ini,
kebersihan pun tetap harus terjaga. Baik kebersihan jasmani maupun
rohani. Kebersihan jasmani meliputi bersih badan dan anggota tubuh
sewaktu hendak melakukan ibadah. Sedangkan bersih rohani, bersihnya
hati dari berbagai penyakit hati.
Bersih jasmani bagi orang yang
berpuasa patut dipelihara, termasuk kebersihan mulut. Saat berpuasa,
umat Muslim hanya menyikat gigi saat sahur dan berbuka. Oleh karenanya
mengapa orang yang berpuasa dianjurkan untuk bersiwak. Dalam suatu
hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Shalat dengan bersiwak itu lebih
utama daripada 70 shalat tanpa bersiwak lebih dahulu." Dalam hadits
yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim, Rasul bersabda, "Andaikan aku
tidak khawatir memberatkan atas umatku, niscaya aku wajibkan atas
mereka bersiwak (gosok gigi) pada tiap-tiap shalat."
Hadits
tersebut memberikan isyarat bahwa Rasul menginginkan umatnya untuk
senantiasa membersihkan gigi setiap hendak melakukan shalat, jika umat
tersebut tidak merasa keberatan. Karena, bersiwak merupakan sunnah yang
sangat dianjurkan. Tak sekedar dianjurkan, bersiwak (menyikat gigi)
juga dapat mempengaruhi kesehatan gigi, gusi, tenggorokan, dan mulut.
Dalam
hadits lain yang diriwayatkan Imam Bukhori juga disebutkan, "Hendaklah
kalian selalu bersiwak. Karena dalam bersiwak itu ada sepuluh perkara
terpuji. Sepuluh perkara tersebut yaitu:
Pertama, dapat
membersihkan mulut. Bersiwak, yang saat ini lebih masyhur disebut dengan
sikat gigi jelas dapat membersihkan mulut. Tak hanya membersihkan
mulut, menyikat gigi secara rutin dan benar juga mempengaruhi kesehatan
gigi dan gusi.
Kedua, membuat Allah ridho. Tak diragukan lagi,
sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang yang
membersihkan diri. Berwudhu, mandi, bahkan menyikat gigi ialah kegiatan
yang ditujukan demi bersih dan sucinya anggota tubuh. Tiada hal yang
dapat menghalangi ridho Allah untuk seorang hamba yang berniat
membersihkan diri dalam rangka beribadah dan dekat kepada-Nya.
Ketiga,
membuat setan marah. Mengapa setan bisa marah jika kita menggosok gigi?
Sebab setan tidak suka terhadap hal-hal yang bersih. Jika kita
bersiwak, itu berarti kita membersihkan diri dan menghindari diri dari
kekotoran. Karena setan lebih menyukai hal-hal yang kotor, ia murka
terhadap hamba-hamba Allah yang senantiasa menerapkan hidup bersih dan
sehat.
Keempat, dicintai Allah dan malaikat pencatat amal. Segala
sesuatu yang diniatkan dari hati, pasti akan dicatat oleh Allah dan
malaikat pencatat amal baik. Karena Allah amat mencintai kebersihan dan
keindahan, tentu Allah juga mencintai hamba-hambaNya yang beristiqomah
untuk menerapkan gaya hidup bersih dan sehat. Dengan menyikat gigi
secara teratur demi terciptanya kesehatan jasmani, insya Allah perbuatan
tersebut dinilai Allah sebagai ibadah.
Kelima, dapat menguatkan
gusi. Rutinitas menggosok gigi, jika dilakukan secara benar tentu dapat
bermanfaat bagi kesehatan dan kekuatan gusi. Dalam ilmu kesehatan gigi,
makanan yang kita konsumsi, setidaknya terdapat zat asam. Zat asam
tersebut dapat mengikis email pada gigi. Dapat terbayangkan jika kita
jarang menyikat gigi. Jangka panjangnya, email pada gigi tersebut dapat
membentuk lubang-lubang mikro.
Keenam, dapat menghilangkan lendir
(pada tenggorokan). Tenggorokan kita tidak 24 jam dalam keadaan bersih.
Adakalanya lendir-lendir timbul dan membuat kesehatan mulut dan
tenggorokan terganggu. Lendir itu pun akan timbul jika intensitas
menyikat gigi kita sangat jarang. Oleh karenanya mengapa disunnahkan
menyikat gigi sebelum shalat, fungsi utamanya ialah kesehatan dan
kesegaran saluran pencernaan tetap terjaga.
Ketujuh, dapat
menyegarkan napas. Selain bermanfaat untuk kesehatan gigi dan gusi,
menyikat gigi juga dapat menyegarkan napas. Pada zaman Nabi SAW, siwak
yang dipilih pun tentunya berkualitas. Meski tidak terdapat fluoride,
siwak yang Nabi gunakan sebelum beliau melaksanakan shalat mampu
membersihkan gigi, gusi dan memberikan kesegaran pada napas.
Kedelapan,
dapat membersihkan mulut dari cairan yang tidak berguna. Dalam mulut
dan gigi kita tentu terdapat bakteri dan kuman jika jarang dibersihkan.
Cairan yang tidak berguna, saat bercampur dengan lendir ditambah
frekuensi menyikat gigi yang jarang, akan menyebabkan karies tumbuh di
sela-sela gigi.
Kesembilan, dapat menguatkan pandangan mata.
Jika kita menelaah kembali etika atau adab menuntut ilmu dalam kitab
Ta’lim Muta’lim, kitab yang telah dipakai sebagai pegangan dalam
menuntut ilmu menyebutkan bahwa bersiwak (menyikat gigi) secara rutin
dan benar dapat menguatkan pandangan mata. Mengapa? Jika kesehatan mulut
terjaga, penglihatan pun dapat bekerja secara maksimal. Ringkasnya,
kesehatan gigi dan mulut mempengaruhi fungsi panca indera, termasuk
mata.
Kesepuluh, dapat menghilangkan bau busuk di mulut. Menyikat
gigi secara teratur dan benar tentu selain gigi, gusi dan pernapasan
sehat, bau tak sedap di mulut pun akan berkurang. Sehingga, dalam
kondisi berpuasa, tak perlu lagi merasa mulut kita mengeluarkan bau tak
sedap. Puasa, jika diimbangi dengan keteraturan kita membersihkan gigi,
tentu akan menghasilkan puasa yang maksimal. Insya Allah.
Red: irf
Rep: Ina Febriani
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/ramadhan/pernik/10/08/16/130342-sepuluh-hikmah-bersiwak-saat-puasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar