Hudzaifah.org - Saudaraku, seiman seaqidah. Mengapa kita terus menerus
berdzikir? Karena umur kita terus bertambah usia berkurang. Semakin
lama, tiap jam, tiap menit, tiap detik, kita semakin mendekati kematian.
Dan sesungguhnya hamba-hamba yang beriman sangat menantikan husnul
khotimah.
Bagi orang yang beriman, tidak peduli di mana ia mati. Tapi bagi orang-orang beriman, ia peduli bagaimana cara ia mati.
Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang di akhir hayatnya melafazkan dzikir 'laa ilaaha illallah' maka ia akan masuk surga."
Sungguh bahagia mereka yang selalu berdzikir kepada Allah. Inilah ibadah hitungan detik.
Ingat,
ada ibadah tahunan misalnya shalat Idul Fitri, shaum Ramadhan. Ada pula
ibadah bulanan, antara lain shaum sunnah ayyamul biidh. Ada lagi ibadah
mingguan, misalnya Shalat Jum'at. Ada pula ibadah harian, antara lain
sholat fardhu lima waktu, isya, subuh, dzuhur, ashar, hingga maghrib.
Nah,
ada ibadah setiap detik, setiap kesempatan, di mana pun, kapan pun,
dalam posisi apa pun, yaitu dzikir kepada Allah SWT. Dengan demikian
hubungan kita kepada Allah SWT tetap terjaga.
Sehingga di saat
puncaknya goncangan hidup yang lebih dahsyat dari tsunami, lebih dahsyat
dari badai Katrine, dimana semua orang pasti akan mengalaminya, yaitu
sakaratul maut; ia tetap tenang, karena hatinya selalu berdzikir kepada
Allah. Lalu Allah memanggilnya seperti dalam surat Al Fajar...
"Hai
jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke
dalam syurga-Ku." (QS. Al Fajr: 27-30)
Karena itu, siapa pun yang merindukan meninggal dalam keadaan baik, maka ia harus selalu berdzikir. Itulah husnul khotimah. [ai]
Sumber : http://www.hudzaifah.org/Article266.phtml
Tidak ada komentar:
Posting Komentar