***
***
Aku dan Pungkas kaget, dan kami hanya bisa tertawa.
Hingga pada akhirnya aku menjawab “Iya, ya, siapa jodoh kita nanti?”
Ya, aku sendiri pun tak tahu jawabannya.
Aprina, tersenyum dan berkata “lucu ya kita ini, dulu tak pernah terpikir sedikit pun tentang jodoh, sekarang dengan semakin bertambahnya umur barulah sadar, ternyata memikirkan jodoh itu lebih rumit dari pada ujian tesis”. Aku tertawa dan mengiyakan perkataan Aprina.
Pungkas pun berseloroh, “iya nih, umur sudah 24 tahun, tetapi gambaran tentang jodoh pun belum ada, kira-kira kapan ya kita bertemu jodoh kita, siapa ya jodoh kita?”.
Aku menjawab “tenang saja kawan, Insya Allah, jika Allah mengizinkan akan tiba waktu itu”.
Dalam hati ini, aku pun ingin segera bertemu jodohku. Siapa yang tak ingin bertemu dengan jodohnya? Sebagai makhluk Allah yang memiliki keinginan untuk menyempurnakan separuh agama, tentunya ingin. Bertemu jodoh yang telah dipilih oleh Allah untuk membawaku menuju surga-Nya. Aamiin, Insya Allah….
***
***
Ada siang dan ada malam.
Ada bahagia dan ada sedih.
Ada kaya dan ada miskin.
Ada hidup dan ada mati.
Ada lapang dan ada sempit.
Ada laki-laki dan ada perempuan.
Allah sudah mengatur siapa jodoh kita, mulai dari siapa namanya, dari mana asalnya, bagaimana keadaannya dan kapan kita akan dipertemukan dengannya. Karena hanya Dialah yang menentukan dengan siapa kita akan berjodoh. Sebagai makhluk Allah yang lemah dan tak berdaya, untuk menjemput jodoh tentu diperlukan suatu usaha. Usaha yang nampak dan tak tampak, artinya ada doa serta ikhtiar terhadap apa yang kita lakukan.
Satu hal yang perlu kita ingat, bahwa sikap kita yang paling baik dalam hal ini adalah senantiasa bersangka baik (husnuzhan) kepada-Nya. Karena sesuatu yang kita cintai atau sesuatu yang kita anggap baik (jodoh) belum tentu baik bagi kita menurut Allah. Begitu pula sebaliknya sesuatu yang kita anggap buruk bagi diri kita belum tentu buruk menurut ilmu Allah. “Boleh jadi kamu mencintai sesuatu padahal sesuatu itu amat buruk bagimu, dan boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu. Kamu tidak mengetahui sedangkan Allah Maha Mengetahui” (QS. 2:216) dan Allah tidak menguji seorang hamba di luar batas kemampuannya. Seperti janji Allah pada surah Al-Baqarah Ayat 286 “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. Selain berhusnuzhan kepada Allah, tak lupa pula kita harus memiliki sikap ‘sabar’ dalam menghadapi jodoh yang mungkin belum juga menghampiri kita padahal usia kita telah semakin senja. Firman Allah dalam Surah AI-Baqarah ayat 45, “Dan jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya yang demikian itu amat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Rabbnya, dan mereka akan kembali pada-Nya”.
***
TuhankuSahabat, takkan lari gunung dikejar. Begitu pula dengan jodoh, ia takkan pernah pergi ketika kita tak memintanya untuk pergi. Ia tak akan pula datang, jika kita tak menjemputnya. Berdoa dan terus berikhtiar, yakinlah semua akan indah pada waktunya. Insya Allah….
Dalam termangu.
Aku masih menyebut nama-Mu
Walau susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk
Tuhanku Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
(petikan puisi ‘DOA’ – Khairil Anwar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar