REPUBLIKA.CO.ID,
YOGYAKARTA -- Fitrah kemanusian dapat melahirkan insan fitri apabila
dikesucian dan kekuatan dikembangkan. Ketua Umum Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengatakan hal tersebut menjadi
kepribadian bagi orang-orang yang bertakwa.
Perayaan Idul Fitri pada hari ini dilakukan untuk merayakan
kemenangan mengendalikan hawa nafsu selama bulan Ramadhan. Menurutnya,
pengendalian hawa nafsu merupakan jihad besar karena hal tersebut sangat
berat bagi manusia.
"Hawa nafsu akan berakibat pada keburukan dan manusia yang mengikuti
hawa nafsu akan terjebak dalam kekejian, kemungkaran, dan kezaliman,"
kata Din dalam khutbah Idul Fitri di Plaza Monumen Jogja Kembali, Kamis
(8/8).
Akibat dari mengikuti hawa nafsu, terjadi kerusakan moral dalam
masyarakat yang dapat meruntuhkan kehidupan bangsa. Din mengatakan
bangsa Indonesia yang memiliki modal sosial dan modal budaya saat ini
mengalami pergeseran dan perubahan.
Yakni, terdapatnya gejala anak bangsa yang cenderung pemarah, mudah
tersinggung, dan menempuh jalan kekerasan dalam menyelesaikan masalah.
Selain itu, daya juang dan sikap pantang menyerah bangsa Indonesia mulai
tergerus oleh zaman.
"Mereka tidak tahan terhadap ujian dan cobaan, sehingga mengambil
jalan pintas menerabas hukum dan menghalalkan segara cara," ujarnya.
Sikap bergotong royong bangsa Indonesia saat ini juga telah berkurang
dan tergantikan oleh kecenderungan hidup bernafsi-nafsi untuk hidup dan
selamat sendiri.
Untuk menyikapi hal-hal tersebut, Din mengajak untuk melakukan muhasabah atau mawas diri dan muraqabah atau jaga diri.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/ramadhan/ibrah/13/08/08/mr6w51-din-syamsuddin-idul-fitri-momentum-kembali-ke-fitrah-manusia-sejati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar