Ilustrasi perampok bersenjata api.
| Shutterstock
BATURAJA, KOMPAS.com — Heri Ramsyah (24), warga Indralaya, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir (OKI), meringis kesakitan di Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU). Kaki kiri dan kanannya terpaksa ditembak lantaran hendak melarikan diri saat ditangkap polisi di kediamannya, Jumat (30/8/2013).
Dari Informasi yang diterima Tribun Sumsel, Heri ditangkap bersama dua rekannya sesama perampok, yakni Sandi Fitriansyah (22), warga Indralaya, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten OI, dan Bambang warga RS Olindo, Kecamatan Baturaja Timur, OKU.
Ketiga tersangka ini merupakan 3 dari 5 pelaku perampok, Nexion (43), asisten manager PD Panen, perusahaan distributor sembako pada Senin (29/7/2013) pukul 08.00 WIB lalu di Desa Terusan, Baturaja Barat, OKU.
Dalam kejadian tersebut, para pelaku melarikan uang Rp 384 juta dan berupa cek giro. Korban Nexion tewas ditembak dan ditusuk. Sementara Yanto (27), satpam PD Panen yang menemani Nexion saat hendak menyetor uang mengalami luka-luka akibat peristiwa tersebut.
"Pelaku ada 5 orang. Kita baru berhasil menangkap 3 pelaku. Indentitas pelaku lainnya sudah kita ketahui," kata Kapolres OKU AKBP Mulyadi Sik MH didampingi Kasat Reskrim Polres OKU AKP Zulkarnain Sik.
Kapolres menjelaskan, setelah melakukan penyelidikan dan pengintaian, polisi pertama kali menangkap Bambang yang merupakan karyawan PD Panen. Bambang ini merupakan seorang informan sebelum melakukan perampokan. Setelah dilakukan pengembangan, polisi menangkap Heri dan Sandi di kediamannya masing-masing.
"Jadi setelah mendapat informasi dari Bambang, Heri dan Sandi ini langsung melakukan aksinya. Saat itu pelaku menggunakan sepeda motor Kawasaki Ninja Hitam BG 4072 TF untuk melakukan aksinya," kata Kapolres. Heri dan Sandi ditembak karena melawan dan hendak melarikan diri dari kejaran petugas.
Heri, salah seorang pelaku, mengaku baru pertama kali melakukan perampokan. Selain mereka bertiga, ia melakukan aksi perampokan bersama kedua rekannya yang saat ini masih buron.
"Saya tidak tahu nama aslinya, yang saya tahu hanya Abang saja panggilannya. Setelah bagi hasil saya tidak tahu lagi ke mana orang itu. Yang menembak korban Sandi bukan saya. Saya hanya menusuk korban dengan senjata tajam," kata Heri meringis kesakitan di Mapolres OKU.
Heri mengaku mendapat bagian sebanyak Rp 85 juta. Sementara Sandi sebesar Rp 35 juta. Uang itu diakuinya belum sempat ia gunakan untuk kepentingan pribadi. Dari Rp 85 juta bagiannya dipinjam saudaranya sebesar Rp 30 juta untuk membeli mobil, dan Rp 5 juta lebih disumbangkan ke masjid dan panti asuhan.
"Saya tidak mau makan sendiri hasil rampokan itu. Saya ingin bagi-bagi dan bersedekah. Saya sebenarnya tidak mau merampok, saya khilaf karena ajakan teman. Bagian untuk Bambang saya tidak tahu, urusannya dengan Abang," katanya.
Sandi mengaku ikhlas kaki kanan dan kirinya ditembak polisi. Sebab hal ini ia alami karena balasan dari perbuatannya.
"Saya menyesal. Ibu saya baru meninggal dan ayah saya sekarang ini sedang sakit," katanya.
Sumber :
Tribunnews.com
0 komentar:
Posting Komentar