Jika kita memasuki daerah pekuburan dan melayangkan pandangan pada kuburan-kuburan yang tersusun rapi, maka kita akan mendapati keheningan dan sunyi yang berkepanjangan. Tak terdengar sedikitpun suara, meski banyak yang tinggal disitu. Kuburan-kuburan yang berjejer rapat, sementara dahulu mereka tinggal berjauhan, tidak saling mengenal antara satu dengan yang lainnya.
Ada
anak kecil yang masih menyusui, ada orang kaya, ada juga orang yang tak
punya. Ada orang yang tua renta, dan ada pula anak muda. Namun, apakah
gerangan yang terjadi pada mereka? Banyak diantara kita tidak mengetahui
Misteri Alam Kubur.
Oleh
karena itu, kali ini kami akan mengajak anda untuk menjelajahi alam
kubur sebagaimana yang telah dikabarkan oleh rasulullah -Shollallahu
‘alaihi wasallam- berdasaarkan wahyu dari Allah – Subhanahu Wa Ta’ala-, bukan dari takhayyul yang dibuat-buat oleh manusia :.
Uraian lengkap Hadits Shohih yang panjang dibawah ini.
Al-Barra’
bin ‘Azib-radhiyallahu ‘anhu- dia berkata,: “Kami pernah mengiringi
jenazah seorang dari sahabat anshar. Tatkala kami tiba di kuburan,
ternyata penggalian lahat belum selesai. Akhirnya Rasulullah
-Shollallahu ‘alaihi wasallam-duduk (menghadap kiblat), dan kami pun
duduk di sekelilingnya. seolah-olah ada burung diatas kepala kami yang
hinggap (karena dalam keadaan diam dan tenang). Rasulullah -Shollallahu
‘alaihi wasallam- memegang kayu yang beliau pukulkan ke tanah.(Beliau
memandang ke langit lalu memandang ke tanah, lalu beliau mendongakkan
kepalanya dan menundukkannya tiga kali). Kemudian beliau bersabda,
اِسْتَعِيْذُوْا بِاللهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
“Berlindunglah kalian kepada Allah dari siksa kubur“. Diucapkan dua atau tiga kali. (Kemudian Rasulullah bersabda,
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
“Ya Allah aku berlindung kepadamu dari azab kubur“).tiga kali.
Kemudian
bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba yang mu’min apabila meninggal
dunia dan menghadapi akhirat maka turunlah para malaikat dari langit.
Wajahnya putih seakan-akan di wajah mereka itu matahari. Mereka membawa
kain kafan diantara kafan-kafan surga dan hanuth (parfum) diantara
parfum-parfum surga hingga mereka duduk dari tempat yamg jaraknya sejauh
mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut -Alaihis Salam- hingga
duduk di sisi kepalanya lalu dia berkata, “Wahai jiwa yang baik (dalam
sebuah riwayat: yang tenang) keluarlah menuju kepada ampunan Allah dan
keridhoan-Nya. (Rasulullah bersabda), “Maka keluarlah ruh itu mengalir
seperti tetesan air dari wadahnya, lalu malaikat itu mengambilnya.
Apabila malaikat maut telah mengambilnya, maka para malaikat itu tidak
membiarkannya berada di tangan malaikat maut sekejap mata pun hingga
mereka mengambilnya, lalu mereka meletakkan di dalam kafan dan parfum
tersebut.(Maka itulah makna firman Allah -Ta’ala-,
“Dia diwafatkan oleh malaikat-malaikat kami; dan malaikat-malaikat kami itu tidak melalaikan kewajibannya“. (QS. Al An’am:61)
Semerbak
bau wangi seperti misik paling wangi yang didapati di muka bumi. Lalu
mereka membawanya naik. Tidaklah mereka melewatkan ruh itu di hadapan
sekumpulan para malaikat melainkan para malaikat itu mengatakan, Siapakah ruh yang wangi ini? Mereka
menjawab, Fulan bin Fulan -disebut dengan nama-nama terbaik yang dulu
mereka menyebutnya ketika di dunia- hingga mereka sampai di langit
dunia. Lalu mereka minta agar pintu dibukakan untuk ruh itu. Maka
dibukakan untuk mereka. Lalu para malaikat muqarrabun dari semua sisi
langit itu mengantarkannya sampai ke langit yang berikutnya hingga
berakhir di langit yang ke tujuh. Maka Allah -Ta’ala- berfirman,
“Tulislah untuk hamba-Ku di ‘Illiyyin.”.
“Tahukah
kamu apakah ‘Illiyyin itu? (yaitu) Kitab yang bertulis. Yang disaksikan
oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah)“. (QS. Al-Muthoffifin:19-21).
Maka
ditulislah kitabnya di Illiyyin. (Kemudian Allah berfirman lagi),
“Kembalikanlah ia ke bumi. sesungguhmya Aku (berjanji kepada mereka
bahwa) dari bumilah Aku menciptakan mereka dan dari sana Aku kembalikan
mereka, dan dari sana pula Aku mengeluarkan mereka lagi di kali yang
lain”. Maka (ia dikembalikan ke bumi, dan) dikembalikan ruhnya itu ke
dalam jasadnya.(Kata beliau -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, sesungguhnya
ia mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya, apabila mereka
pulang meninggalkannya). Lalu ia didatangi oleh dua malaikat (yang
keras hardikannya) seraya menghardiknya dan mendudukkannya. Lalu kedua
malaikat itu bertanya kepadanya, “Siapa Rabbmu?” Maka ia menjawab,
“Rabbku adalah Allah”. Keduanya bertanya lagi, “Apa agamamu?” Dia
menjawab, “Agamaku Islam”. Lalu keduanya bertanya lagi, “Siapakah orang
yang diutus oleh Allah kepada kalian itu?” Dia menjawab, “Beliau adalah
utusan Allah”. Lalu keduanya bertanya lagi kepadanya, “Apa saja
amalanmu?”Dia menjawab, “Aku membaca Kitabullah, lalu aku beriman
kepadanya, dan membenarkannya”. Lalu malaikat itu bertanya lagi, “Siapa
Rabbmu? dan apa agamamu? dan siapa nabimu?” Itulah akhir fitnah (ujian)
atau pertanyaan yang diajukan kepada seorang mu’min. Maka itulah makna
firman Allah -Ta’ala-,
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”. (QS.Ibrahim: 27)
Lalu
ia menjawab, “Rabbku adalah Allah; agamaku Islam, dan nabiku adalah
Muhammad -Shollallahu ‘alaihi wasallam-”. Maka ada Penyeru (Allah) yang
menyeru dari langit dengan mengatakan, “Telah benar hamba-Ku. maka
bentangkanlah permadani dari jannah (surga) dan kenakanlah untuknya dari
pakaian jannah, serta bukakanlah untuknya pintu ke jannah”. Lalu sampai
kepadanya hawa jannah dan bau wanginya, dan diluaskan kuburnya sejauh
mata memandang. Datanglah kepadanya (di dalam sebuah riwayat:
didatangkan kepadanya dalam bentuk) seorang laki-laki yang tampan
wajahnya bagus pakaiannya, dan wangi baunya, lalu orang itu mengatakan,
“Berbahagialah dengan apa yang membuatmu senang, (berbahagialah dengan
keridhan dari Allah -Ta’ala-dan jannah yang di dalamnya ada
nikmat-nikmat yang abadi). Ini adalah hari yang dijanjikan kepada
engkau”. Lalu ia mengatakan kepadanya, “(Engkau telah diberi kabar
gembira oleh Allah dengan kebaikan) Siapakah engkau ini? wajahmu
menunjukkan wajah orang yang datang dengan kebaikan”. Orang itu
menjawab, “Aku adalah amalanmu yang shalih (Demi Allah tidaklah aku
mengetahuimu, kecuali engkau orang yang bersegera melakukan ketaatan
kepada Allah. Maka Allah membalasmu dengan yang terbaik)”. Kemudian
dibukakanlah untuknya pintu jannah dan pintu neraka. Lalu dikatakan
kepadanya, “Inilah tempat tinggalmu jika engkau durhaka kepada Allah.
Kemudian Allah menggantikanmu dengan yang itu (jannah)”. Saat ia melihat
apa yang ada di dalam jannah, ia mengatakan, “Ya Rabbi, segerakanlah
datangnya hari kiamat agar aku pulang lagi kepada keluargaku dan
hartaku”. (Lalu dikatakan kepadanya:tenanglah).
Lanjut beliau -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda , “Sesungguhnya seorang hamba yang kafir (di dalam sebuah riwayat, “yang fajir/durhaka”)
apabila ia meninggal dunia dan menghadapi akhirat, turunlah kepadanya
para malaikat dari langit (yang keras lagi kejam) yang berwajah
hitam-hitam. Mereka membawa pakaian kasar (dari neraka). lalu mereka
duduk dari tempatnya sejauh mata memandang. kemudian datanglah malaikat
maut hingga duduk di sisi kepalanya lalu ia berkata, “Wahai jiwa yang
jelek! Keluarlah menuju kemurkaan Allah dan kemarahannya!” Maka
tercerai-berai ruh itu di dalam jasadnya, kemudian dicabut seperti
dicabutnya besi berduri (banyak cabangnya) dari bulu yang basah lalu
tertarik putus bersamanya urat-urat dan pembuluhnya. (Kemudian ia
dilaknat oleh setiap malaikat yang ada di antara langit dan bumi dan
semua malaikat yang ada di langit; ditutuplah pintu-pintu langit. Tidak
ada di antara malaikat penjaga pintu itu, kecuali mereka memohon kepada
Allah agar ruh itu jangan dinaikkan melalui tempat mereka). Lalu
malaikat maut mangambilnya. Apabila malaikat maut telah mengambilnya,
maka para malaikat itu tidak membiarkannya berada di tangannya sekejap
mata pun hingga mereka mengambilnya, lalu mereka meletakkannya di dalam
kafan tersebut. Maka keluarlah dari ruh itu bau busuk seperti bangkai
paling busuk yang didapati di muka bumi. Kemudian mereka membawanya
naik. Tidaklah mereka melewatkan ruh itu di hadapan sekumpulan para
malaikat, melainkan para malaikat itu mangatakan, “Siapakah ruh yang sangat busuk ini?”
Mereka menjawab, Fulan bin Fulan – disebut dengan nama-nama terburuk
yang dulu mereka menyebutnya ketika di dunia– hingga mereka sampai di
langit dunia. Lalu mereka minta agar pintu dibukakan untuk ruh itu.
Namun tidak dibukakan untuknya. Kemudian Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi
wasallam- membaca ayat,
“Sesungguhnya
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan menyombongkan diri
terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu
langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang
jarum. Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang
berbuat kejahatan. (QS. Al-A’raf:40)
Allah berfirman, “Tulislah kitabnya di Sijjin, di bumi yang paling bawah“.
(Kemudian Allah berfirman lagi), “Kembalikanlah ia ke bumi.
Sesungguhmya Aku (berjanji kepada mereka bahwa) dari bumilah Aku
menciptakan mereka dan dari sana Aku kembalikan mereka, dan dari sana
pula Aku mengeluarkan mereka lagi di kali yang lain”. Maka dilemparkan ruh (dari langit) dengan lemparan (yang membuat ruh itu kembali ke dalam jasadnya). Kemudian Rasulullah membaca,
“Barangsiapa
yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah
jatuh dari langit, lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke
tempat yang jauh“. (QS. Al-Hajj: 31)
Lalu
dikembalikan ruh itu ke dalam jasadnya. (Kata beliau -Shollallahu
‘alaihi wasallam-, “Sesungguhnya ia mendengar suara sandal orang-orang
yang mengantarkannya apabila mereka pulang meninggalkannya). Lalu ia
didatangi oleh dua malaikat (yang keras hardikannya), lalu keduanya
menghardiknya dan mendudukkannya. Kemudian kedua malaikat itu bertanya
kepadanya, “Siapa Rabbmu?” Maka ia menjawab, “Haah…hah, saya tidak tahu“. Keduanya bertanya lagi, “Apa agamamu?” Dia menjawab, “Haah hah, saya tidak tahu“.
Lalu keduanya bertanya lagi, “apa komentarmu tentang orang yang diutus
oleh Allah kepada kalian itu?” Dia tidak tahu namanya. Lalu dikatakan
kepadanya, “Muhammad!?” Maka ia menjawab, “Haah…hah, saya tidak tahu
(saya mendengar orang mengatakan begitu”. Lalu dikatakan kepadanya,
“Engkau tidak tahu, dan tidak membaca?” Maka ada penyeru yang menyeru
dari langit dengan mengatakan, “Dia dusta. Maka bentangkanlah permadani
dari neraka dan bukakanlah untuknya pintu ke neraka”. Lalu sampailah
kepadanya panas neraka dan hembusan panasnya. Disempitkan kuburnya
hingga bertautlah tulang rusuknya karenanya. Datanglah kepadanya (di
dalam sebuah riwayat: didatangkan kepadanya dalam bentuk) seorang
laki-laki yang buruk wajahnya buruk pakaiannya dan busuk baunya. Lalu
orang itu mengatakan, “Aku kabarkan kepadamu tentang sesuatu yang
membuatmu menderita. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu”. Lalu ia
mengatakan kepadanya, “(Engkau telah diberikan kabar jelek oleh Allah)”.
Siapakah engkau ini? Wajahmu menunjukkan wajah orang yang datang dengan
kejelekan”. Orang itu menjawab, “Aku adalah amalanmu yang buruk.
(Demi Allah, tidaklah aku mengetahuimu, kecuali engkau adalah orang
yang berlambat-lambat dari melakukan ketaatan kepada Allah dan bergegas
kepada kemaksiatan kepada Allah. Maka Allah membalasmu dengan yang
terburuk)”. Kemudian didatangkan kepadanya seorang yang buta, tuli lagi
bisu dengan membawa sebuah palu besar di tangannya! Kalau saja palu itu
dipukulkan kepada gunung, tentu gunung itu menjadi debu. maka orang itu
memukulkan palu itu kepadanya hingga ia menjadi debu. Kemudian Allah
mengembalikannya lagi seperti semula. Lalu orang itu memukulnya sekali
lagi hingga ia memekik keras dengan teriakan yang bisa didengar oleh
segala yang ada, kecuali manusia dan jin. Kemudian dibukakan pintu
neraka untuknya dan dibentangkan permadani dari neraka). Maka ia
berkata:”Ya Rabbi! janganlah Engkau datangkan hari kiamat itu!” (HR.
Abu Dawud dalam Sunan-nya (4753), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (107),
Ath-Thoyalisiy dalam Al-Musnad (753), dan Ibnu Abi Syaibah dalam
Al-Mushonnaf (12059). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy
dalam Takhrij Al-Misykah (1630))
Demikianlah
perjalanan kita kali ini. Semoga bisa menjadi nasihat bagi kita sebagai
calon penghuni kubur yang akan segera menyusul orang-orang yang ada
dalam liang lahat. Maka persiapkanlah imanmu dan amal sholihmu dengan
mempelajarilah agamamu sehingga engkau menjadi orang-orang yang selamat
dari hardikan malaikat, dan himpitan kubur yang gelap. Ingatlah dunia
dan umurmu singkat !!
Dikutip dari http://almakassari.com/?p=242, Penulis: Buletin Jum’at Al-Atsariyyah Judul: Misteri Alam Kubur
0 komentar:
Posting Komentar