Oleh : M. Masnur Hamzah, Lc.
Hudzaifah.org - Mari kita simak briefing Rasulullah saw. ketika akan memasuki bulan suci ini:
?Wahai
sekalian manusia, bulan yang besar lagi penuh barokah telah menaungi
kalian: bulan Ramadhan. Bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih
baik dari seribu bulan. Bulan yang Allah jadikan puasanya sebagai
kewajiban, dan qiyam di malam harinya sebagai tathowwu (amalan sunnah).
Siapa
yang bertaqorrub (mendekatkan diri kepada Allah) di dalam bulan
Ramadhan dengan satu bentuk kebaikan, maka samalah dengan orang yang
mengerjakan satu fardhu (kewajiban) di bulan lainnya. Dan siapa yang
mengerjakan satu fardhu di bulan Ramadhan, maka samalah dengan orang
yang mengerjakan tujuh puluh fardhu di bulan lainnya.
Ia adalah
bulan sabar, dan pahala sabar adalah syurga. Ia adalah bulan santunan,
dan bulan di mana rizqi seorang mu'min akan ditambah. Pada bulan ini,
siapa yang memberi juadah berbuka kepada orang yang berpuasa, maka hal
itu merupakan pengampunan dosa-dosanya, pembebasan dirinya dari api
neraka, dan ia memperoleh pahala yang sama dengan orang yang berpuasa
itu, tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala orang yang berpuasa."
Kemudian,
para sahabat radhiyallahu 'anhum bertanya, "Ya Rasulullah! Tidak setiap
kami mendapati apa yang akan diberikan untuk berbuka bagi orang yang
berpuasa." Maka Rasulullah SAW menjawab, "Allah memberikan pahala ini
kepada siapa saja yang memberi buka orang puasa dengan satu biji kurma,
atau seteguk air, atau seteguk susu yang sudah dicampur air sekalipun."
Ia
merupakan bulan yang permulaannya adalah rahmah, pertengahannya adalah
maghfiroh (ampunan), sedang penghujungnya adalah pembebasan dari api
neraka. Subhanallah. Siapa yang meringankan kerja pembantunya, maka
Allah berikan maghfiroh kepadanya, dan Allah bebaskan dia dari api
neraka.
Maka perbanyaklah empat hal. Yang dua untuk memperolah
ridho Tuhan kalian yaitu bersyahadah dan beristighfar. Dan dua hal lagi
yang pasti sangat kalian perlukan, yaitu meminta syurga kepada-Nya dan
memohon perlindungan-Nya dari api neraka. Siapa yang memberi minum orang
yang berbuka, maka di padang mahsyar Allah akan memberinya minum dari
telaga Allah, dengan minuman yang dia tidak merasa haus lagi, sampai dia
masuk syurga". (HR. Ibnu Khuzaimah)
Berikut beberapa hal yang kurang lebih tertangkap dalam khutbah Rasulullah tsb:
1. Manajemen Ruhiyah
Kemudian,
para sahabat radhiyallahu 'anhum bertanya, "Ya Rasulullah! Tidak setiap
kami mendapati Rasulullah saw. membagi Ramadhan menjadi tiga bagian.
Masing-masing berjumlah 10 hari. Di tahap awal Ramadhan, kita perlu
memasang target ibadah Ramadhan kita. Setelah 10 hari berlalu,
dimuhasabah untuk kemudian diperbaiki dan ditingkatkan di babak kedua
dan ketiga. Tensi dan derajat ruhiyah ditingkatkan sampai pada tingkat
yang maksimal.
Di awal-awal Syawal, kita melakukan recovery
terhadap hati kita yang telah sangat suka dengan ibadah. Hasil yang kita
harapkan setelah itu, adalah tercapainya kestabilan ruhiyah sebagai
bekal kita untuk menghadapi kehidupan pasca Ramadhan. Kegagalan kita
dalam mengurus ruhiyah akan berdampak kepada goyahnya ruhiyah pasca
Ramadhan.
2. Manajemen Amal
Di bulan Ramadhan,
setiap amalan dilipatgandakan oleh Allah. Untuk amalan sunnah akan
bernilai wajib di sisi Allah. Dan amalan wajib akan Allah lipat gandakan
menjadi 70 kali ganda. Bahkan amalan yang mubah seperti tidur , jika
niatnya benar, pun bernilai ibadah di sisi-Nya.
Di bulan ini kita
berbisnis dengan Allah. Makin besar amalan yang kita lakukan, akan
makin besar nilainya di sisi Allah. Selain itu juga karena waktu yang
hanya terbatas 30 hari; dengan waktu yang sangat singkat ini, kita
diharapkan mencapai derajat taqwa. Maka kita harus pandai-pandai
menentukan prioritas dalam beramal. Amalan wajib kita dahulukan dari
yang sunnah; amalan sunnah kita dahulukan dari yang mubah. Nilai ibadah
sunnah yang tertinggi sangat kita utamakan dibanding dengan amalan
sunnah yang lain, dan seterusnya.
3. Manajemen Doa
Rasulullah
bersabda bahwa waktu yang paling berbahagia bagi orang yang berpuasa
adalah ketika berbuka dan ketika bertemu dengan Rabb-nya. Ketika Allah
membuka tabirNya dan kita melihat wajah Allah dalam syurga, maka itu
adalah waktu bertemunya seorang hamba dengan Allah di akhirat. Dan waktu
bertemunya seorang hamba dengan Allah di dunia adalah saat berbuka
puasa.
Karena saat itulah Allah memberikan hak orang yang berpuasa
setelah melaksanakan kewajibannya menahan nafsu di siang hari. Karena
do'a yang dilantunkan saat itu adalah do'a yang mustajabah.
Ketika
kita berpuasa seharian penuh dan kita tidak berbuka karena Allah; maka
saat berbuka tentunya kita ingin membuktikan kebenaran puasa kita
padaNya, dan saat itulah Allah ingin memberikan hadiahNya kepada
hamba-hamba yang benar-benar dalam puasanya.
TAPI? berapa banyak
dari kita yang tidak menyadari hal ini? Berapa banyak dari kita yang
melalaikan waktu yang sangat utama ini? Berapa banyak orang yang
menyempatkan berdo'a (selain do'a berbuka) ketika berbuka? Berapa banyak
orang yang menangis ketika berbuka? Tanpa menyedari bahwa kita telah
melepaskan kesempatan berharga memohon kepada Allah terhadap keinginan
kita, yang sangat mustajabah itu?
Berapa banyak yang bertafakkur
saat berbuka? Dengan tegukan pertama, ia ingat seluruh dosa-dosanya yang
telah lalu, dan mengingat seharian penuh dia berpuasa, menahan seluruh
nafsunya hanya untuk Allah? dan ketika berbuka, ia meminta haknya,
memohon sesuatu pada Allah, dengan do'a yang mustajabah tadi, seraya
menangis untuk do'a dan dosanya?
Hari pertama do'anya dikhususkan
untuk orangtuanya agar terhindar dari api neraka. Hari kedua, do'anya
dikhususkan untuk pengampunan seluruh dosanya yang telah lalu. Hari
ketiga do'anya dikhususkan bagi saudara-saudaranya yang sedang berjuang
dan syahid di medan laga melawan kaum kuffar durjana, ?? Sehingga
setelah keluar dari bulan Ramadhan, seluruh permintaannya telah
terpenuhi, kewajibannya dilaksanakan dengan berpuasa, dan haknya
dipenuhi Allah dengan makbulnya seluruh do'anya.
Merugilah orang
yang tidak menyadari hal ini. Karenanya tentu kita harus melist
permohonan kita selama 30 kali kesempatan. Apa keinginan kita di bulan
sebelum Ramadhan, maka saat berbukalah keinginan itu kita utarakan.
Itulah manajemen do'a.
4. Manajemen Infaq
Jika
kita memiliki dana sekian ratus ribu atau sekian juta rupiah misalnya,
apa amalan utama yang dapat melipatgandakan dana kita di akhirat dan
menjadi berharga di yaumil akhir? Jawabnya adalah memberi makan orang
berbuka.
Memberi makan orang yang berbuka, dapat melumerkan hati dan
memperat tali silaturahmi. Mereka yang kita berikan makanan berbuka akan
sangat berterima kasih, dan lunturlah semua kekasatan hati yang pernah
ada. Maka perlu manajemen infaq (baca: traktir), terutama bagi kaum
fukoro dan masakin.
5. Manajemen Waktu
Tidak lewat
setiap detik --dalam bulan Ramadhan, kecuali di dalamnya bernilai
ibadah. Namun ada waktu-waktu utama yang dianjurkan untuk melebihkan
prioritasnya dibandingkan waktu-waktu yang lain.
Oleh Rasulullah
saw., bulan Ramadhan dibahagi tiga bahagian. Awalnya adalah rahmat;
pertengahannya adalah maghfiroh; dan bagian akhirnya adalah perlindungan
dari api neraka. Waktu-waktu di bagian awal (sepuluh hari pertama),
urusan duniawi masih memiliki porsi yang besar. Di bagian kedua, untuk
urusan duniawi menurun. Dan di bahagian ke tiga, kita memfokuskan diri
meninggalkan kehidupan dunia untuk sibuk dengan urusan akhirat. Mereka
yang bersungguh-sungguh dalam hal ini, pasti telah mempersiapkannya
jauh-jauh hari.
Bagi mereka yang memiliki pekerjaan tetap,
mungkin melokasikan waktu cutinya pada saat terakhir bulan Ramadhan.
Mereka yang berdagang, meninggalkan dagangannya untuk sejenak
beristirahat dari segala keseronokan dunia. Mereka yang memiliki
aktivitas lain, atau kesulitan lain, telah disiapkan sebelum datangnya
waktu i'tikaf (misal: banyak tugas; persiapan kuis; laporan yang harus
diselesaikan). Sehingga saat beri?tikaf (sepuluh hari terakhir
Ramadhan), seluruh permasalahan duniawi tak dapat mengganggu kesempatan
ibadah kita ini.
Dalam sehari semalam, Allah membagi waktu siang
untuk bekerja, dan waktu malam untuk beribadah, karena beribadah di
waktu malam jauh lebih utama (QS. Al-Muzammil). Oleh karenanya,
pengaturan waktu harian dibagi berdasarkan panduan ini. (Yang belum,
atau tidak pernah buat?rencana harian khusus untuk bulan Ramadhan,
dibuat yaa? Sisakan sedikit space buat jaga-jaga kalau ada kegiatan yang
tidak terencana, such as: kuliah tambahan tiba-tiba; persidangan atau
mesyuarat mengejut, sesak di jalan, dan lain-lain yang unpredictable
(yang sulit diramal). Kalau ternyata tidak ada, acara tiba-tiba, space
yang kosong itu bisa digunakan untuk, kau tahu yang kau mau. Love Allah,
know Islam.
6. Manajemen Hawa Nafsu
Bulan
Ramadhan sebagai bulan latihan, menuntut kita untuk bersungguh-sungguh
dalam mencapai tujuan/target. Target yang paling rendah adalah
diampuninya seluruh dosa. Dan target tertingginya adalah mendapatkan
taqwa. Latihan mengendalikan hawa nafsu dari dosa dan kemaksiatan
sangatlah penting artinya.
Di bulan ini kita membuat list dosa
yang mungkin kita perbuat (misal: tidak bersabar atas kelakuan
teman/tetangga, tidak sabar atas keadaan yang terjadi, kesel sama guru
yang memberi tugas banyak padahal masih bulan Ramadhan? sabar aja, ya...
Yang terasa; maaf yaa?).
Setiap berbuat dosa, beri nilai atau
check point pada lembar muhasabah itu. Dan insya Allah kita akan takjub
(asal jangan jadi ujub) dengan diri kita sendiri, manakala ini dilakukan
dengan benar. Karena di hari-hari awal Ramadhan, ketika mengisi lembar
ini, kita sibuk mengucapkan istighfar (dengan lisan dan qalbu) lalu
mengevaluasinya. Di akhir Ramadhan, kita periksa ulang. Sehingga paling
tidak, jumlahnya sudah banyak berkurang.
7. Manajemen Amal
Di
lembar berikutnya, kita buat form amal yang mungkin kita lakukan.
Sebenarnya ada banyak, sih. Hanya kadang kita sendiri yang kurang
mengeksplore hal ini; atau kurang sering melakukan muhasabah (renungan).
Keberhasilan
Ramadhan ditunjukkan dengan menaiknya grafik amal dan menurunnya dosa
den kemaksiatan. Dan kestabilan ruhiyah yang tercapai sebagai bekal kita
untuk menghadapi kehidupan pasca Ramadhan.
Marhaban ya, Ramadhan...
Semoga berguna bagi kita semua, untuk dunia dan akhirat. Amin ya Allah. O iyaa, ini yang terakhir:
"Ilahy, jadikanlah semua amal kami
sebagai amal yang sholeh.
Jadikanlah ia semata-mata hanya karena-Mu.
Dan jangan jadikan ia sedikitpun karena seseorang." (Doa Umar bin Khatthab)
* Whoever hopes to meet his Lord,
he should do good deeds,
and join no one in the service of his Lord.
(Al Kahfi: 110) *
SUCIKAN HATI, LURUSKAN NIAT,
SATUKAN TUJUAN, GAPAI RIDHO ILAHI
Adapun
doa/zikir yang dianjurkan bagi kita untuk memperbanyak membacanya di
bulan suci Romadhon (yang sesuai dengan makna hadis di atas) adalah:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله أَسْـتَغْفِرُ الله
أَسْـأَلُ رِضَاكَ وَالْجَنّةَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ
?Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah.
Aku memohon ampunan kepada Allah swt.
(Ya Allah) Aku memohon ridho dan syurga-Mu.
Aku berlindung kepada-Mu dari murka dan neraka-Mu.
Jangan lupa saling memaafkan dan mendoakan ?!
Sumber : http://www.hudzaifah.org/Article403.phtml
Daftar Postingan Terbaru
Agenda Harian
Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan
1. Agenda pada sepertiga malam akhir
a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,
b. Menunaikan shalat witir
c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh
Rasulullah saw bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)
2. Agenda Setelah Terbit Fajar
a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh
” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “
“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)
b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat
Rasulullah saw bersabda:
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا
“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)
وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ
“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.
c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.
Rasulullah saw bersabda:
وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)
بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)
d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat
Rasulullah saw bersabda:
الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ
“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)
e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi
Dalam hadits nabi disebutkan:
كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ
” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)
Agenda prioritas
Membaca Al-Quran.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:
- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali
- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.
3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat
Rasulullah saw bersabda:
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)
4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah
Rasulullah saw bersabda:
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ
“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)
Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)
d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari
Allah berfirman :
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)
Rasulullah saw bersabda:
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله
“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .
5. Agenda saat shalat Zhuhur
a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki
b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).
6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar
a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid
b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ
“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)
c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah
Rasulullah saw bersabda:
وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ
“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.
Agenda prioritas:
Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:
- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali
- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.
7. Agenda sebelum Maghrib
a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran
b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media
c. Menyibukkan diri dengan doa
Rasulullah saw bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
“Doa adalah ibadah”
8. Agenda setelah terbenam matahari
a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib
b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)
c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat
d. Membaca dzikir sore
e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً
“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)
9. Agenda pada waktu shalat Isya
a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid
b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat
c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim
d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid
e. Dakwah melalui media atau lainnya
f. Melakukan mudzakarah
g. Menghafal Al-Quran
Agenda prioritas
Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:
- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali
- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.
Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam
Jazaakillah
Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/
1. Agenda pada sepertiga malam akhir
a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,
b. Menunaikan shalat witir
c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh
Rasulullah saw bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)
2. Agenda Setelah Terbit Fajar
a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh
” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “
“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)
b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat
Rasulullah saw bersabda:
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا
“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)
وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ
“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.
c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.
Rasulullah saw bersabda:
وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)
بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)
d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat
Rasulullah saw bersabda:
الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ
“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)
e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi
Dalam hadits nabi disebutkan:
كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ
” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)
Agenda prioritas
Membaca Al-Quran.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:
- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali
- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.
3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat
Rasulullah saw bersabda:
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)
4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah
Rasulullah saw bersabda:
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ
“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)
Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)
d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari
Allah berfirman :
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)
Rasulullah saw bersabda:
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله
“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .
5. Agenda saat shalat Zhuhur
a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki
b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).
6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar
a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid
b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ
“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)
c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah
Rasulullah saw bersabda:
وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ
“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.
Agenda prioritas:
Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:
- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali
- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.
7. Agenda sebelum Maghrib
a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran
b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media
c. Menyibukkan diri dengan doa
Rasulullah saw bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
“Doa adalah ibadah”
8. Agenda setelah terbenam matahari
a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib
b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)
c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat
d. Membaca dzikir sore
e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً
“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)
9. Agenda pada waktu shalat Isya
a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid
b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat
c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim
d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid
e. Dakwah melalui media atau lainnya
f. Melakukan mudzakarah
g. Menghafal Al-Quran
Agenda prioritas
Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:
- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali
- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.
Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam
Jazaakillah
Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/
0 komentar:
Posting Komentar