By Masykur A. Baddal
Paska demo besar-besaran Jum’at 26/7/2013, yang dilakukan oleh massa pro
kudeta dan massa pro legitimasi (Pro Mursi -ed). Semakin memperjelas
besar kecilnya dukungan rakyat untuk masing-masing kelompok tersebut.
Dimana, 34 bunderan yang ada di kota Cairo dipenuhi oleh massa pro
legitimasi, sementara massa pro kudeta hanya ada di dua titik, yaitu
bunderan Tahrir dan depan istana Etihadiya, sebagaimana yang ditayangkan
secara live oleh TV Aljazeera.
Fatalnya, demo besar-besaran yang seharusnya menjadi ajang penyerahan
mandat, dari rakyat kepada jenderal Al Sisi untuk melakukan pembersihan
terhadap kelompok pro legitimasi dengan tuduhan terorisme, justeru tidak
sesuai dengan target yang mereka tetapkan. Akhirnya penguasa junta
militer pun terpaksa memanipulasi gambar tayangan live TV dengan hasil
rekaman beberapa waktu yang lalu. Cara konyol ini ternyata dapat
diungkit oleh beberapa media kredibel setempat dan internasional seperti
CNN dan Reuters.
Walaupun jumlah capaian massa pro kudeta tidak sesuai target, nampaknya
rencana jenderal Al Sisi untuk melakukan "pembersihan" tetap akan
berjalan. Hal ini dibuktikan dengan intensifnya pergerakan pasukan
keamanan dan militer, dengan peralatan tempurnya masing-masing, terus
merapat ke dua sasaran utama yaitu Bunderan Rab’ah Al Adawiyah dan
sekitarnya serta Bunderan Nahdah, Giza.
Prediksi beberapa pengamat politik setempat sekitar bakal terjadinya
pemutihan dan pembasmian di kedua tempat tersebut ternyata terbukti
juga. Sejak pukul 00.00 waktu Cairo tanggal 27/7/2013, pasukan keamanan
dan militer telah melakukan aksi represif di wilayah sekitar Bunderan
Rab’ah Al Adawiyah. Sehingga, jatuhnya korban pun tidak dapat dihindari.
Dan semua korban langsung dilarikan ke rumah sakit lapangan Bunderan
Rab’ah untuk mendapatkan pertolongan.
Hingga jam 06.00 waktu Cairo, jumlah korban tewas dan luka-luka bukannya
malah berhenti, namun justeru bertambah secara signifikan, yaitu 55
orang korban tewas 1000 orang luka-luka, diantaranya ratusan orang
terluka akibat peluru tajam militer. Melihat membeludaknya jumlah
korban, direktur rumah sakit Rab’ah Adawiyah pun terpaksa meneriakkan
permohonan bantuannya kepada para sukarelawan baik tim dokter bedah
maupun bius, yang disiarkan langsung oleh Aljazeera TV.
Dalam pernyataan emosionalnya Direktur Rumah Sakit Rab’ah Adawiyah mengatakan,
“Kami harus memohon bala bantuan kepada siapa? Apakah kami bukan anak
manusia? Sehingga kalian ingin memusnahkan kami? Mari silakan bunuhlah
kami, sekalian dengan roket di pesawat kalian, kami tim medis tidak akan
beranjak dari tempat ini kecuali jika kalian binasakan." Sebagaimana
dirilis oleh media online setempat klmty.net (27/7/2013).
Selanjutnya sang direktur juga menjelaskan, bahwa hampir sebagaian besar
korban adalah akibat luka tembak yang membahayakan, karena menyasar ke
arah kepala korban. Jadi jelas maksud si pelaku untuk membunuhnya.
Hingga berita ini ditulis, perkembangan lapangan masih sangat simpang
siur, apalagi batas tenggat waktu yang diberikan oleh Al sisi adalah
hingga jam 08.00 waktu Cairo. Yaitu untuk melakukan pembersihan semesta
para pendukung massa pro legitimasi. Hal ini bukannya menyurutkan
semangat pemerotes, justeru membuat mereka semakin berani dan menantang
pembasmian yang akan dilakukan oleh Al Sisi dengan militernya.
Apakah yang akan terjadi setelah jam 08.00 waktu Cairo atau jam 12.00
WIB WIB? Hanya Allah SWT yang Maha Tahu. Semoga yang terbaik untuk
rakyat Mesir. Amin.
*http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/07/27/mesir-pembantaian-pun-dimulai-579878.html
0 komentar:
Posting Komentar