Sejumlah dokter hewan di Inggris mendesak diakhirinya penyembelihan
hewan secara agama. Menurut mereka, menyembelih hewan dengan memotong
bagian tenggorokannya adalah tindakan yang tidak manusiawi.
Presiden Asosiasi Hewan Inggris John Blackwell mengatakan bahwa penyembelihan hewan seperti yang dilakukan umat Islam dan Yahudi membuat hewan menderita.
"Kami ingin mendiskusikan hal ini dengan umat Islam dan Yahudi," kata Blackwell, Kamis (6/3), seperti dikutip The Guardian.
Meski demikian Blackwell tidak mau dianggap mengusulkan larangan penyembelihan hewan. Ia tampak berhati-hati dalam masalah ini.
"Saya tak berpikir lebih jauh, yakni mengeluarkan larangan terhadap penyembelihan hewan. Namun yang perlu dijelaskan adalah penyembelihan itu tidak manusiawi karena mengakibatkan penderitaan saat hewan itu mati," tambahnya.
Sebelumnya, Denmark telah memberlakukan larangan penyembelihan hewan tanpa dibius, 17 Februari lalu. Saat mengumumkan larangan tersebut, Menteri Pertanian Denmark menegaskan bahwa “hak-hak binatang harus didahulukan sebelum aturan agama.”
Akibat larangan penyembelihan halal ini, Denmark terancam kerugian multi-juta dolar. Pasalnya, sejak terbitnya larangan itu, ekspor-impor daging sapi halal dari dan ke negara-negara teluk menjadi terhambat. Negara-negara muslim jelas tidak mau mengimpor daging hewan yang tidak disembelih. Secara resmi, Saudi telah mengajukan agar kebijakan baru tersebut segera dicabut.
Dalam Islam, agar hewan seperti kambing dan sapi halal dikonsumsi, mereka harus disembelih terlebih dahulu. Penelitian ahli peternakan dari Hannover University dengan menggunakan EEG dan ECG membuktikan, penyembelihan secara syari ternyata tidak menimbulkan rasa sakit pada hewan, dibandingkan dengan dibius terlebih dulu. [IK/bersamadakwah]
Presiden Asosiasi Hewan Inggris John Blackwell mengatakan bahwa penyembelihan hewan seperti yang dilakukan umat Islam dan Yahudi membuat hewan menderita.
"Kami ingin mendiskusikan hal ini dengan umat Islam dan Yahudi," kata Blackwell, Kamis (6/3), seperti dikutip The Guardian.
Meski demikian Blackwell tidak mau dianggap mengusulkan larangan penyembelihan hewan. Ia tampak berhati-hati dalam masalah ini.
"Saya tak berpikir lebih jauh, yakni mengeluarkan larangan terhadap penyembelihan hewan. Namun yang perlu dijelaskan adalah penyembelihan itu tidak manusiawi karena mengakibatkan penderitaan saat hewan itu mati," tambahnya.
Sebelumnya, Denmark telah memberlakukan larangan penyembelihan hewan tanpa dibius, 17 Februari lalu. Saat mengumumkan larangan tersebut, Menteri Pertanian Denmark menegaskan bahwa “hak-hak binatang harus didahulukan sebelum aturan agama.”
Akibat larangan penyembelihan halal ini, Denmark terancam kerugian multi-juta dolar. Pasalnya, sejak terbitnya larangan itu, ekspor-impor daging sapi halal dari dan ke negara-negara teluk menjadi terhambat. Negara-negara muslim jelas tidak mau mengimpor daging hewan yang tidak disembelih. Secara resmi, Saudi telah mengajukan agar kebijakan baru tersebut segera dicabut.
Dalam Islam, agar hewan seperti kambing dan sapi halal dikonsumsi, mereka harus disembelih terlebih dahulu. Penelitian ahli peternakan dari Hannover University dengan menggunakan EEG dan ECG membuktikan, penyembelihan secara syari ternyata tidak menimbulkan rasa sakit pada hewan, dibandingkan dengan dibius terlebih dulu. [IK/bersamadakwah]
*http://www.bersamadakwah.com/2014/03/anggap-tidak-manusiawi-dokter-inggris.html
0 komentar:
Posting Komentar