Oleh: Iman Santoso, Lc
Kita
sekarang berada di akhir zaman. Kiamat sudah dekat. Salah satu tanda
kiamat adalah munculnya Dajjaal. Ada Dajjaal yang sebenarnya
sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits shahih, dan ada pula anak
buah Dajjaal atau orang-orang yang memiliki karakter seperti Dajjaal.
Keduanya senantiasa menimbulkan fitnah, kerusakan, dan penyesatan.
Proyek perusakan dan penyesatan mereka, kadang begitu gamblang menyolok
mata. Kadang dibungkus dengan berbagai macam alasan yang masuk akal.
Bagi
umat Islam yang memahami Islam atau belajar tentang Islam, pasti
mendengar berita tentang Dajjaal. Karena hadits yang membicarakan
tentang Dajjaal sangat banyak dan kebenaran beritanya sampai ke tingkat
mutawattir (periwayatan hadits yang disampaikan oleh orang banyak dari
satu generasi ke generasi berikutnya). Dan hadits mutawwatir dipastikan
kebenarannya dan tidak ada yang mengingkarinya dari kalangan ulama.
Datangnya
Dajjaal yang kemudian berhadapan dan dibunuh oleh Nabi Isa a.s.,
merupakan salah satu tanda-tanda dari hari kiamat. Bahkan Nabi Isa a.s.
bukan hanya membunuh Dajjaal, tetapi menghancurkan salib dan memerangi
orang-orang kafir. Nabi Isa a.s. pada saat itu menjadi pemimpin yang
adil dan mengikuti syariat Nabi Muhammad saw. Berita tentang turunnya
Dajjaal dan Nabi Isa a.s. adalah aqidah yang harus diyakini oleh umat
Islam secara keseluruhan, karena bersumber dari hadits shahih dari
Rasulullah saw.
Begitu besarnya bahaya
fitnah Dajjaal, sampai Rasulullah saw. memerintahkan kepada umatnya
untuk senatiasa berdoa dalam setiap shalat agar terbebas dari fitnah
tersebut. Beliau bersabda, “Jika kalian membaca tasyahud, maka
berlindunglah dari empat hal, yaitu berkata: ‘Ya Allah aku berlindung
kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan
dan kematian, dan dari buruknya fitnah al-Masih ad-Dajjaal.’” (HR
Muslim)
Arti Dajjaal
Dajjaal menurut bahasa berasal dari
kata dajala, berarti berdusta dan menutup. Dajala haq bil batil artinya
menutupi atau mencampuradukkan yang hak dengan yang batil. Disebut
dajjaal karena menutupi kebenaran dengan kata-kata dustanya. Dajjaal
berarti seorang yang sangat pendusta dan menutupi kebenaran. Sedangkan
Dajjaal yang disebutkan dalam hadits adalah satu mahluk khusus sebangsa
manusia yang akan muncul di hari-hari menjelang kiamat, memfitnah
manusia, dan mempunyai karakteristik khusus.
Hadits-hadits tentang Dajjaal
Disebutkan dalam hadits- hadits Rasulullah saw.:
“Selain
Dajjaal lebih aku takuti atasmu dari dajjaal. Jika Dajjaal keluar dan
aku berada di hadapan kalian, maka aku melawannya membela kalian. Tetapi
jika ia keluar dan aku tidak di antara kalian, maka setiap orang
membela diri sendiri. Allah akan melindungi setiap muslim. Dajjaal
adalah pemuda berambut keriting, mata (kirinya) menonjol, seperti saya
umpamakan dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan. Siapa yang menjumpainya, maka
bacalah awal surat al-Kahfi. Dajjaal akan keluar di antara jalan Syam
dan Irak. Berjalan membuat kerusakan di kanan dan di kiri. Wahai
hamba-hamba Allah, tetap teguhlah (pada ajaran Islam).” (HR Muslim)
“Setiap negeri pasti didatangi Dajjaal, kecuali Mekkah dan Madinah.” (HR Muslim).
“Mengikuti Dajjaal 70 ribu orang-orang Yahudi dari Asbahan yang memakai topi.” (HR Muslim).
“Setiap
Nabi pasti memperingatkan kaumnya dengan si buta pendusta. Ingatlah
bahwa Dajjaal adalah buta, dan Rabb kalian Azza wa Jalla tidak buta.
Dajjaal ditulis di antara dua matanya k f r (kafir).” (Muttafaqun
alaihi).
“Maukah aku ceritakan berita tentang Dajjaal, sesuatu
yang pernah diceritakan setiap nabi pada kaumnya. Dajjaal adalah buta,
dia datang dengan sesuatu seperti surga dan neraka. Apa yang dikatakan
surga adalah neraka.” (Muttafaqun ‘alaihi).
“Dajjaal akan muncul
pada umatku, maka ia hidup selama 40 (saya tidak tahu apakah 40 hari,
atau bulan atau tahun). Kemudian Allah mengutus Isa bin Maryam, ia
seperti Urwah bin Mas’ud. Maka Isa as. mencari Dajjaal dan
menghancurkannya. Kemudian Isa tinggal bersama manusia 7 tahun, tidak
akan terjadi permusuhan di antara dua kelompok.” (HR Muslim).
“Perang
besar, pembukaan kota Konstantinopel dan keluarnya Dajjaal (terjadi)
dalam 7 bulan.” (HR Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Ciri-Ciri Dajjaal
Banyak
lagi hadits-hadits yang menjelaskan ciri-ciri dan karakteristik Dajjaal
yang akan datang di akhir zaman. Dan dari beberapa hadits di atas dapat
disimpulkan tentang sifat dan karakteristik Dajjaal adalah:
¨ Mahluk dari bangsa manusia keturunan Yahudi.
¨ Ciri khas fisiknya: berambut keriting, mata kanannya buta, mata kirinya menonjol, di antaranya tertulis kafir.
¨ Senantiasa berdusta dan menipu manusia agar menjadi kafir dan menjadi pengikutnya.
¨ Aktivitasnya membuat kerusakan di bumi.
¨ Pengikut setianya orang-orang Yahudi dan orang-orang kafir.
¨ Senantiasa keliling dunia, kecuali Mekkah dan Madinah.
¨ Datang membawa keajaiban yang dapat menyihir dan menipu manusia, dengan harta, kekuasaan, dan wanita.
¨ Dajjaal akan berhadapan dan dibunuh oleh Nabi Isa a.s.
Namun,
di samping Dajjaal yang sebenarnya, Rasulullah saw. juga mengingatkan
umatnya akan bahaya orang-orang yang memiliki sifat Dajjaal. Dari Abu
Hurairah ra., dari Nabi saw. bersabda : “Tidak akan terjadi hari kiamat
sampai munculnya Dajjaal-Dajjaal pendusta sekitar 30 orang, semuanya
mengaku utusan Allah.” (HR Muslim).
“Selain Dajjaal ada yang lebih aku takuti atas umatku dari Dajjaal, yaitu para pemimpin yang sesat.” (HR Ahmad).
Fitnah Dajjaal
Dajjaal
hadir untuk membuat fitnah yang menyebabkan orang beriman menjadi sesat
dan kafir. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, di samping ada Dajjaal
yang sebenarnya, ada juga manusia-manusia yang mempunyai karakteristik
seperti Dajjaal. Oleh karena itu umat Islam juga harus mewaspadainya.
Mereka adalah para pemimpin yang sesat dan nabi-nabi palsu. Mereka
sangat berbahaya karena datang pada setiap tempat dan waktu. Sedangkan
Dajjaal akan datang hanya menjelang hari kiamat. Maka para pemimpin yang
sesat yang memiliki sifat-sifat Dajjaal tingkat bahayanya lebih kuat
dari Dajjaal yang sebenarnya. Namun keduanya adalah fitnah yang harus
diwaspadai oleh setiap muslim.
Para pemimpin di sepanjang masa
selalu ada yang menjadi musuh para nabi dan para dai yang mengajarkan
kebenaran. Dari mulai Raja Namrud, Fira’aun, dan Abu Jahal, sampai
pemimipin sesat setelah wafatnya Rasulullah saw. Mereka di antaranya
pemimpin-pemimpin dunia yang membantai dan menghancurkan negeri muslim,
dan pemimpin-pemimpin dunia lainnya yang menimbulkan fitnah, menebar
kesesatan, dan membuat kerusakan di dunia.
Fitnah Dajjaal, baik
yang sebenarnya maupun para pemimpin yang memiliki sifat Dajjaal, adalah
bahaya laten yang harus dihadapai umat Islam. Fitnah Dajjaal membuat
umat Islam menjadi sesat dan kafir. Dan umat Islam dapat saling bunuh
karena fitnah Dajjaal tersebut. Dajjaal memutarbalikan fakta, sehingga
yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar, yang haram
menjadi halal dan yang halal menjadi haram. Fitnah tersebut didukung
dengan dana, media masa, dan oknum-oknum yang memang telah sesat. Lebih
dahsyat lagi Dajjaal didukung lembaga internasional dan negara-negara
adidaya.
Fitnah yang paling bahaya dari Dajjaal adalah yang
keluar dari mulutnya. Dan fitnah ini didukung media masa dan disebarkan
keseluruh penduduk dunia. Masuk ke rumah-rumah keluarga muslim dan
menyesatkan mereka. Dajjaal –baik yang sebenarnya atau yang mirip-mirip–
senantiasa mengucapkan kata-kata yang membuat manusia sesat dari agama
Allah. Dajjaal senantiasa memproduk ungkapan sesat, batil, dan
kontroversial. Sehingga kebenaran menjadi kabur dan tidak jelas,
sedangkan kebatilan seolah-olah indah dan menarik. Kebenaran selalu
ditutup-tutupi dan dibungkus dengan dusta. Syariat Islam dianggap kejam
dan tidak manusiawi, sedangkan nilai-nilai sekular dianggap baik, adil,
dan paling cocok untuk kehidupan di era modern. Nilai-nilai agama
dijauhkan dan direduksi dari kehidupan sosial dan kenegaraan. Bid’ah
dianggap sunnah dan sunnah dianggap bid’ah. Umat Islam dicap
fundamentalis, ekstrem, dan teroris; sedangkan non-muslim dianggap
humanis, baik, dan demokratis.
Apakah Ibnu Shayyaad adalah Dajjaal?
Disebutkan dalam hadits:
Dari
Abdullah berkata, kami bersama Rasulullah saw. maka kami melewati
anak-anak, di antaranya Ibnu Shayyaad. Anak-anak lari, sedangkan Ibnu
Shayyaad tetap duduk. Seolah-olah Rasulullah saw. tidak suka padanya.
Rasuullahl saw. berkata padanya: ”Apakah engkau bersaksi bahwa aku
Rasulullah saw.?” Ibnu Shayyaad berkata: ”Tidak, tapi apakah engkau
bersaksi bahwa aku Rasulullah saw.“ Berkata Umar, ”Wahai Rasulullah
saw., biarkanlah aku membunuhnya.” Rasulullah saw. berkata: ”Jika benar
yang engkau lihat (adalah Dajjaal), maka engkau tidak akan bisa
membunuhnya.” (HR Muslim)
Rasulullah saw. tidak memastikan bahwa
Ibnu Shayyaad adalah Dajjaal yang dimaksud itu, walaupun demikian beliau
juga membiarkan dan tidak menafikan ketika sebagian sahabat bersumpah
bahwa dia adalah Dajjaal. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan
pendapat di antara para ulama, apakah Ibnu Shayaad adalah Dajjaal?
Memang ketika Rasulullah saw. menyebutkan sifat-sifat Dajjaal yang akan
muncul menjelang hari kiamat, di antaranya bahwa Dajjaal adalah kafir
dari keturunan Yahudi, tidak akan memasuki Mekkah dan Madinah, dan tidak
punya anak. Sedangkan Ibnu Shayaad mengaku muslim, walaupun dari
keturunan Yahudi. Dia lahir di Madinah, mempunyai orang tua, dan punya
anak. Dan Ibnu Shayyaad sempat berangkat haji menuju Mekkah bersama Abu
Said al-Khudri.
Ilmu secara pasti tentang Ibnu Shayyaad Dajjaal
atau bukan, hanyalah Allah yang tahu. Tetapi dari isyarat Rasulullah
saw. dan sifat-sifatnya, maka para ulama mengambil kesimpulan bahwa Ibnu
Shayyaad salah seorang yang memiliki sifat Dajjaal. Dia ahli sihir,
dukun, dan mengaku banyak tahu tentang masalah ghaib. Sehingga, ketika
sebagian sahabat bersumpah, diantaranya Umar bin Khattab bahwa Ibnu
Shayyaad adalah Dajjaal, Rasulullah saw. tidak menafikannya. Wallahu
Alam.
Kiat-kiat Menghadapi Fitnah Dajjaal
Untuk menghadapi
fitnah Dajjaal, maka umat Islam harus berjihad melawan kebatilan. Ulama
harus menjelaskan kepada umat antara yang hak dengan yang batil agar
mereka tidak menjadi bingung dan tidak tersesat. Rasulullah saw.
bersabda: “Sebaik-baiknya jihad adalah perkataan yang benar pada
penguasa yang sesat.” (HR Ahmad).
Seluruh bentuk fitnah harus
dilawan oleh umat Islam. Fitnah kemusyrikan, fitnah pelecehan terhadap
kehormatan Nabi saw., fitnah pembunuhan, fitnah pornografi dan
pornoaksi, fitnah pelecehan terhadap Islam dan umat Islam, dan fitnah
lainnya. Dan fitnah itu harus dilawan dengan semua bentuk kekuatan yang
dimiliki dan bisa dimiliki umat Islam sehingga Islam menjadi ajaran yang
eksis di muka bumi ini. Allah swt. berfirman: ”Dan perangilah mereka,
supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah.
Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha
Melihat apa yang mereka kerjakan.” (Al-Anfal: 39).
Sedangkan kiat
praktis yang harus dilakukan oleh umat Islam, yaitu senantiasa membaca
Al-Qur’an dan menghafalkannya. Khususnya surat Al-Kahfi. Rasulullah saw.
bersabda, “Siapa yang hapal 10 ayat pertama surat al-Kahfi, maka dia
selamat dari Dajjaal” (HR Muslim).
Sumber : http://www.dakwatuna.com/2007/fitnah-dajjaal/
Daftar Postingan Terbaru
Agenda Harian
Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan
1. Agenda pada sepertiga malam akhir
a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,
b. Menunaikan shalat witir
c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh
Rasulullah saw bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)
2. Agenda Setelah Terbit Fajar
a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh
” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “
“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)
b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat
Rasulullah saw bersabda:
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا
“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)
وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ
“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.
c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.
Rasulullah saw bersabda:
وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)
بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)
d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat
Rasulullah saw bersabda:
الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ
“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)
e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi
Dalam hadits nabi disebutkan:
كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ
” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)
Agenda prioritas
Membaca Al-Quran.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:
- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali
- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.
3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat
Rasulullah saw bersabda:
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)
4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah
Rasulullah saw bersabda:
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ
“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)
Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)
d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari
Allah berfirman :
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)
Rasulullah saw bersabda:
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله
“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .
5. Agenda saat shalat Zhuhur
a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki
b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).
6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar
a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid
b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ
“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)
c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah
Rasulullah saw bersabda:
وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ
“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.
Agenda prioritas:
Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:
- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali
- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.
7. Agenda sebelum Maghrib
a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran
b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media
c. Menyibukkan diri dengan doa
Rasulullah saw bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
“Doa adalah ibadah”
8. Agenda setelah terbenam matahari
a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib
b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)
c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat
d. Membaca dzikir sore
e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً
“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)
9. Agenda pada waktu shalat Isya
a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid
b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat
c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim
d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid
e. Dakwah melalui media atau lainnya
f. Melakukan mudzakarah
g. Menghafal Al-Quran
Agenda prioritas
Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:
- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali
- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.
Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam
Jazaakillah
Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/
1. Agenda pada sepertiga malam akhir
a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,
b. Menunaikan shalat witir
c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh
Rasulullah saw bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ
“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)
2. Agenda Setelah Terbit Fajar
a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh
” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “
“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)
b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat
Rasulullah saw bersabda:
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا
“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)
وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ
“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.
c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.
Rasulullah saw bersabda:
وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)
بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)
d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat
Rasulullah saw bersabda:
الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ
“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)
e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi
Dalam hadits nabi disebutkan:
كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ
” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)
Agenda prioritas
Membaca Al-Quran.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:
- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali
- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.
3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat
Rasulullah saw bersabda:
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)
4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah
Rasulullah saw bersabda:
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ
“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)
Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)
d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari
Allah berfirman :
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)
Rasulullah saw bersabda:
أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله
“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .
5. Agenda saat shalat Zhuhur
a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki
b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).
6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar
a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid
b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ
“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)
c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah
Rasulullah saw bersabda:
وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ
“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.
Agenda prioritas:
Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:
- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali
- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.
7. Agenda sebelum Maghrib
a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran
b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media
c. Menyibukkan diri dengan doa
Rasulullah saw bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
“Doa adalah ibadah”
8. Agenda setelah terbenam matahari
a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib
b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)
c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat
d. Membaca dzikir sore
e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid
Rasulullah saw bersabda:
مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً
“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)
9. Agenda pada waktu shalat Isya
a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid
b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat
c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim
d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid
e. Dakwah melalui media atau lainnya
f. Melakukan mudzakarah
g. Menghafal Al-Quran
Agenda prioritas
Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:
- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali
- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali
- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.
Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam
Jazaakillah
Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/
0 komentar:
Posting Komentar