Bermanfaat bagi yang lainnya

[Sharing Pengalaman] Keajaiban Tilawah Quran

Dua minggu, seperti biasa setelah shalat zuhur berjamaah di mesjid UI depok diadakan kajian berupa kuliah tujuh menit (Kultum). Pada siang itu, yang memberikan materi kajian adalah seorang ustadz hafiz quran tamatan salah satu universitas khatamul quran di Jakarta. Tidak seperti biasanya, kultum siang itu diisi dengan sharing pengelaman ustadz tersebut dengan seorang biasa yang bersikap luar biasa.
 
 Di ceritakan oleh sang ustadz, dia memilii seorang kenalan yang hingga saat ini kerja di Bank Indonesia. Kita tau bahwa untuk masuk ke BI bukan hal yang mudah, setidaknya kita punya kepintaran diatas rata-rata. Tapi, tidak dengan teman sang ustadz - sebut namanya Budi. Budi bukanlah orang yang pintar secara akademik, bukan juga orang yang kaya secara ekonomi, tapi dia adalah orang yang memiliki tekad yang besar untuk maju. Budi diterima di BI ketika dia tamat SMA, bukan karena beasiswa, tapi cuma karna keahlian dia menjadi seorang cleaning service.
 
Ketika setahun sudah dia lewati aktifitas sebagai karyawan BI sebagi cleaning service. Di BI, di mesjidnya, ada kajian rutin yang diadakan setelah shalat zuhur. dan budi tidak pernah melewatkan hal tersebut. Hingga suatu ketika dia bertemu dengan seorang ustadz yang memberikan ceramah tentang keajaiban tilawah al quran. Setelah mendengankan ceramah, budi menghadap sang ustadz dan menceritakan keluh kesahnya. Nasehat sang ustadz cuma satu, dekatlah dengan al quran, jangan sampai kurang dari 1 juz bacaanmu sehari dengan al quran.
 
Mulai saat ini, budi menjalankan apa yang di nasehatkan sang ustadz kepadanya, hingga 1 tahun sudah ia lewati hari-hari dengan tilawah 1 juz setiap hari. Dengan kata lain dia mengkhatamkan al quran sebulan sekali. Keajaiban mulai muncul, setelah satu tahun amalannya tersebut. Dari pihak BI memberikan kesempatan bagi karyawannya untuk melanjutkan pendidikan, syaratnya mengikuti seleksi dari tempat pendidikan dan dinyatakan lulus. dengan niat tulus budi mengikuti tes. Satu hal yang tidak pernah dia tinggalkan walaupun dirinya di sibukkan dengan persiapan mengikuti tes, yaitu tilawah 1 juz setiap hari. singkat cerita budi diterima di perguruan tinggi dan bisa menikmati bangku kuliah.
 
Kerja sambil kuliah, bukanlah hal yang gampang untuk dilalui. Ditengah kesibukan tersebut hingga dia selesai kuliah tidak pernah seharipun dia lewati tanpa tilawah 1 juz setiap harinya. Kaarena dia yakin, ini semua nikmat yang allah berikan kepadanya karena kedekatannya dengan al quran. tiada yang dapat dia lakukan kecuali syukur dengan cara tetap istiqomah dengan tilawah al qurannya.
 
Singkat cerita, pendidikan S1 telah dia lalui. Kembali dari pihak BI memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan bagi karyawannya. tanpa pikir panjang budimengikuti tes untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 di London. tahukah persiapan apa yang dilakukan oleh budi? bukan les private, bukan begadang untukmembahas soal-soal tes, tetapi dia malah memperbanyak tilawahnya. karena yang dia tahu semua yang akan terjadi adalah kehendak Allah, jadi kalau mau mengejar dunia kejarlah Allah. Maka tanpa sulit untuk diprediksi budi diterima untuk menjutkan S2 hingga S3 di london.
 
Tidak ada yang berubah dari budi ketika mengikuti pendidikan di London. tilawah 1 juz setiap hari tidak pernah dia tingalkan sebagai konsekuensi dan keistiqomahannya pada agama ini. Hingga akhirnya dia menyelesaikan pendidikan S3 dengan prediket cumlaude. ada hal yang menerik ketika dia mengikuti ujian doktor, malam sebelum ujian, semua kandidat doktor menghabiskan waktu untuk belajar. tapi tidak dengan budi, dia menghabiskan waktu dengan bermanja dengan sang kholiq di tahajudnya, dan berkomunikasi dengan sang kholiq melalui al quranNya. Dan hasil akhir dapat di lihat melalui predikat cumlaude yang dia peroleh.
Hikmah
Bukan maksud mengajar kita untuk tidak berusaha dan hanya mengandalkan al quran, tetapi dari kisah ini dapat kita ambil pelajaran bahwa keistiqomahan kita di jalan Ini akan membuahkan hasil baik itu di dunia dan insyaallah di akhirat kelak. mari kita dekat dengan al quran, menjadikannya bacaan indah di kala sempit ataupun senggan, teman penghibur di kala sedih mau pun senang dan obat dikala kita sakit dan penawar penyakit dikala kita sehat. Jadi tunggu apa lagi...ayo kita tingkatin smangat tilawahnya..karena klau kita mengejar Allah..maka dunia akan mengejar kita...
 
 
*http://risnaldiansyah.blogspot.com/2013/02/sharing-pengalaman-keajaiban-tilawah.html
 

DO'A KETIKA TURUN HUJAN

DO'A KETIKA TURUN HUJAN


أَللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً.
ALLOHUMMA SHOYYIBAN NAAFI'AAN
Ya Alloh jadikanlah hujan yang turun ini lebat dan membawa manfaat.

رواه البخاري974
(HR.Al-Bukhory no.974)

21 Mayat ke Luar dari Kubur

Sebanyak 21 mayat keluar dari kubur akibat longsor. (ilustrasi mayat)
Sebanyak 21 mayat keluar dari kubur akibat longsor. (ilustrasi mayat)
VIVAnews - Sebuah kawasan pemakaman umum di Desa Kedang Murung, Kota Bangun, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Minggu kemarin, 29 Desember 2013, mengalami longsor.

Pemakaman umum berdekatan dengan lokasi tambang batu bara PT PJA, selaku pemilik IUP (Izin Usaha Pertambangan). Akibat longsor, 21 jasad yang sudah dimakamkan bertahun-tahun di pemakaman itu ke luar dan tulangnya berserakan.

"Hujan yang mengguyur sejak Sabtu 28 Desember, membuat tanah di lokasi pemakaman dan pertambangan tidak stabil. Akhirnya membuat longsor," ujar seorang warga, Senin 30 Desember 2013.

Melihat kondisi tersebut, keluarga dan ahli waris kemudian bersepakat  memindahkan jenazah ke makam baru yang letaknya tak jauh dari penambangan batu bara. Lokasi itu dinilai aman dari longsor. Pemindahan jenazah sudah dilakukan sejak malam tadi.

Sementara itu, Kepala Polisi Resor Kukar, Ajun Komisaris Besar Polisi Abdul Karim, menuturkan pihaknya sudah mengawasi proses pemindahan sebanyak 21 mayat.

Kata Abdul Karim, pihak perusahaan batu bara siap bertanggungjawab dengan memberikan biaya proses pemakaman ulang.

"Memang di dekat pemakaman itu sejak November 2013 lalu ada penambangan. Ditambah kondisi cuaca di Kota Bangun dan sekitarnya terus diguyur hujan lebat. Sehingga kuburan yang berada di lereng bukit wilayah RT 10 Rimba Ayu terancam longsor," kata Karim. (sj)

Sumber : http://nasional.news.viva.co.id/news/read/469691-21-mayat-keluar-dari-kubur

Jika Lelah Dalam Dakwah, ‘Istirahatlah’…

Ilustrasi (Inet)
Ilustrasi (Inet)
dakwatuna.com - Mari kita beristigfar, Saudaraku.

Istigfar, apabila dakwah kita selama ini sering diselingi dengan keluh kesah. Istigfar, bila orientasi kerja kita masih keliru, sehingga akhirnya hanya lelah yang kita tumpu. Istigfar, jika ternyata kita termasuk aktivis dakwah yang beramal seadanya, mengada-ada, atau ada-ada saja.

Saudaraku, semoga hati kita bergetar karena-Nya. Semoga istigfar tadi dapat membuka hati kita, yang selama ini membeku, tertutup oleh kelelahan dan kelemahan. Lelah karena lupa pada-Nya. Lemah karena tidak menyertakan-Nya pada setiap amal kita.

Jika lelah, tidak ada salahnya kita beristirahat, Saudaraku. Meski sejenak, beristirahatlah. Karena dengan beristirahat, kita bisa tahu bagian mana yang lelah, bagian mana yang salah. Dengan beristirahat, kita dapat mengumpulkan tenaga untuk berlari kembali. Istirahatlah, Saudaraku. Sejenak saja. Sisakan waktu untuk tubuhmu tenang. Sementara biarkan otakmu me-review apa saja yang telah kita lakukan selama ini. Dan tanyakan: Mengapa kita melakukan semua itu? Apa yang membuat kita bertahan hingga sejauh ini? Dan biarkan jiwamu menyelami makna dari setiap jengkal perjuangan yang telah kita lakukan.

Adakah yang terlupa, Saudaraku? Tentang nikmat yang lupa untuk kita syukuri. Tentang amal kecil yang belum kita jalani. Atau, adakah yang terlewat? Tentang dosa-dosa kecil yang kita remehkan. Tentang kelemahan yang tak kunjung dikuatkan. Sehingga pondasi dakwah kita keropos, tergerus oleh waktu dan nafsu. Sehingga amanah tak ubahnya tongkat estafet, meski berpindah namun tak berubah. Tak berkah. Sampai kapan kita tejebak dalam siklus stagnan ini, Saudaraku?

Mari kita beristirahat. Sejenak saja. Tak perlu waktu lama. Seperti yang dilakukan salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang dijamin masuk surga. Karena kebiasaannya ketika sebelum tidur mengistirahatkan egonya, mengistirahatkan nafsunya, mengistirahatkan kealpaan dan kelemahannya dalam sehari itu. Ia istirahatkan semuanya dalam tetes air mata. Penuh sesal atas dosa.

Dan bukankah itu pula yang menyebabkan sahabat yang lain juga dijamin masuk surga? Karena setiap hari ia terbiasa mengistirahatkan kesedihannya, mengistirahatkan kemarahannya, mengistirahatkan bayang dan prasangkanya terhadap orang lain. Sehingga dalam sehari, sebelum tidur, ia selalu memaafkan orang yang telah membuat hatinya terluka. Juga membersihkan hatinya terhadap iri dengki, apabila orang lain mendapat rezeki melebihi dirinya.

Saudaraku, tetaplah kuat. Jangan biarkan diri kita lemah dan terjerumus dalam kungkungan kesedihan. Namun jangan pula jadikan sebuah amanah sebagai kambing hitam atas ketidakmampuan kita untuk tawazun di amanah-amanah lainnya.

Ingatlah, kekuatan dakwah bukan terletak pada ramainya seremonial atau besarnya sebuah acara. Bukan pula pada banyaknya agenda yang kita lakukan. Tapi, kekuatan dakwah terletak pada sebuah kesederhanaan, yang terpancar di setiap pribadi para pelaku dakwahnya, para aktivis dakwahnya. Karena menjadi sederhana itu kuat, Saudaraku.

Apabila yang lain telah menjauh dan terbentur dengan kedustaan dan kemalasan, tetaplah berada pada kesederhanaan. Karena kesedernahaan itu terwujud sebagai sebuah amal yang jujur, tidak banyak alasan. Kesederhanaan juga terpancar pada kesabaran, tanpa banyak keluhan. Dan kesederhanaan tentunya lahir dari sebuah kesadaran. Sadar untuk menjaga keikhlasan dalam niat. Sadar untuk tetap komitmen dalam dakwah. Sadar untuk terus istiqomah, meski yang lain sudah berubah.

Agar Tidak Putus Asa


Putus asa akan menghampiri kita saat kita menempuh perjalanan yang panjang atau mendapatkan kegagalan dari perjalanan-perjalanan yang kita tempuh. Bagaimana agar kita tidak putus asa?

Mari kita ibaratkan perjalanan panjang seperti lari marathon. Anda pernah marathon? Yang kita rasakan pada saat kita sedang berlari dalam jarak yang jauh ialah keinginan segera berhenti, minum, dan beristirahat. Lalu mengapa tidak berhenti? Jika Anda berlari atas inisiatif sendiri, kemungkinan Anda berhenti akan lebih besar ketimbang seorang atlit yang sedang berlomba. Mengapa? Karena imbalan yang akan didapat lebih menarik dan lebih jelas. Kalau dia tidak sampai, bukan hanya tidak akan mendapatkan juara, tetapi juga malu. Jadi agar Anda tidak putus asa, maka Anda harus memiliki tujuan yang sangat menggairahkan Anda dan jelas.

Mungkin saja, saat kita berlari, kita tidak ingin untuk berhenti. Tetapi akhirnya berhenti juga karena kita sangat kelelahan. Dengan kata lain energi kita sudah terkuras habis. Seorang atlit tidak akan mudah kelelahan karena dia memiliki energi yang cukup. Energi yang tentu saja didapat dari latihan yang cukup dan makanan yang dikonsumsinya. Begitu juga jika kita tidak ingin cepat putus asa maka kita harus memiliki energi yang cukup. Baik energi dalam arti sebenarnya, maupun energi dalam arti motivasi.

Gagal lagi, gagal lagi, dan gagal lagi. Hal seperti ini pun akan memungkinkan kita putus asa. Anda telah mencoba, Anda telah bersabar, dan Anda telah berusaha, namun kegagalan dan kegagalan yang menemui Anda. Keadaan seperti ini bisa diibaratkan seperti sesorang yang sedang mencari suatu tempat tetapi tidak mengetahui harus lewat mana.

Jika jalan yang Anda ketahui sedikit, maka Anda akan cepat berhenti karena tidak ada jalan lagi yang bisa ditempuh. Tetapi jika Anda mengetahui banyak jalan, maka Anda mencoba jalan yang lainnya sampai menemukan jalan yang benar. Semakin banyak jalan yang Anda ketahui dan energi Anda masih cukup maka kemungkin untuk bergerak terus masih sangat memungkinkan.

Jalan yang dimaksud disini adalah ide. Saat Anda gagal dengan satu ide, maka Anda bisa mencoba ide yang lain. Ide tersebut bisa Anda dapatkan baik dari ide sendiri maupun ide dari orang lain. Agar bisa menghasilkan ide sendiri maka diperlukan kreativitas. Sementara untuk mengetahui ide dari orang lain, maka yang diperlukan adalah menuntut ilmu.

Sumber : http://www.pkspiyungan.org/2013/12/agar-tidak-putus-asa.html

Wakapolri: `Ngebet` Pakai Jilbab, Polwan Bisa Pindah ke Aceh


Wakapolri: `Ngebet` Pakai Jilbab, Polwan Bisa Pindah ke Aceh
Liputan6.com, Jakarta : Penundaan pemakaian jilbab bagi Polwan didukung Wakapolri Komjen Pol Oegroseno. Bahkan Oegro mengatakan, jika ada polwan yang tak setuju dan ingin segera memakai jilbab dalam bertugas, pihaknya akan memindahkannya ke Polda Aceh.

"Untuk sementara bisa diakomodir pada tugas polisi. Bagian tidak berseragam kan ada. Nah kalau dia sudah tidak tahan lagi ingin segera memakai jilbab saat bertugas dengan seragam polisi, bisa dipindahkan di Aceh," kata Oegro di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (4/12/2013).

Menurutnya, hal itu ia nyatakan agar semua pihak bisa mengerti situasi dalam tubuh kepolisian. Karena untuk seragam jilbab, polri belum mengeluarkan aturan secara resmi.

"Kan tidak ada yang sulit. Kalau dipindah tempat (Aceh) kan bagus. Jadi bisa memakai jilbab terus saat tugas," terang Oegro.

Oegro menuturkan, pengadaan seragam jilbab bagi polwan itu harus dibicarakan dengan DPR terkait anggarannya. "Dari negara, dari rakyat lagi kan. Ini kan usulan dari anggota DPR komisi III. Mereka sebagai wakil rakyat wajib menyediakan anggarannya," tandas Oegro.

Kapolri Jenderal Sutarman mengatakan institusinya membolehkan polwan mengenakan jibab saat berdinas. Sutarman mengaku, kebijakan pemakaian jilbab ini merupakan hak asasi manusia yang tidak boleh dilarang.

Namun, rencana itu ditunda dengan alasan penyeragaman. (Ali/Yus)

Sumber : http://news.liputan6.com/read/764952/wakapolri-ngebet-pakai-jilbab-polwan-bisa-pindah-ke-aceh

Bukti Malaikat Menyumpal Mulut Fir'aun Sesaat Sebelum Ditenggelamkan


Dari Sa’id bin Jubeir dari Ibnu ‘Abbas radhiya’l-lahu ‘anhuma meriwayatkan: “dua orang Sahabat menghadap Rasulullah (menanyakan tentang Fir’aun). Sabda Nabi s.a.w: “Malaikat Jibril menyumpali mulut Fir’aun dengan pasir, khawatir kalau-kalau akan mengucapkan: la ‘ilaha illa’l-lah”[1]

Hadits di atas umumnya dapat kita temui pada bahasan ayat tenggelamnya Fir’aun, surah Yunus ayat 90, di mana Allah berfirman: “Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (Qs. 10:90) .

Pada detik-detik naza‘nya, malaikat Jibril melihat gelagat Fir’aun akan mempergunakan kesempatan dalam kesempitan. Allah Ta’ala memerintahkan malaikat Jibril untuk mengeksekusi nyawa Fir’aun dengan cara menyumpal mulutnya dengan pasir, supaya tidak sampai mengucapkan keimanan dan pertaubatannya. Akhirnya Fir’aun mati dengan mulut menyon dan jauh dari rahmat Allah s.w.t.(Tafsir Al-Kasyaf, 21 202). Karena iman dan taubat pada saat ini, tiada guna sama sekali.

Mengutip Tafsir Syeikh Sa’di, ada dua keadaan di mana iman tidak berguna pada saat itu yakni beriman di ujung sakarat dan beriman menjelang hari Qiamat, sesuai firman Allah dalam surah Al-Mu’min:85.

Fir’aun wafat di Laut Merah atau laut Qalzum atau sebelumnya populer dengan nama FAM AL-HAIRUTS, dekat terusan Suez, pada tanggal 10 Muharram dan karena itulah ada syari’at shaum ‘Asyura, setelah sebelumnya menyatakan taubat dan yakin akan Tuhan Allah s.w.t. Dan inilah taubat yang tertolak (Qs. 10:90)

Fir’aun kafir sejak orok

Di antara perkara yang aneh dalam din Fir’aun adalah fithrah kejadiannya. Umum-nya bayi diciptakan oleh Allah dalam keadaan fithrah, tapi tampaknya hadits ini dikecualikan terhadap bayi Fir’aun. Karena sejak orok sudah kafir di dalam perut ibunya.

Bunyi hadits “wa khalaqa fir’aun fi bathni ummihi kafiran,” dan Fir’aun dijadikan (oleh Allah) dalam perut ibunya dalam keadaan kafir. (HR. Ibnu ‘Adi dalam Al-Kamil dan Imam Thabarani dalam Al-Ausath). saat menyampaikan hadits ini Rasulullah s.aw sedang berkhutbah di hadapan para sahabat pada sore hari.

Ahli sejarah terpecah dua; ada yang bilang Fir’aun itu nama orang (ismul ‘ajam), yang lain dan terbanyak mengatakan Fir’aun itu gelar bagi raja yang lupa daratan. Tapi yang jelas, nama ini pertama kali dipakai oleh Walid bin Mush’ab bin Rayyan, keturunan Lois bin Sam bin Nuh.

Fir’aun Di Zaman Nabi Musa naik tahta pada 1311 SM adalah firaun yang Allah binasakan bersama 700.000 pasukannya di Laut Merah, mayatnya Allah selamatkan, pada waktu syuruq (matahari terbit), menurut Tafsir Muqatil (Qs. 10:90).

Mayatnya diawetkan dengan pembalseman dalam bentuk mumi yang kini disimpan di museum Mesir di Kairo dengan berbagai macam hikmah sejarah. Mumi ini ditemukan pertama kali oleh purba-kalawan Perancis, Loret, di Wadi al-Muluk (lembah raja-raja) Thaba Luxor Mesir pada tahun 1896 M. Pembalutnya dibuka oleh Eliot Smith, seorang purbakalawan Inggris pada tanggal 8 Juli 1907.

Sebuah gelar yang mengarah pada kultus. Pada saat inilah gelar bisa makan tuan. Gelar menyeret pemiliknya pada kesombongan, sehingga bisa lupa daratan. Fitnah ghuluw (kultus, fanatik) muncul dari pemujaan gelar yang kelewat batas.

Perhatikanlah pesan indah dari Imam as-Syafi’i rahimahullah berikut ini: Berkata Imam as-Syafi’i: “aku benci orang yang kelewat mengagungkan makhluk, hingga menjadikan kuburannya (di/sebagai) masjid. Aku kuatir terjadi fitnah atasnya dan fitnah atas orang sesudahnya.”

[1]Shahih, HR. Turmudzi [3107]; Ahmad [2145], at-Thabari [11/163]; Ibnu Hibban [6215]; Nasa’i [6/363]. Dishahihkan oleh Syeikh Albani dalam as-Shahihah [2015] dan Shahih Sunan Turmudzi [2484]. Dishahihkan juga oleh Syeikh Syu’aib Arnouth, Tahqiq Shahih Ibnu Hibban [14/98]

*http://muslimina.blogspot.com/2013/11/bukti-malaikat-menyumpal-mulut-firaun.html

Mengapa Suami Cenderung Tidak Romantis di Mata Istri?

Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com - Banyak istri mengeluhkan suami yang kehilangan romantisme. Dulu saat masih masa pacaran, tampak sisi romantisme yang membuat mereka berinteraksi secara intim dan mesra. Demikian pula saat pengantin baru, sisi-sisi romantisme masih dirasakan. Namun seiring perjalanan waktu, istri mulai mengeluhkan sikap suami yang cenderung pasif dan kehilangan romantisme. Interaksi dan komunikasi setelah berumah tangga semakin lama semakin mengalami penurunan baik kualitas maupun kuantitas.

“Mengapa engkau tidak pernah lagi memuji dan merayuku? Dulu engkau bisa berlaku romantis, sekarang sudah tidak bisa lagi”, keluh Mia kepada Bayu, suaminya.

“Kita sudah tambah tua, anak sudah besar, apa iya disuruh seperti anak muda pacaran yang suka merayu…. Ingat Ma, kita sudah tidak muda lagi…”, jawab Bayu.

“Apakah pasangan umur empat puluhan seperti kita sudah tidak layak untuk romantis lagi Pa? Kita ini belum terlalu tua…” sergah Mia tidak mau mengalah.

Apakah yang terjadi pada Bayu dan Mia? Sebenarnya ini bukan soal “salah siapa”, namun hanya persoalan perbedaan khas antara dunia laki-laki dan dunia perempuan. Mereka saling tidak memahami ada yang berbeda di antara suami dan istri, sehingga menimbulkan suasana saling heran bahkan saling menyalahkan satu dengan yang lain.

Apa yang Terjadi Pada Suami?

Secara umum, laki-laki cenderung memiliki “zona nyaman” dalam suatu hubungan. Sebelum memiliki istri, ia berusaha mendapatkan istri yang ideal menurut standar kelelakiannya, dan untuk itu ia rela melakukan apapun demi mendapatkan calon pendamping hidupnya.  Seorang lelaki berusaha mengejar dan mendapatkan perempuan yang menarik dan membuatnya tergila-gila, yang diharapkan menjadi istri. Ia melakukan berbagai usaha agar bisa mendapatkan perempuan tersebut, walau kadang harus bersaing dengan banyak lelaki lain.

Namun setelah memiliki istri, laki-laki mulai memasuki zona nyaman. Ia merasa aman, tidak perlu mengejar atau melakukan usaha untuk mendapatkan pendamping hidup, karena sudah ada di sampingnya. Ketika sudah memasuki zona nyaman dalam hubungan, laki-laki merasa bisa fokus pada hal lain dalam hidupnya tanpa harus memusingkan lagi urusan mencari pendamping hidup. Ia bisa fokus pada karier, pekerjaan, organisasi, hobi, dan lain sebagainya, dan yakin bahwa istri juga nyaman berada di sampingnya.

Pada beberapa kalangan suami, ketika sedang berduaan dengan istri, tidak masalah bila dia asyik membaca koran, menonton berita di TV atau bekerja di laptop, dan istrinya pun asyik membaca buku atau memainkan blackberry. Saling sibuk dan asyik mengerjakan urusan masing-masing, adalah sebuah kedamaian dan kebahagiaan tersendiri bagi beberapa kalangan laki-laki. Baginya, itu sudah lebih dari cukup. Maka laki-laki terkesan berubah menjadi lebih cuek setelah menikah, padahal itu artinya dia sudah merasa nyaman dan stabil dengan istrinya.

Sikap seperti inilah yang oleh kebanyakan istri disebut sebagai tidak romantis dan tidak peduli. Di mata istri, suami kehilangan romantisme setelah berumah tangga, apalagi ketika sudah menempuh masa yang panjang. Padahal suami merasa tidak ada yang berubah dari dirinya. Bahkan dia merasa sudah sedemikian nyaman hidup berumah tangga, dan heran mengapa sang istri masih mencari-cari kekurangannya.

Apa yang Terjadi pada Istri?

Di sisi lain, perempuan memerlukan “perhatian yang konsisten” dalam suatu hubungan. Istri ingin diperlakukan secara romantis, sedikit dicemburui, dirayu, dipuji, butuh bermesraan, dan lain sebagainya. Apalagi bila sebelum menikah dulu si laki-laki sudah tampak romantis, maka perempuan memiliki ekspektasi yang tinggi bahwa suaminya akan semakin romantis setelah menikah. Banyak perempuan menginginkan romance dan drama dalam suatu hubungan, dia ingin melihat suaminya berusaha membahagiakan dirinya. Bahkan cukup dengan melihat usahanya saja, perempuan sudah merasa bahagia. Karena itu, ketika sedang berduaan, wanita akan mengeluh bila suaminya asyik bekerja di laptop atau memainkan blackberry tanpa mempedulikannya.

Ketika istri sedang berduaan dengan suami di rumah dan melihat suami sibuk melakukan aktivitas di komputer atau handphone, istri akan berpikir, “Mengapa aku dicuekin begini? Sudah dia super sibuk, jarang di rumah, begitu di rumah malah asyik dengan aktivitasnya sendiri. Mungkin dia sudah tidak sayang lagi padaku….” Padahal yang ada di dalam pikiran suami adalah, “Ada kamu di sini saja, aku sudah senang. Sekarang aku bisa beraktivitas dengan tenang….”

Istri berpikir, “Kenapa asyik dengan laptop atau handphone saat berduaan dengan aku? Kamu kan bisa melakukan itu saat di kantor. Mengapa engkau tidak peduli kepadaku?” Sementara suami berpikir, “Kenapa harus nungguin aku yang lagi kerja di laptop? Kamu kan bisa mengerjakan hal lain, nonton TV, baca koran atau baca buku atau apapunlah yang menyenangkanmu…”

Apabila berulang kali mengalami kejadian seperti ini, istri akan mulai mengeluh pada suami. Lama kelamaan keluhan ini berubah menjadi tuntutan. Tanggapan suami biasanya tersinggung dan membela diri, karena merasa tidak melakukan kesalahan apapun. Istri menuduh suami tidak peka, tidak romantis dan tidak pengertian, sedangkan suami menuduh istri banyak menuntut dan mencari-cari masalah. Akibatnya pertengkaran pun terjadi dan saling menyalahkan satu sama lain. Hanya karena keduanya tidak mengerti kebutuhan pasangannya, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Saling Memahami, Saling Kompromi

Dalam kejadian seperti yang dialami oleh Mia dan Bayu di atas, sebenarnya tidak ada yang perlu disalahkan. Keduanya hanya perlu dilatih dan dibiasakan untuk saling mengerti, saling memahami dan saling kompromi. Bila Mia dan Bayu sudah mengerti apa yang dibutuhkan pasangannya, maka solusinya menjadi mudah mereka dapatkan. Yang diperlukan adalah kesediaan suami dan istri untuk selalu berusaha memahami pasangan, dan kemudian menentukan titik kompromi yang paling mungkin atas perbedaan yang terjadi di antara mereka.

Para istri harus mengerti kecenderungan umum laki-laki dalam mengapresiasi sebuah hubungan, demikian pula para suami harus mengerti kecenderungan umum perempuan. Mereka berdua akan lebih mudah menyesuaikan diri, karena mengerti mengapa perbedaan sudut pandang ini bisa terjadi. Kompromi lebih mungkin dilakukan antara suami dengan istri, apabila keduanya sudah saling memahami dengan baik keinginan pasangannya.

Contoh kompromi itu adalah, suami dan istri menyediakan waktu-waktu khusus untuk tidak boleh ada gangguan dalam hubungan. Misalnya hari tertentu atau jam tertentu, suami dan istri tidak disibukkan oleh pekerjaan dan aktivitas masing-masing. Bisa duduk, bercengkerama, bercanda berdua dengan leluasa. Tanpa diganggu handphone, blackberry, laptop, koran, majalah, TV dan lain sebagainya. Waktu-waktu yang istimewa dan spesial, di mana mereka bisa leluasa mengobrol dan memperbincangkan apa saja tanpa diganggu oleh kesibukan masing-masing.

Rujukan: Kelascinta.com

Surga yang Terlarang

Judul Buku: Surga yang Terlarang
Penulis: Leyla Hana
Penerbit: PT Penerbitan Pelangi Indonesia
Genre: Novel Romance
Terbit: Cetakan I, 2013
Jumlah Halaman: 376 Halaman
ISBN: 9786027800854
Cover buku "Surga yang Terlarang".
Cover buku “Surga yang Terlarang”.

Ketika Cinta disandarkan Kepada Penguasa Langit

dakwatuna.com - Cinta itu pemilik sejatinya adalah Pencipta semua makhluk yang hidup di dunia ini. Ketika menciptakan makhluk, maka hidup serta merta dalam interaksi antar sesamanya akan diselipkan sebuah rasa indah bernama cinta. Tak peduli apa status, kapan dan di mana tempatnya.

Sebuah kisah yang dituangkan dalam novel ini memang membicarakan dan mengisahkan tentang cinta. Cinta yang tumbuh di area para aktivis dakwah. Namun tak sekadar cinta yang diperturutkan kepada obsesi bahwa cinta harus diwujudkan dengan ikatan pernikahan.

Cinta Faisal kepada Nazma terjalin tanpa nama saat mereka sama-sama menjadi aktivis Rohis kampus. Hubungan yang menjadi ‘larangan’ di kalangan mereka, sehingga harus diakhiri dengan sebuah pilihan yang ditawarkan kepada pihak laki-laki. Menikahi si gadis dalam waktu dekat atau memutuskan hubungan? Karena tak ada kata pacaran dalam kamus pergaulan mereka. Ternyata Faisal memilih opsi kedua, karena dia merasa belum siap menikah. Tak berani nekat menikah saat masih kuliah, namun dalam hati ia menginginkan ketika saatnya siap menikah nanti dia akan mencari Nazma dan meminangnya. Dan Nazma pun menerima kenyataan itu dengan lapang hati, sedih namun harus bangkit menata hatinya agar tak kembali terperosok dalam jerat kisah yang sama. Ia berusaha menata hati, fokus belajar dan kelak akan mengusahakan agar mencintai laki-laki shalih yang sudah sah menjadi suaminya.

Namun kisah mereka melaju dengan tragis karena sebuah kebetulan yang pahit. Gadis yang diimpikan Faisal untuk menjadi pendamping hidup itu malah berjodoh dengan kakaknya, Furqon.

Dulu, tak pernah terikrar kata cinta di antara Faisal dan Nazma, namun rasa itu tersimpan di hati keduanya dengan rapi. Ketika mereka bertemu kembali dalam satu rumah. Aroma kemarahan dan cemburu menguasai hati Faisal, iri kepada kakaknya, dan marah kepada Nazma. Namun dengan jiwa yang masih genap menyandang iman, Faisal berusaha menerima takdir itu.

Sedangkan Nazma sendiri juga tak kalah pedih melihat fakta itu. Meski sudah bisa mencintai suaminya, Furqon. Jerat masa lalu terkadang kuat mencengkeram. Ada rasa pedih dan bergetar hati saat berjumpa dengan Faisal.

Bagaimanakah laju kisah cinta segitiga mereka? Pastinya jauh sekali dari solusi perselingkuhan demi memperturutkan cinta yang masih berpendar dalam hati mereka. Sekuat tenaga mereka menyandarkan cinta kepada Penguasa langit. Tak ada yang salah dengan takdir, sehingga harus digugat dengan jalan menyalahkan Dia sang Penentu takdir. Ikatan pernikahan adalah satu-satunya tempat menyuburkan cinta yang sejati.

Novel ini mengajak pembaca agar tidak terpedaya pada nafsu yang seringkali berbungkus kedok romantisme cinta masa lalu. Romantisme cinta yang seolah belum usai. Yang inginnya disambung dan diulang lagi pada tempat dan keadaan yang tak lagi sama. Membedakan antara cinta dan nafsu terkadang bukan hal yang mudah. Namun ketika kita masih mempunyai bekal iman dan rasa takut kepada Penguasa langit maka perbedaan itu akan terlihat jelas dan hati akan dibimbing untuk memilih jalan yang diridhai-Nya.

Novel yang mengandung nasihat agama ini diracik dengan alur dan penceritaan yang tidak membosankan. Sehingga patut direkomendasikan kepada siapapun yang ingin lebih dalam memaknai cinta yang terjadi antara laki-laki dan perempuan. (Pirman)

Begini Terapi Ampuh Menghilangkan Kecanduan Rokok

Asbak rokok
Asbak rokok


REPUBLIKA.CO.ID,  DEPOK-- Kampanye bahaya rokok yang terus digembar-gemborkan dipandang tak lagi efektif. Imbauan dengan cara menakut-nakuti itu justru akan memancing rasa penasaran sebahagian orang untuk mencobanya.

Menurut ketua umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, kampanye yang baik bukanlah bersifat menakut-nakuti. Ia lebih setuju dengan kampanye untuk membangun kesadaran.

"Pelarangan rokok tidak perlu menakut-nakuti, yang terpenting membangun kesadaran," jelasnya dalam acara seminar sehari peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-49 di Balaikota Depok, Kamis (14/11).

Sebenarnya banyak mereka yang terjebak kecanduang rokok sudah menyadari akan bahaya rokok dan ingin berhenti. Namun, mereka tidak bisa keluar dari jeratan kecanduan tersebut. Menurut Arist, daripada terus menakut-nakuti masyarakat akan bahaya rokok, lebih baik memberikan solusi bagaimana cara untuk bisa berhenti merokok.

"Sebenarnya bisa dirangksang dengan menekan titik-titik sensitif di wajah, seperti di sekitar mata. Biarkan saja suami anda tetap merokok. Anda sebagai istri coba saja tekan-tekan daerah sekitar matanya," papar Arist sembari mencontohkan.

Teknik ini pernah diperkenalkan Sekdako Payakumbuh Sumatera Barat, Benny Warlis MM beberapa tahun lalu. Ia menamainya dengan  Sefter (Spiritual Emotional Freedom Technique). Teknik ini hanya butuh waktu antara 3 sampai 10 menit untuk melepaskan perokok dari kecanduannya.

“Saya jamin, setelah terapi, rokok tidak akan enak lagi bagi para pecandu rokok,” jelas Benny secara terpisah.

Benny mengatakan, dalam kurun sebulan terakhir saja ia berhasil menterapi lebih dari 40 orang perokok berat. Kebanyakan mereka merupakan Pegawai Dinas di Dinas Kota Payakumbuh. "Intinya komitmen si sakit dengan kebesaran Allah SWT. Makanya, selama terapi diperlukan, yakin, khusuk, ikhlas, pasrah dan syukur," paparnya.

Metode yang diterapkan cukup sederhana. Sebelum melakukan terapi, perokok dipersilahkan menghisap rokoknya dan merasakan nikmatnya rokok. Setelah itu, perokok akan ditotok dengan lembut beberapa titik yang merupakan area sensitif di struktur syarafnya. Area tersebut seperti sekitar mata, pelipis wajah, ulu hati, dan tangan.

Setelah ditotok diarea tersebut, perokok dipersilahkan kembali mengisap rokoknya. Dari hasil terapi yang dilakukan Benny, kebanyakan merokok menyatakan tidak lagi merasakan enaknya rokok. Selanjutnya, mereka yang diterapi pun menyatakan berhenti 100 persen sebagai perokok.

Himbauan-himbauan saja tidak cukup untuk mengeluarkan masyarakat dari jeratan kecanduan rokok. "Di Sukabumi pernah saya lihat spanduk kawasan bebas rokok. Tapi dibawah spanduk itu satu mobil merokok semua," jelas Arist.

Menurutnya, memberikan kesadaran kepada masyarakat dan memandu mereka untuk berhenti merokoklah yang terpenting. Jika belum bisa menyadarkan perokok untuk berhenti, sekurang-kurangnya menyadarkan mereka akan bahaya rokok bagi orang-orang sekitarnya.

"Saat ini, ada 120 juta balita terkepung asap rokok di keluarganya," jelas Arist. Perokok tidak hanya menghancurkan dirinya sendiri, tapi juga keluarga dan orang-orang yang mereka cintai.

Sumber : 

Ini Bahaya Gunakan Minyak Goreng Berulang-ulang

Minyak goreng (ilustrasi)
Minyak goreng (ilustrasi)

 

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Dokter spesialis penyakit dalam dan diabetes Universitas Sumatera Utara, dr Dharma Lindarto SpPD-KEMD mengingatkan, penggunaan minyak bekas penggorengan secara berulang-ulang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

"Pemakaian minyak goreng berulang kali tersebut dapat menimbulkan kolestrol dan penyakit lainnya bagi masyarakat," katanya di RSU dr Pirngadi Medan, Ahad, usai kegiatan Memperingati Hari Diabetes Sedunia tahun 2013.

Oleh karena itu, menurut dia, masyarakat jangan lagi menggunakan minyak penggorengan bekas tersebut, karena berisiko bagi kesehatan tubuh dan rentan terhadap penyakit.

"Kalau minyak goreng telah digunakan sebanyak tiga kali, jangan lagi dipakai dan harus diganti dengan minyak goreng yang baru," ucap dia.

Dharma menyebutkan, selama ini banyak ibu rumah tangga menggunakan minyak goreng bekas itu sebanyak enam hingga tujuh kali dan baru diganti dengan yang baru. Cara-cara seperti ini adalah salah dan dapat menimbulkan penyakit.

"Minyak bekas penggorengan itu, kelihatan berwarna kuning bercampur hitam dan terdapat sisa-sisa atau serbuk penggorengan. Hal inilah bila digunakan dapat menimbulkan kolestrol tinggi," kata dia.

Bahkan, jelasnya, setiap melakukan penggorengan kualitas minyak tersebut akan semakin berkurang.

"Masyarakat diharapkan tidak lagi menggunakan minyak bekas penggorengan secara berulang-ulang untuk menghindari agar tidak terkena penyakit kolesterol," kata pakar dan ahli penyakit diabetes.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/11/10/mw1803-ini-bahaya-gunakan-minyak-goreng-berulangulang

Penjualan Masjid Ciptakan Citra Buruk

Seorang dai memberikan ceramah agama di masjid.  (ilustrasi)
Seorang dai memberikan ceramah agama di masjid. (ilustrasi)
 

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Masjid Teja Suar yang terletak di Jalan Tuparev Kabupaten Cirebon, merupakan salah satu masjid bersejarah dan kebanggaan umat Islam di Cirebon. Karenanya, penjualan masjid akan menimbulkan citra yang buruk.

Salah seorang tokoh ulama Cirebon, Salim Bajri, mengatakan, secara syari, menjual masjid sangatlah tidak baik. Namun, karena masjid itu milik pribadi, dia mengaku tidak bisa melarang.

‘’Itu akan menimbulkan citra yang kurang baik,’’ kata Salim saat ditemui di Cirebon beberapa waktu lalu.
Salim mengatakan sudah mendengar informasi mengenai penjualan masjid tersebut. Namun, dia mengaku tidak mengetahui alasan dibalik penjualan masjid itu. ‘’Saya sangat prihatin,’’ ujarnya.

Ketika ditanyakan apakah umat Islam sebaiknya mengerahkan kekuatan untuk menggagalkan penjualan masjid tersebut, Salim menyatakan hal itu tidak baik. Namun, jika umat bersatu untuk membeli masjid itu, maka hal tersebut lebih baik.

Pimpinan Ponpes Darul Quran Cirebon, Ahsin Sakho Muhammad juga sangat menyayangkan penjualan masjid tersebut. Apalagi, di sekitar masjid itu banyak terdapat sarana pendidikan, perkantoran maupun pusat bisnis. Karenanya, keberadaan masjid sangat dibutuhkan oleh lingkungan tersebut untuk tempat beribadah.

‘’Masjid itu harus dipertahankan sehingga menjadi oase bagi masyarakat di sekitarnya, termasuk pendatang yang melintasi daerah itu,’’ tegas Ahsin.

Seperti diketahui, beredar kabar bahwa masjid Teja Suar dijual oleh pemiliknya. Namun hingga berita ini diturunkan, belum diperoleh konfirmasi dari pemilik masjid Teja Suar, H Saelan. Menurut salah seorang pengurus masjid yang tidak mau disebut namanya, H Saelan tinggal di Jakarta.

Masjid Teja Suar merupakan salah satu masjid bersejarah di Kota Cirebon. Masjid yang didirikan pada 1976 itu diresmikan oleh ulama besar, Buya Hamka. Solat Jumat pertama di masjid itupun diikuti oleh Buya Hamka.

Masjid Teja Suar juga menjadi tempat berkumpulnya para aktifis di masa orde baru. Selain itu, masjid pun dijadikan sebagai sarana kegiatan untuk memberdayakan umat.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/13/11/22/mwmnn0-penjualan-masjid-ciptakan-citra-buruk

Bocah Palestina Kunjungi Ayahnya di Penjara Untuk Yang Pertama dan Terakhir

Anak anak Palestina (inet)
Anak anak Palestina (inet)

dakwatuna.com – Gaza. Organisasi tawanan dan mantan tawanan Waid mengecam pelanggaran yang terus berlanjut dari tentara Zionis terhadap hak-hak tawanan di dalam penjara termasuk keluarganya yang akan berkunjung. Banyak keluarga tawanan yang tidak bisa bertahan menanggung derita akibat kebijakan tentara terkait kunjungan pihak keluarga ke penjara Zionis.

Dalam keterangannya yang dilansir PIP, Rabu (20/11) Waid mengatakan, tentara Zionis masih melarang anak-anak di bawah 10 tahun untuk mengunjungi bapaknya di dalam penjara, dengan berbagai alasan yang mengada-ada terkadang bertentangan dengan UU internasional dan kemanusiaan.

Waid mengungkapkan, bocah Husen Romi Hijazi akhirnya dapat mengunjungi ayahnya di penjara Raimon untuk pertama kalinya sejak ia dilahirkan dari balik jeruji besi dan penghalang kaca. Ia berbicara dengan ayahnya melalui pesawat telepon. Sebelumnya, bocah ini kelihatan gugup saat pertemuan itu, namun ada neneknya disampingnya yang berupaya mengurangi rasa gugup tersebut.

Akan tetapi betapa terkejutnya Husen Hijazi ternyata bahwa kunjungan kali itu merupakan yang pertama dan terakhir dalam hidupnya untuk bisa melihat dan berbicara dengan ayahnya. Karena ayahnya telah tiada untuk selama-lamanya beberapa hari setelah anaknya memasuki usia yang ke 11 yang seharusnya besok adalah tanggal kunjungannya kembali.

Dengan ini Waid mengungkapkan kekecewaanya terhadap sikap lembaga-lembaga kemanusiaan baik lokal maupun internasional yang tidak menyentuh masalah-masalah ini. Harusnya ada perhatian khusus dari lembaga-lembaga tersebut untuk mengungkap kejahatan Zionis dalam bidang kemanusiaan, ungkapnya.  (pip/sbb/dakwatuna)

Apa Saja Sunnah-Sunnah yang Perlu Dilakukan Selama Kehamilan?

Ilustrasi. (fizgraphic.com)
Ilustrasi. (fizgraphic.com)
dakwatuna.com

Pertanyaan:
Bismillah… Saya baru saja tes kehamilan setelah telat 15 hari… Dan ngecek ke bidan. Insya Allah positif. Yang ingin saya tanyakan apa saja sunnah-sunnah yang baiknya dilakukan selama kehamilan hingga melahirkan nanti ya? Terima kasih. (Srisamputri)

Jawaban:

Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘Ala Rasulillah wa ‘Ala Aalihiwa Ashhabihi wa Man waalah, wa ba’d:

Kepada ibu yang dimuliakan Allah Ta’ala …. Semoga rahmat dan rahim-Nya menyempurnakan kebahagiaan ibu sekeluarga dan kita semua…

Sebenarnya tidak ada petunjuk khusus dan rinci dalam Al Quran dan As Sunnah untuk ibu-ibu hamil. Namun, kehamilan adalah salah satu nikmat Allah Ta’ala kepada hamba-Nya dan tanda-tanda kekuasaan-Nya di hadapan mereka. Oleh karena itu, mensyukuri nikmat “kehamilan” adalah bagian dari ajaran Islam.
Ada beberapa hal yang sebaiknya kita lakukan selama kehamilan:

1. Bergembira atas berita kehamilan.

Ini yang mesti diingat oleh seorang muslimah yang sedang hamil (tentu dari suami yang sah).  Sebab, Allah Ta’ala mempercayakan dirinya dan suami untuk melahirkan, merawat, membesarkan, dan mendidik salah satu hamba-Nya. Baik itu kehamilan pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya, tetaplah bergembira. Cukup banyak wanita hanya mensyukuri kehamilan pertama atau kedua –karena ini yang dinanti-nanti- tetapi mereka nampak shock dengan kehamilan selanjutnya, apalagi kehamilan itu di luar rencana mereka. Seharusnya mereka bersyukur dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk hamil, sementara masih banyak wanita yang berjuang bertahun-tahun, belasan, bahkan sampai mereka tua belum dikaruniai anak. Lebih dari itu, ada yang sampai menghabiskan biaya besar untuk hamil, bahkan menggadaikan aqidah dengan datang ke dukun.

Bergembira atas datangnya jabang bayi telah Allah Ta’ala ajarkan dalam beberapa ayat berikut ini, ketika menceritakan lahirnya Ismail dan Ishaq untuk Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam:
فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ
Maka Kami beri dia (Ibrahim) kabar gembira dengan seorang anak yang Amat sabar (Yakni Ismail). (QS. Ash Shafat: 101)

Ayat yang lain:
إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ
  “Sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim (yakni Ishaq)” (QS. Al Hijr: 53)

2. Melindungi diri dan kandungan dari gangguan setan

Hendaknya seorang muslim dan muslimah, apalagi ibu hamil, tidak melupakan dzikir-dzikir ma’tsur yang memang Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam ajarkan, baik yang berasal dari Al Quran seperti membaca Al Mu’awwidzaat (Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas), Al Fatihah, lima ayat awal Al Baqarah dan tiga ayat terakhirnya, juga ayat Kursi. Begitu pula doa-doa perlindungan dari nabi, seperti a’udzu bikalimaatillahi taammati min syarr maa khalaq, pagi dan petang.  

3. Jangan lupa membaca Al-Quran minimal mendengarkannya

Tidak ayat surat dan ayat khusus untuk ibu-ibu hamil dan bayi dalam kandungannya. Bacalah Al Quran pada surat apa pun dan biasakanlah hal itu sebagai pendengaran yang baik bagi jabang bayi, dan hindarilah lagu dan musik jahiliyah. Semoga hal itu menjadi budaya baik yang melekat di telinga jabang bayi yang membekas sampai dia lahir dan besar nanti.

4. Hindari kepercayaan terhadap mitos-mitos yang menodai aqidah

Biasanya, cukup banyak tahayul dan khurafat yang menyertai ibu-ibu hamil. Mereka ditakut-takuti dengan berbagai larangan dan perintah yang tidak ada dasarnya dari agama Islam, melainkan berdasarkan keyakinan tidak jelas dari mana sumbernya. Seperti larangan memasukkan bantal ke sarungnya, karena takut susah melahirkan; atau jika melihat yang jelek-jelek maka ucapkanlah “amit-amit jabang bayi” sambil mengusap perut dengan harapan agar  bayi nanti lahir tidak jelek seperti yang dilihatnya.

5. Memeriksakan kesehatan ibu dan bayi secara teratur kepada  ahlinya

Ini merupakan upaya logis dan sunnatullah yang mesti dilakukan. Tidak sekadar mengandalkan tawakal setelah dzikir dan doa, tetapi sebab-sebab kauniyah yang natural juga mesti disediakan. Larangan-larangan yang sifatnya medis, begitu pula anjurannya, hendaknya diperhatikan. Jangan sampai ibu hamil lebih percaya dengan tahayul dan khurafat, tetapi dengan hal-hal yang ilmiah justru tidak dipercaya.

6. Jika sulit melahirkan cobalah lakukan sunnahnya Ibnu Abbas dan Ali  Radhiallahu ‘Anhuma

Abdullah bin Abbas Radhiallahu ‘Anhuma mengatakan:
إذا عسر على المرأة ولدها تكتب هاتين الآيتين والكلمتين في صحيفة ثم تغسل وتسقى منها، وهي: بسم الله الرحمن الرحيم لا إله إلا الله العظيم الحليم الكريم، سبحان الله رب السموات ورب الارض ورب العرش العظيم ” كأنهم يوم يرونها لم يلبثوا إلا عشية   أو ضحاها ” [ النازعات: 46 ]. ” كأنهم يوم يرون ما يوعدون لم يلبثوا إلا ساعة من نهار بلاغ فهل يهلك إلا القوم الفاسقون “
“Jika seorang wanita kesulitan ketika melahirkan, maka Anda tulis dua ayat berikut secara lengkap di lembaran, kemudian masukkan ke dalam air dan kucurkan kepada dia, yaitu kalimat: Laa Ilaha Illallah Al Halimul Karim Subhanallahi Rabbil ‘Arsyil ‘Azhim Al Hamdulillahi Rabbil ‘Alamin. (Tiada Ilah Kecuali Allah yang Maha Mulia, Maha Suci Allah Rabbnya Arsy Yang Agung, Segala Puji Bagi Allah Rabb Semesta Alam)

Ka’annahum yauma yaraunaha lam yalbatsu illa ‘asyiyyatan aw dhuhaha. (Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia), melainkan sebentar saja di waktu sore atau pagi. QS. An Nazi’at (79): 46)

Ka’annahum yauma yarauna maa yu’aduna lams yalbatsuu illa saa’atan min naharin balaagh. (Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup. QS. Al Ahqaf (46): 35) (Imam Al Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkamil Quran, 16/222. Dar Ihya’ At Turats)

Imam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan sebagai berikut:
فَصْلٌ وَيَجُوزُ أَنْ يَكْتُبَ لِلْمُصَابِ وَغَيْرِهِ مِنْ الْمَرْضَى شَيْئًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَذِكْرُهُ بِالْمِدَادِ الْمُبَاحِ وَيُغْسَلُ وَيُسْقَى كَمَا نَصَّ عَلَى ذَلِكَ أَحْمَد وَغَيْرُهُ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَد : قَرَأْت عَلَى أَبِي ثِنَا يَعْلَى بْنُ عُبَيْدٍ ؛ ثِنَا سُفْيَانُ ؛ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ الْحَكَمِ ؛ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ ؛ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : إذَا عَسِرَ عَلَى الْمَرْأَةِ وِلَادَتُهَا فَلْيَكْتُبْ : بِسْمِ اللَّهِ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ { كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا } { كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إلَّا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إلَّا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ } . قَالَ أَبِي : ثِنَا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ بِإِسْنَادِهِ بِمَعْنَاهُ وَقَالَ : يُكْتَبُ فِي إنَاءٍ نَظِيفٍ فَيُسْقَى قَالَ أَبِي : وَزَادَ فِيهِ وَكِيعٌ فَتُسْقَى وَيُنْضَحُ مَا دُونَ سُرَّتِهَا قَالَ عَبْدُ اللَّهِ : رَأَيْت أَبِي يَكْتُبُ لِلْمَرْأَةِ فِي جَامٍ أَوْ شَيْءٍ نَظِيفٍ . وَقَالَ أَبُو عَمْرٍو مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَد بْنِ حَمْدَانَ الحيري : أَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ النسوي ؛ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَد بْنِ شبوية ؛ ثِنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ شَقِيقٍ ؛ ثِنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ ؛ عَنْ سُفْيَانَ ؛ عَنْ ابْنِ أَبِي لَيْلَى ؛ عَنْ الْحَكَمِ ؛ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ ؛ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : إذَا عَسِرَ عَلَى الْمَرْأَةِ وِلَادُهَا فَلْيَكْتُبْ : بِسْمِ اللَّهِ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ ؛ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ؛ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ { كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا } { كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إلَّا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إلَّا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ } . قَالَ عَلِيٌّ : يُكْتَبُ فِي كاغدة فَيُعَلَّقُ عَلَى عَضُدِ الْمَرْأَةِ قَالَ عَلِيٌّ : وَقَدْ جَرَّبْنَاهُ فَلَمْ نَرَ شَيْئًا أَعْجَبَ مِنْهُ فَإِذَا وَضَعَتْ تُحِلُّهُ سَرِيعًا ثُمَّ تَجْعَلُهُ فِي خِرْقَةٍ أَوْ تُحْرِقُهُ
“Dibolehkan bagi orang yang sakit atau tertimpa lainnya, untuk dituliskan baginya sesuatu yang berasal dari Kitabullah dan Dzikrullah dengan menggunakan tinta yang dibolehkan (suci) kemudian dibasuhkan tulisan tersebut, lalu airnya diminumkan kepada si sakit, sebagaimana hal ini telah ditulis (dinashkan) oleh Imam Ahmad dan lainnya.

Abdullah bin Ahmad berkata; Aku membaca di depan bapakku: telah bercerita kepada kami Ya’la bin ‘Ubaid telah bercerita kepada kami Sufyan, dari Muh. bin Abi Laila, dari Hakam, dari Said bin Jubeir dari Ibnu Abbas ia berkata: “Jika seorang ibu sulit melahirkan maka tulislah …
بِسْمِ اللَّهِ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
          “Dengan nama Allah, Tidak ada Ilah selain Dia, Yang Maha Mulia, Maha Suci Allah Rabbnya ‘Arys yang Agung, segala puji bagi Allah Rabba semesta alam.”

كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا
          “Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.” (QS. An Naziat (79):46)

كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إلَّا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إلَّا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ
        “Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, Maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.” (QS. Al Ahqaf (46): 35)

Bapakku berkata: Telah menceritakan kepadaku Aswad bin ‘Amir dengan sanadnya dan dengan maknanya dan dia berkata: Ditulis di dalam bejana yang bersih kemudian diminum. Bapakku berkata: Waki’ menambahkannya: Diminum dan dipercikkan kecuali pusernya (ibu yang melahirkan), Abdullah berkata: Aku melihat bapakku menulis di gelas atau sesuatu yang bersih untuk seorang ibu (yang sulit melahirkan).
Abu Amr Muham mad bin Ahmad bin Hamdan Al Hiri berkata: Telah mengabarkan kepada kami Al Hasan bin Sufyan An Nasawi, telah bercerita kepadaku Abdullah bin Ahmad bin Syibawaih telah bercerita kepadaku Ali bin Hasan bin Syaqiq, telah bercerita kepadaku Abdullah bin Mubarak, dari Sufyan dari ibnu Abi Laila, dari Al Hakam, dari Said bin Jubeir, dari Ibnu Abbas, ia berkata: Jika seorang wanita sulit melahirkan maka tulislah:
(lalu disebutkan ayat-ayat seperti di atas)

Ali berkata: ditulis di atas kertas kemudian digantungkan pada anggota badan wanita (yang susah melahirkan). Ali berkata: Dan sungguh kami telah mencobanya, maka tidaklah kami melihat sesuatu yang lebih menakjubkan (hasilnya) dari padanya maka jika wanita tadi sudah melahirkan maka segeralah lepaskan, kemudian setelah itu sobeklah atau bakarlah.”(Demikian fatwa Imam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa, 4/187. Maktabah Syamilah)

Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah Rahimahullah menyebutkan beberapa riwayat dari kaum salaf (terdahulu) kebolehan membaca atas menuliskan ayat Al Quran pada wadah lalu airnya dipercikkan kepada orang sakit.
Berikut ini ucapannya:
قَالَ الْخَلّالُ حَدّثَنِي عَبْدُ اللّهِ بْنُ أَحْمَدَ : قَالَ رَأَيْتُ أَبِي يَكْتُبُ لِلْمَرْأَةِ إذَا عَسُرَ عَلَيْهَا وِلَادَتُهَا فِي جَامٍ أَبْيَضَ أَوْ شَيْءٍ نَظِيفٍ يَكْتُبُ حَدِيثَ ابْنِ عَبّاسٍ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ لَا إلَهَ إلّا اللّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللّهِ رَبّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلّهِ رَبّ الْعَالَمِينَ { كَأَنّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلّا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ } [ الْأَحْقَافُ 35 ] { كَأَنّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلّا عَشِيّةً أَوْ ضُحَاهَا } [ النّازِعَاتُ 46 ] . قَالَ الْخَلّالُ أَنْبَأَنَا أَبُو بَكْرٍ الْمَرْوَزِيّ أَنّ أَبَا عَبْدِ اللّهِ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا أَبَا عَبْدِ اللّهِ تَكْتُبُ لِامْرَأَةٍ قَدْ عَسُرَ عَلَيْهَا وَلَدُهَا مُنْذُ يَوْمَيْنِ ؟ فَقَالَ قُلْ لَهُ يَجِيءُ بِجَامٍ وَاسِعٍ وَزَعْفَرَانٍ وَرَأَيْتُهُ يَكْتُبُ لِغَيْرِ وَاحِدٍ
“Berkata Al Khalal: berkata kepadaku Abdullah bin Ahmad, katanya: Aku melihat ayahku menulis untuk wanita yang sulit melahirkan di sebuah  wadah putih atau sesuatu yang bersih, dia menulis hadits Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu:

Laa Ilaha Illallah Al Halimul Karim Subhanallahi Rabbil ‘Arsyil ‘Azhim Al Hamdulillahi Rabbil ‘Alamin. (Tiada Ilah Kecuali Allah yang Maha Mulia, Maha Suci Allah Rabbnya Arsy Yang Agung, Segala Puji Bagi Allah Rabb Semesta Alam)

Ka’annahum yauma yarauna maa yu’aduna lam yalbatsuu illa saa’atan min naharin balaagh. (Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup. QS. Al Ahqaf (46): 35)

Ka’annahum yauma yaraunaha lam yalbatsu illa ‘asyiyyatan aw dhuhaha. (Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia), melainkan sebentar saja di waktu sore atau pagi. QS. An Nazi’at (79): 46)

Al Khalal mengatakan: mengabarkan kepadaku Abu Bakar Al Marwazi, bahwa ada seseorang datang kepada  Abu Abdullah (Imam Ahmad), dan berkata: “Wahai Abu Abdillah (Imam Ahmad), kau menulis untuk wanita yang kesulitan melahirkan sejak dua hari yang lalu?” Dia menjawab: “Katakan baginya, datanglah dengan wadah yang lebar dan minyak za’faran. “ Aku melihat dia menulis untuk lebih dari satu orang. (Zaadul Ma’ad, 4/357. Muasasah Ar Risalah)

Beliau juga mengatakan:
وَرَخّصَ جَمَاعَةٌ مِنْ السّلَفِ فِي كِتَابَةِ بَعْضِ الْقُرْآنِ وَشُرْبِهِ وَجَعَلَ ذَلِكَ مِنْ الشّفَاءِ الّذِي جَعَلَ اللّه فِيهِ . كِتَابٌ آخَرُ لِذَلِكَ يُكْتَبُ فِي إنَاءٍ نَظِيفٍ { إِذَا السّمَاءُ انْشَقّتْ وَأَذِنَتْ لِرَبّهَا وَحُقّتْ وَإِذَا الْأَرْضُ مُدّتْ وَأَلْقَتْ مَا فِيهَا وَتَخَلّتْ } [ الِانْشِقَاقُ 41 ] وَتَشْرَبُ مِنْهُ الْحَامِلُ وَيُرَشّ عَلَى بَطْنِهَا .
“Segolongan kaum salaf memberikan keringanan dalam hal menuliskan sebagian dari ayat Al Quran dan meminumnya, dan menjadikannya sebagai obat yang Allah jadikan padanya. Untuk itu, dituliskan di bejana yang bersih:

“Apabila langit terbelah, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya langit itu patuh, dan apabila bumi diratakan, dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong.” (QS. Al Insyiqaq (84): 1-4)

Lalu diminumkan kepada orang hamil dan diusapkan ke perutnya. (Ibid, 4/358). Demikian. Wallahu A’lam

Lelang Keperawanan, Tanda Akhir Zaman?

Ilustrasi api neraka
Hampir seluruh media mainstream pada hari ini memberitakan mahasiswi Brasil yang melelang keperawanannya secara online. Ia membuka penawaran mulai 100 ribu dolar AS (setara Rp 1,2 milyar) dan berharap bisa mendapatkan harga 1,5 juta dolar AS (setara Rp 17,5 miliar).

Anehnya, lelang kedua setelah batalnya transaksi senilai 780 ribu dolar AS pada lelang pertama Oktober 2012 lalu, seakan menjadi hal yang biasa, bahkan menjadi bahan canda. Hal itu terlihat dari komentar-komentar pada media mainstream di Indonesia. Padahal, tak diragukan lagi, lelang tersebut adalah bagian dari zina.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan, diminumnya khamr, merebaknya perzinaan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibnu Hajar Al Asqalani ketika menjelaskan hadits tersebut mengatakan “Makna ‘merebaknya perzinaan’ adalah zina tersebar dan dianggap biasa sehingga orang-orang yang berzina tidak lagi sembunyi-sembunyi karena banyaknya orang yang melakukan zina”.

Kita kini hidup di zaman yang mirip dengan sabda Rasulullah di atas. Ada lokalisasi. Perselingkuhan merebak. Zina melalui pacaran marak. Bahkan menawarkan zina melalui berbagai media termasuk lelang keperawanan online pun ada. Yang disebutkan terakhir dan diberitakan media hari ini, bukan hanya terbuka selevel kota, tetapi bahkan 'diumumkan' ke seluruh dunia.

Sementara itu... pada 2012, di Jawa Timur saja ada 47 lokalisasi pelacuran di 33 daerah tingkat dua. Setahun sebelumnya, di kabupaten Bekasi tercatat ada 3.648 wanita yang berprofesi sebagai pezina profesional. Yang tak kalah mengerikan, Survei BKKBN pada 2008 menemukan 51% responden pelajar perempuan di Jabotabek mengaku pernah berhubungan seks. Na’udzu billah min dzalik.

Ibnu Umar radliyallah 'anhuma meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sampai orang-orang bersetubuh di jalan-jalan seperti layaknya keledai.” Ibnu Umar heran, “Apa betul ini terjadi?”. Beliau lantas menjawab, “Iya, ini sungguh akan terjadi.

Apa yang diherankan oleh Ibnu Umar kini mulai terjadi. Di tempat wisata, di warnet, hingga di pinggir jalan semuanya pernah diberitakan. Ada zina-zina yang dilakukan di tempat itu. Dan anehnya, banyak yang menganggapnya biasa. Bahkan ada pula orangtua yang tidak murka saat anaknya hamil di luar nikah. Persis seperti tanda-tanda akhir zaman.

Lepas dari berapa lama lagi kiamat akan datang seiring munculnya tanda-tanda akhir zaman, zina adalah kemungkaran dan dosa besar yang harus dicegah dan diubah. Jika tidak, bukan hanya hukuman neraka yang menanti pelakunya, tetapi juga ada ancaman azab dunia.

“Apabila zina dan riba telah nampak nyata di suatu negeri, maka mereka telah menghalalkan diri mereka untuk menerima adzab Allah” (HR. Hakim). [IK/bersamadakwah]

*http://www.bersamadakwah.com/2013/11/lelang-keperawanan-tanda-akhir-zaman.html

Pledoi Ini Bersejarah Karena Membuat Hakim Kudeta Menangis

Suasana setelah persidangan (klmty)
Suasana setelah persidangan (klmty)

dakwatuna.com – Kairo. Sangat mengejutkan, seorang dokter dari Ikhwanul Muslimin yang saat ini ditahan penguasa kudeta membacakan pledoinya, dan membuat para hakim menangis. Tapi yang lebih mengejutkan lagi adalah keputusan hakim setelah pledoi tersebut.

Dalam persidangan yang kedelapan, dr. Muhammad Abu Zaid membacakan pledoi untuk membela dirinya dal beberapa orang anggota Ikhwanul Muslimin yang dikenakan tuduhan yang sama. Berikut isinya:
“Aku perkenalkan diriku. Namaku Muhammad Sayid Abu Zaid. Aku bekerja sebagai dokter pembiusan di kota Benha. Aku meraih bachellor kedokteran dari Universitas Manufiyah. Sebenarnya, bulan ini in sya’a Allah aku akan mengikuti ujian pasca sarjanaku.

Aku juga pernah mendapat juara dua dalam sebuah perlombaan hafalan Al-Qur’an tingkat nasional. Selain itu aku juga mempunyai tiga ijazah hafalan Al-Qur’an.

Saat ini aku berada di sini sudah lebih dari 100 hari, tidur di lantai. Keadaanku sama dengan para tahanan yang lain di Mesir. Orang-orang terbaik di Mesir saat ini banyak yang tidur di lantai.

Kami semua ditangkap militer dan polisi dalam aksi penangkapan yang brutal dan tidak terencana. Tapi walaupun begitu, yang terjadi sungguh aneh, penangkapan itu telah memasukkan dokter, insinyur, apoteker, guru qira’at Al-Qur’an, para penghafal Al-Qur’an berkumpul di satu sel tahanan yang sama. Ini merupakan ketidak-sengajaan yang memuliakan kami.

Kelompok kami harus menghadapi 13 tuduhan yang tertulis di BAP. Satu tuduhan saja sebenarnya hanya bisa dilakukan oleh orang yang benar-benar jahat. Orang yang mempunyai masa lalu yang kelam dalam dunia kejahatan. Namun kami yang mempunyai asal-usul seperti saya sebutkan di atas harus menghadapi 13 tuduhan.

Dalam kelompok kami ada 3 orang yang menderita sakit jantung, satu di antaranya baru saja menjalani operasi pembedahan. Ada satu orang yang menderita diabetes, sebenarnya sehari-harinya dia harus mengonsumsi obat-obatan kalau mau hidup lebih normal. Ada juga dua orang yang baru menjalani operasi pembedahan tulang belakang.

Hakim yang kami muliakan, ini adalah kali kedelapan kami hadir di depan majelis hakim dan jaksa. Sebenarnya persidangan-persidangan yang telah lewat benar-benar memberikan pukulan yang berat bagi kami, dan membuat citra buruk hakim di mata kami.

Dulu peradilan kami yakini sebagai profesi yang mulia, sama seperti profesi kedokteran yang kujalani. Tapi kenapa para hakim dan jaksa saat ini terlihat tidak bebas, mereka hanya menerima perintah dari penguasa di atas?

Kalau aku membuat sakit seorang pasien karena kesalahanku dalam mengobatinya, walaupun tidak sengaja, aku akan merasa menyesal sekali. Aku akan merasa berdosa, dan mungkin tidak bisa tidur beberapa malam. Tapi kenapa, 29 orang tahanan ini harus tidur di lantai lebih dari 100 hari, sedangkan para hakim dan orang-orang yang menangkap mereka sama sekali tidak merasa bersalah atau sedih. Padahal orang-orang ini ditangkap tanpa melakukan kesalahan sama sekali. Mereka hanya memiliki pandangan politik yang berbeda saja. Kalau pun mereka tidak memiliki pandangan politik ini, tentu mereka tidak akan berada di sini.
Sudah banyak sekali persidangan kami jalani, dan kami masih saja di sini. Tapi kami ingin memberitahukan, bukan menakut-nakuti bahwa setiap malam kami selalu menghujani… (hakim bertanya, “Apa maksud menghujani?”). Kami menghujani semua orang yang telah menyebabkan kami di sini dengan doa-doa laknat. Orang-orang itu, rekan-rekannya yang terlibat, bahkan keluarga dan anak-anaknya. Karena kami yakin kami ini benar. Kami yakin kami adalah orang-orang yang dizhalimi. Dan doa-doa orang yang terzhalimi pasti akan dikabulkan oleh Allah swt. Kami sungguh heran kenapa kalian benar-benar berani kepada Allah swt. Bukankah kalian tahu bahwa kalian akan dibangkitkan di akhirat? Bukankah kalian tahu bahwa kalian akan dibangkitkan di akhirat? Bukankah kalian tahu bahwa kalian akan dibangkitkan di akhirat?

Hakim yang kali muliakan, sudah lebih dari 3 bulan kami hidup bersama kriminalis. Setiap hari kami mendengar bagaimana percakapan-percakapan mereka. Mereka kelihatan begitu tenang karena mereka memiliki koneksi hakim, pengacara dan sebagainya. Dan benar, beberapa hari kemudian mereka keluar. Mereka membayar ini dan itu. Tetangga kami beberapa kali berganti, tapi kami tetap ada di dalam penjara.
Kami ingatkan kalian akan kekuasaan Allah swt. Kami ingatkan kalian akan hak orang-orang yang kalian penjarakan. Pemeriksaan kami sudah selesai dari dulu. Tuduhan-tuduhan yang dikenakan kepada kami tidak mempunyai bukti sama sekali.

Ini salah satu di antara kami, Syihab, umurnya bari 16 tahun. Dia pelajar SLTA yang berprestasi, ayahnya seorang dosen. Umur anak ini kami kira seperti anak-anak kalian. Hasbunallahu Wani’mal Wakil…
Pembacaan pledoi ini selesai. Pengacara menyetop dan menenangkan dr. Muhammad karena terlihat para hakim berlinang air mata.

Kemudian hakim berkata banyak dan dengan nada yang tinggi membuktikan bahwa dirinya bebas, tidak ada tekanan dari pihak manapun dalam memutuskan perkara. Bahwa memvonis bebas ataupun memenjarakan para tahanan tidak ada bedanya bagi dirinya. Karena dirinya hanya takut kepada Allah swt. Maka para tahanan pun menjawab bahwa itulah yang mereka harapkan.

Persidangan pun ditutup, dan ternyata di esok harinya baru diketahui bahwa air mata hakim itu hanyalah bohong belaka, bahwa rasa takut kepada Allah swt. hanyalah di lisannya saja. Karena hakim memutuskan memperpanjang masa tahanan 45 hari lagi. Para tahanan bersyukur, setidaknya pledoi itu telah meringankan perasaan terzhalimi mereka. Mereka telah mengungkapkan isi hari mereka. (msa/dakwatuna/klmty)

Tragedi Cinta

Akhwatmuslimah.com – Ada sisi lain yang menarik dari pengalaman emosional para pahlawan yang berhubungan dengan perempuan. Jika kebutuhan psikologis dan biologis terhadap perempuan begitu kuat pada para pahlawan, dapatkah kita membayangkan seandainya mereka tidak mendapatkannya?

Rumah tangga para pahlawan selalu menampilkan, atau bahkan menjelaskan, banyak sisi dari kepribadian para pahlawan. Dari sanalah mereka memperoleh energi untuk bekerja dan berkarya. Akan tetapi, jika mereka tidak mendapatkan sumber energi itu, maka kepahlawanan mereka adalah keajaiban di atas ke¬ajaiban. Tentulah ada sumber energi lain yang dapat menutupi kekurangan itu, sesuatu yang dapat menje¬laskan kepahlawanan mereka.

Ibnu Qayyim menceritakan kisah Sang Imam, Muhammad Bin Daud Al-Zhahiri, pendiri mazhab Zhahiriyah. Beberapa saat menjelang wafatnya, seorang kawan menjenguk beliau. Namun, ternyata Sang Imam justru mencurahkan isi hatinya kepada sang kawan tentang kisah kasihnya yang tak sampai. Ternyata beliau mencintai seorang gadis tetangganya, tetapi entah bagaimana, cinta suci dan luhur itu tak pernah tersambung jadi kenyataan. Maka, curahan hatinya tumpah ruah dalam bait-bait puisi sebelum wafatnya.

Kisah Sayyid Quthb bahkan lebih tragis. Dua kalinya ia jatuh cinta, dua kali pula ia patah hati, kata DR. Ab’dul Fattah AI-Khalidi yang menulis tesis mas¬er dan disertasi doktornya tentang Sayyid Quthb. Gadis pertama berasal dari desanya sendiri, yang kemudian menikah hanya tiga tahun setelah Sayyid Quthb pergi ke Kairo untuk belajar. Sayyid menangisi peristiwa itu.

Gadis kedua berasal dari Kairo. Untuk ukuran Mesir, gadis itu tidak termasuk cantik, kata Sayyid. namun, ada gelombang yang unik yang menyirat dari sorot matanya, katanya menjelaskan pesona sang kekasih. Tragedinya justru terjadi pada hari pertu¬nangan. Sambil menangis, gadis itu menceritakan bahwa Sayyid adalah orang kedua yang telah hadir dalam hatinya. Pengakuan itu meruntuhkan keang¬kuhan Sayyid, karena ia memimpikan seorang yang perawan fisiknya, perawan pula hatinya. Gadis itu hanya perawan pada fisiknya.

Sayyid Quthb tenggelam dalam penderitaan yang panjang. Ia akhirnya memutuskan hubungannya. Namun, hal itu membuatnya semakin menderita. Ketika ia ingin rujuk, gadis itu justru menolaknya. Ada banyak puisi yang lahir dari penderitaaan itu. Ia bahkan membukukan romansa itu dalam sebuah roman.

Kebesaran jiwa, yang lahir dari rasionalitas, realis¬me, dan sangkaan baik kepada Allah, adalah keajaiban yang menciptakan keajaiban. Ketika kehidupan tidak cukup bermurah hati mewujudkan mimpi mereka, mereka menambatkan harapan kepada sumber segala harapan; Allah!


Begitulah Sayyid Quthb menyaksikan mimpinya hancur berkeping-keping, sembari berkata, “Apakah kehidupan memang tidak menyediakan gadis impianku, atau perkawinan pada dasarnya tidak sesuai dengan kondisiku?” Setelah itu, ia berlari meraih takdirnya; dipenjara 15 tahun, menulis Fii Dzilalil Qur’an, dan mati di tiang gantungan! Sendiri. Hanya sendiri! [Anis Matta]

*http://www.akhwatmuslimah.com/2012/01/654/tragedi-cinta/

Tiga Bulan Tidak Mampu Memandang Wajah Suami

Pernikahan itu telah berjalan empat (4) tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik: “kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik.

Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.

Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan: Alhamdulillah.

Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.

Sang suami berkata kepada sang dokter: “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa.

Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran. Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.

Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata: “… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh.

Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.

Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.

Lima (5) tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya: “Wahai fulan, saya telah bersabar selama

Sembilan (9) tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:” betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”. Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya.

Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata: “istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di hadapannya.

Akhirnya sang istri berkata: “OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih”. Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.

Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal. Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: “Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …”. Sang istri pun bad rest di rumah sakit.

Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: “Maaf, saya ada tugas keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja”. “Haah, pergi?”. Kata sang istri. “Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat”. Kata sang suami.

Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.

Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya: “Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”.

Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan.

Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.

Dan subhanallah …

Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga.

Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim.

Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan membacanya.

Hampir saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula.

Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali.

(Diterjemahkan dari kisah yang dituturkan oleh teman tokoh cerita ini, yang kemudian ia tulis dalam email dan disebarkan kepada kawan-kawannya)

Ketika Tulang Rusuk Menjadi Tulang Punggung

Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com - Bismillah…

Setiap pagi membuang sampah ditempat pembuangan yang disediakan pemerintah selalu membuat bersyukur, selalu hati ini merasa kasihan melihat, selalu merasa manusia sangat beruntung, selalu merasa betapa hidup jangan selalu melihat ke atas, sekali-kali lihatlah lingkungan di sekitar kehidupan kita masih membutuhkan uluran tangan, masih membutuhkan pencerahan jiwa, masih butuh motivasi dan selalu bertemu dengan ibu yang pekerja sebagai pemulung.

Yakin Allah punya rencana indah kenapa setiap pagi, hampir selalu ketemu ibu tersebut, bayangkan ibu tersebut tak pernah merasa terganggu, tak pernah merasa gengsi, tak pernah merasa lelah, tak pernah memilih pekerjaan, tak pernah kenal istirahat dan selalu ada di tengah sampah tersebut untuk mencari barang-barang bekas yang tercampuri berbagai aroma tak sedap, dan tercampuri kuman sangat berbahaya bagi kesehatan.

Harus ditiru bagaimana keistiqamahan, bagaimana selalu semangat, bagaimana begitu tekun atau rajin memilah sampah, dan bagaimana ketetapan waktu digunakan. Apa yang dilakukan ibu tersebut pasti demi sesuap nasi, demi anak, demi keluarga dan demi keberlangsungan hidup di tengah kota berasas kompetitif.
Mungkin itu saja yang bisa dikerjakan ibu tersebut, mungkin ingin melamar pekerjaan tak memiliki keahlian, mungkin keikhlasan menjalani tersebut karena sebagai single fighter, mungkin demi membantu suami mencari nafkah, dan mungkin tidak ada skill yang dimiliki. Maka penting bagi kita sebagai tulang rusuk memiliki ilmu apapun, memiliki skill apapun dan terus upgrade keilmuan. Jika suatu saat terpaksa jadi tulang punggung tentu tulang punggung bergengsi dan memiliki nilai tawar atau bargaining posisition bukan seperti ibu pemulung itu.

Padahal tulang rusuk bukan sebagai penopang utama untuk mencari rezki, karena tulang rusuk tugas utama adalah sebagai ibu rumah tangga mempersiapkan segala hal berurusan dengan kerumahan bukan di luar berhadapan dengan panas dan debu. Di mana hati nurani seorang suami ketika melihat tulang rusuk sebagai tulang punggung!!

Apakah para suami tak pernah kasihan melihat istri banting tulang sendiri bahkan berhadapan dengan hal yang membahayakan keselamatan dan kesehatan. Entahlah apa terpikir para suami melihat istri seperti itu!!!
Alhamdulillah masih bisa pekerja menggunakan pakaian indah, masih menggunakan high heel, masih bisa menggunakan parfum saat bekerja, masih bisa merasakan sejuk AC, masih bisa duduk dengan indah, masih bisa pekerja dengan santai dengan hasil memuaskan dan masih sebagai tulang rusuk bukan sebagai tulang punggung. Pada akhirnya harus bersyukur, berterimakasih pada-Nya dan memperbaharui keimanan di hadapan-Nya. “Nikmat Tuhan Mana Engkau Dustai”.

Terkadang masih juga tidak mensyukuri, masih juga mengeluh, masih juga mengatakan Allah tidak adil, masih juga melalaikan Allah, dan masih tidak mau menyisihkan sedikit rezki untuk orang membutuhkan. Bukankah itu semua atas izin Allah, bukan itu semua kehendak Allah, bukan itu semua kekuasaan, bukan itu semua keridhaan Allah. Jika bukan atas kasih sayang dan belai kasih Allah mungkin akan mengalami hal seperti itu sering ditemui saat buat sampah.

Sejuta hikmah bisa diaplikasi dan menjadi renungan tak didapati di lokasi lain. Sering bertemu manusia dengan hidup kekurangan tapi tidak terlihat mereka kesulitan, sering pula bertemu dengan manusia kebutuhan khusus selalu optimis dengan menjalani hidup, sering pula bertemu manusia lanjut usia begitu rajin menuntut ilmu sehingga mengalah anak muda yang menyiakan waktu tak bermanfaat.

Wajarlah Allah menganjurkan kita untuk bertebaran, berjalan dan bermusafir di bumi-Nya. Agar bisa terlihat kebesaran Allah dengan berbagai objek, berbagai masalah, berbagai fakta dan berbagai keadaan demi kebijaksanaan serta rasa syukur kita pada-Nya.

Kisah Pria yang Mengurungkan Niat Zina Lantaran Nasehat Gadis Jelita

Musafir - ilustrasi
Kisah yang diabadikan guru besar Al Azhar DR Mustafa Murad dalam Qashash Ahs Shalihin ini sungguh inspiratif. Kisah ini tidak hanya mengingatkan kita agar takut kepada Allah, tetapi juga menunjukkan kemuliaan orang yang bertaubat.

Kisahnya dimulai dari seorang pria yang mencintai seorang gadis Badui. Pada suatu hari, mereka berada dalam sebuah rombongan yang sama ketika hendak pergi ke suatu tempat. Saat tiba di sebuah padang sahara, rombongan itu pun beristirahat di sana.

Semua orang telah tidur. Laki-laki itu kemudian menghampiri si gadis dan merayunya. Ia berharap kesempatan itu bisa ia gunakan untuk melampiaskan hasrat cintanya.

“Lihatlah dulu apakah orang-orang itu telah tertidur” Mendengar jawaban gadis pujaannya ini, si lelaki sangat gembira. Ia pun kemudian pergi untuk memastikan apakah semua orang telah tertidur.

“Semua orang telah tertidur. Aku telah memeriksanya,” katanya saat kembali kepada sang gadis.

“Bagaimana pendapatmu tentang Allah, apakah pada saat ini Dia tidur?” Pertanyaan gadis ini benar-benar di luar prediksinya.
“Allah tidak tidur. Allah tidak beristirahat dan tidak tidur.”
“Dzat yang tidak tidur melihat kita meskipun manusia tidak melihat kita. Maka, Dialah yang paling berhak untuk ditakuti.”

” Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka...” (QS. Al Anfal : 2). Persis seperti ayat ini, pria tersebut hatinya gemetar dan takut saat disebut namaNya dan diingatkan agar takut kepadaNya. Ia pun kemudian meninggalkan gadis itu dan bertaubat.

Pada suatu hari, sang gadis bermimpi bertemu laki-laki ini. “Apa yang telah dilakukan Allah terhadapmu?”
Laki-laki tersebut menjawab, “Allah telah mengampuni dosa-dosaku karena ketakutanku kepadaNya.” [IK/bersamadakwah]

Sumber : http://www.bersamadakwah.com/2013/11/kisah-pria-yang-mengurungkan-niat-zina.html

Rajin Sedekah, Rezeki Melimpah

Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com - Keuntungan sedekah tidak dapat dihitung dengan rumus matematika konvensional. Yusuf Mansur memopulerkan istilah matematika sedekah. Mengacu kepada ajaran Islam bahwa sedekah satu akan dilipatkan menjadi sepuluh, Yusuf Mansur kemudian membuat rumus demikian: sepuluh ribu dikurangi seribu untuk sedekah, hasilnya adalah sembilan belas ribu. Jika dikurangi dua ribu untuk sedekah, hasilnya menjadi dua puluh delapan ribu.

Itulah rumus matematika sedekah, yang merupakan perasan dari sejumlah keterangan dalam Al-Quran dan hadits. Allah sendiri berulang kali menegaskan bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta. Dalam pandangan awam, harta memang berkurang ketika dipakai untuk sedekah. Tetapi, dalam kaca mata iman tidaklah demikian.

“Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri, dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah, dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup, sedangkan kamu sedikit pun tidak akan dirugikan.” (QS Al-Baqarah: 272).

Perhatikan, ayat di atas menggarisbawahi “harta yang baik” dan “di jalan Allah”. Karena, sangat boleh jadi orang melakukan sedekah tetapi dengan harta yang tidak baik. Misalnya, membangun masjid dari praktik korupsi, mendirikan pesantren dari hasil pelacuran, membantu panti asuhan dari bisnis narkoba, dan seterusnya. Tidak sedikit pula orang yang mengeluarkan uang dalam jumlah besar hanya untuk mensukseskan perbuatan atau kegiatan yang tidak baik. Lihatlah para konglomerat yang rela merogoh kocek miliaran rupiah untuk menyelenggarakan pagelaran Miss World, kandidat pemimpin yang mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk membeli suara, tersangka hukum yang memberikan gratifikasi triliunan rupiah untuk menyuap hakim, dan seterusnya.

Harta tidak baik yang digunakan di jalan Allah dan harta baik yang digunakan di jalan setan, keduanya tidak bernilai sedekah di mata Allah. Sedekah harus memenuhi dua kriteria, sebagaimana ditegaskan dalam ayat di atas, yaitu harta baik yang disalurkan di jalan Allah. Itulah harta yang tidak sia-sia, karena Allah akan memberikan ganti secara berlipat ganda.

Janji Allah tidak pernah dusta. Kewajiban orang beriman adalah meyakininya dengan segenap hati. Rasulullah sendiri pernah menginformasikan, “Tiada sehari pun sekalian hamba memasuki suatu pagi, kecuali ada dua malaikat yang turun. Salah satu dari keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya’. Sementara yang lain berkata, ‘Ya Allah, berikanlah kebinasaan kepada orang yang menahan hartanya’.” (HR Bukhari dan Muslim).

Mengelola harta memang bukan perkara mudah. Harta kerap mendatangkan keberuntungan, tetapi, jika salah menggunakan, harta justru menghasilkan kebuntungan. Karena itu, Islam memberikan panduan lengkap seputar cara mengelola harta agar kepemilikan harta berujung keberuntungan, bukan kebuntungan. Salah satunya adalah lewat ajaran sedekah. Harta yang disedekahkan, itulah harta yang sebenarnya, karena akan kekal sampai di alam baka. Yang berada di tangan tidak lain akan menjadi hak ahli waris.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah pernah bertanya, “Siapakah di antara kamu yang lebih menyukai harta ahli warisnya daripada hartanya sendiri?” Serentak para sahabat menjawab, “Ya Rasulullah, tiada seorang pun dari kami, melainkan hartanya adalah lebih dicintainya.” Beliau kemudian bersabda, “Sungguh harta sendiri ialah apa yang telah terdahulu digunakannya, sedangkan harta ahli warisnya adalah segala yang ditinggalkannya (setelah dia mati).” (HR Bukhari dan Muslim).

Hadits di atas, dengan demikian, secara tidak langsung mengingatkan bahwa harta yang ada di tangan kita sebenarnya hanya titipan Allah. Supaya manfaatnya masih dapat dirasakan sampai kita kembali ke akhirat, maka harta itu harus dinafkahkan di jalan kebaikan semasih hidup di dunia. Lebih membahagiakan, balasan Allah bahkan sering tidak harus menunggu di akhirat, tetapi langsung Dia tunaikan ketika kita masih hidup di dunia berupa rezeki yang melimpah.

Rezeki adalah segala pemberian Allah untuk memelihara kehidupan. Dalam hidup, ada dua jenis rezeki yang diberikan Allah kepada manusia, yaitu Rezeki Kasbi (bersifat usaha) dan Rezeki Wahbi (hadiah). Rezeki Kasbi diperoleh lewat usaha dan kerja. Tetapi Rezeki Wahbi datangnya di luar prediksi manusia, kadang malah tidak memerlukan jerih payah. Karena Rezeki Wahbi merupakan wujud sifat rahim Allah, maka orang yang gemar melakukan sedekah sangat berpeluang mendapatkan rezeki jenis terakhir ini. Indah Allah melukiskan dalam Al-Quran.

“Permisalan (nafkah yang dikeluarkan) orang-orang yang menafkahkan harta di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 261)

Sangat banyak ayat Al-Quran dan hadits Rasulullah yang mengungkap keuntungan sedekah. Setiap kita berpeluang mendapatkan keuntungan itu sepanjang gemar melakukan sedekah disertai keyakinan mantap terhadap kemurahan Allah. Tidak ada ceritanya kemiskinan karena sedekah. Tidak pula orang membuka pintu permintaan, melainkan Allah membuka untuknya pintu kemiskinan.

Sebab itu, jangan lagi berusaha menotal keuntungan sedekah dengan rumus matematika seperti umumnya kita menotal hasil keuntungan perdagangan atau penjualan barang-barang kita.

Daftar Postingan Terbaru

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/