Bermanfaat bagi yang lainnya

Khutbah Idul Adha 1434 H: Dari Ketahanan Keluarga Menuju Ketahanan Masyarakat dan Bangsa

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Ilustrasi - Keluarga. (zawaj)
Ilustrasi – Keluarga. (zawaj)

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

dakwatuna.com - Kembali kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah swt yang telah begitu banyak memberikan kenikmatan kepada kita sehingga kita tidak mampu menghitungnya, karena itu keharusan kita adalah memanfaatkan segala kenikmatan dari Allah swt untuk mengabdi kepada-Nya sebagai manifestasi dari rasa syukur itu, salah satunya adalah ibadah berkorban pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik. Allah swt berfirman:
 إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah (QS Al Kautsar [108]:1-2).

Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad saw, kepada keluarga, sahabat-sahabat dan para penerus risalahnya yang terus berjuang untuk tegaknya nilai-nilai Islam di muka bumi ini hingga hari kiamat nanti.

Takbir, tahlil dan tahmid kembali menggema di seluruh muka bumi ini sekaligus menyertai saudara-saudara kita yang datang menunaikan panggilan agung ke tanah suci guna menunaikan ibadah haji, rukun Islam yang kelima. Bersamaan dengan ibadah mereka di sana,  di sini kita pun melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah mereka, di sini kita melaksanakan ibadah yang terkait dengan ibadah haji yaitu puasa hari Arafah, pemotongan hewan qurban setelah shalat Idul Adha ini dan menggemakan takbir, tahlil dan tahmid selama hari tasyrik. Apa yang dilakukan itu maksudnya sama yaitu mendekatkan diri kepada Allah swt.

Salah satu yang amat kita butuhkan dalam hidup ini adalah mendapatkan figur-figur teladan yang bisa memberi warna positif dalam kehidupan kita. Karena itu, Allah swt menjadikan Nabi Ibrahim as dan keluarganya sebagai figur teladan sepanjang masa, bahkan tidak hanya kita yang harus meneladaninya, tapi Nabi Muhammad saw juga harus meneladaninya, Allah swt berfirman:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ
Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia (QS Al Mumtahanah [60]:4).

Satu dari sekian banyak keteladanan dari Nabi Ibrahim as dan keluarganya adalah memiliki dan menunjukkan ketahanan keluarga yang luar biasa. Yang dimaksud dengan ketahanan keluarga adalah keluarga bisa berjalan dengan baik dan keberadaannya dibuktikan dengan manfaat yang bisa dirasakan oleh banyak orang.

Oleh karena itu, terwujudnya ketahanan keluarga menjadi sesuatu yang amat penting agar perjalanan keluarga bisa berlangsung sebagaimana yang diharapkan, baik harapan orang yang berusaha membangun kehidupan keluarga, keluarga besarnya maupun masyarakat sekitarnya. Dalam kaitan ini, paling tidak ada lima aspek ketahanan keluarga yang harus dimiliki oleh setiap keluarga. Pertama, memiliki kemandirian nilai. Keluarga muslim berarti memiliki nilai-nilai Islam yang menjadi landasan berkeluarga dan arah kehidupannya. Suatu keluarga disebut memiliki ketahanan yang kuat manakala berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam dalam menjalani kehidupan meskipun berhadapan dengan kendala yang berat dan lingkungan yang tidak Islami. Memiliki kemandirian nilai tidak hanya dia melaksanakan ajaran Islam, tapi berusaha meluruskan yang tidak Islami. Bagi Nabi Ibrahim as siapapun harus diluruskan, termasuk orang tuanya sendiri yang keliru sebagaimana firman Allah swt:
وَ إِذْ قالَ إِبْراهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَ تَتَّخِذُ أَصْناماً آلِهَةً إِنِّي أَراكَ وَ قَوْمَكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ
Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, “Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata. (QS An’am [6]:74).

Dalam kehidupan sekarang yang pengaruh era globalisasi sedemikian besar, memiliki kemandirian nilai menjadi perkara yang amat penting, karena sesama anggota keluarga memang tidak bisa saling mengawasi setiap saat, bahkan tingkat kesibukan yang tinggi membuat anggota keluarga sulit berkomunikasi meskipun alat-alat komunikasi sudah semakin canggih.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Jamaah Sekalian Yang Dimuliakan Allah swt.

            Kedua yang harus dimiliki keluarga agar memiliki ketahanan yang baik adalah kemandirian ekonomi. Setiap manusia membutuhkan makan, minum, berpakaian, bertempat tinggal, berkendaraan dan sebagainya hingga pengembangan diri. Untuk memenuhi semua itu, dibutuhkan pendanaan dalam jumlah yang cukup yang didapatkan dengan cara yang halal. Karena itu, setiap keluarga, khususnya bapak atau suami harus mampu mengembangkan keluarganya untuk memiliki kemandirian di bidang ekonomi. Dalam ibadah haji, selain ada tawaf yang melambangkan kedekatan kepada Allah swt, ada lagi yang namanya sai yang secara harfiyah berarti usaha, yakni usaha untuk memenuhi segala yang dibutuhkan dan harus dicapai. Siti hajar berusaha mencari apa yang bisa dikonsumsi dengan berjalan dan berlari dari bukti Shafa ke Marwa. Karenanya berusaha secara halal sangat mulia dan mengemis sangat hina, apalagi mencuri dan korupsi, Rasulullah saw bersabda:
لَأَنْ يَحْمِلَ الرَّجُلُ حَبْلاً فَيَحْتَطِبَ بِهِ, ثُمَّ يَجِيءَ فَيَضَعَهُ فِى السُّوْقِ, فَيَبِيْعَهُ ثُمَّ يَسْتَغْنِىَ بِهِ, فَيُنْفِقُهُ عَلَى نَفْسِهِ خَيْرٌلَهُ مِنْ اَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ, اَعْطَوْهُ اَوْمَنَعُوْهُ. 
Seseorang yang membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya, maka itu lebih baik dari seseorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang terkadang diberi dan kadang ditolak (HR. Bukhari dan Muslim).

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Hadirin Yang Dirahmati Allah swt.

            Ketiga faktor yang harus dimiliki menuju ketahanan keluarga adalah tahan menghadapi guncangan keluarga. Kehidupan keluarga tidak lepas dari berbagai guncangan yang bisa membahayakan keluarga, ada konflik suami-istri, ketidakharmonisan antara menantu dengan mertua bahkan dengan orang tuanya sendiri, hubungan orang tua dengan anak atau sebaliknya yang tidak menyenangkan, campur tangan keluarga besar dalam menghadapi persoalan keluarga sampai pengaruh tetangga atau masyarakat sekitar yang tidak selalu baik dalam perjalanan keluarga.

Kunci utama untuk memperkokoh ketahanan keluarga dalam situasi seperti ini adalah konsolidasi suami istri dan orang tua dengan anak. Ketika ada hal-hal yang kurang menyenangkan dari istri atau sebaliknya istri terhadap suami, maka seseorang harus berpikir dan belajar untuk tetap berinteraksi secara baik, begitu pula antara orang tua dengan anak dan anak dengan orang tua, di sinilah pentingnya untuk memperlakukan keluarga dengan baik sebagaimana Rasulullah saw bersabda:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ ِلأَ هْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ ِلأَهْلِى
Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku (HR. Ibnu Asakir).

Dalam kaitan dengan keluarga Nabi Ibrahim as, salah satu yang amat penting untuk kita ambil sebagai pelajaran adalah terbangunnya suasana yang dialogis sehingga meskipun Nabi Ibrahim as sudah meyakini adanya perintah menyembelih anaknya Ismail dan ini tinggal melaksanakan, tapi ternyata Nabi Ibrahim berdialog dengan Ismail, bahkan meminta pendapat. Sementara Ismail dengan akhlaknya yang mulia mengemukakan pendapat yang mengagumkan sebagaimana diceritakan di dalam Al Qur’an:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash Shaffat [37]:100-102)

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.
Jamaah Shalat Id Yang Dirahmati Allah swt.

Faktor Keempat yang harus dimiliki agar keluarga memiliki ketahanan adalah keuletan dan ketangguhan dalam memainkan peran sosial. Keshalihan seorang muslim tidak hanya bersifat pribadi dalam arti ia menjadi baik hanya untuk kepentingan diri dan keluarganya, tapi keshalihannya juga harus ditunjukkan dalam bentuk keshalihan sosial. Hal ini karena di dalam Islam ada dua hubungan yang harus dijalin, yakni hubungan vertikal kepada Allah swt yang biasa disebut dengan hablum minallah dan hubungan horizontal kepada sesama manusia dan sekitarnya yang disebut dengan hablum minannas.

Kehidupan masyarakat kita, baik dalam skala kecil maupun besar menghadapi begitu banyak persoalan yang menuntut pemecahan dan jalan keluar. Karena itu, keluarga seharusnya bisa memainkan peran sosial di masyarakat sehingga keberadaannya bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak dan ini akan membuatnya menjadi keluarga terbaik, Rasulullah saw bersabda:
خَيْرُالنَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudha’i dari Jabir RA).

Dengan peran sosial yang besar itulah, maka kita akan mencari bahan pembicaraan yang baik setelah wafat, karena itu, Nabi Ibrahim as berharap demikian, beliau memang berdoa:
رَبِّ هَبْ لى حُكْماً وَأَلْحِقْنى‏ بِالصَّالِحينَ. وَاجْعَلْ لى‏ لِسانَ صِدْقٍ فى‏ الآخِرينَ. وَاجْعَلْنى‏ مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعيمِ. وَاغْفِرْ لأَبى‏ إِنَّهُ كانَ مِنَ الضَّالّينَ * وَلا تُخْزِنى يَومَ يُبْعَثُونَ
Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan (QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 83–85)

Yang terakhir atau yang kelima di antara faktor ketahanan keluarga adalah mampu menyelesaikan problema yang dihadapi. Menjalani kehidupan keluarga seringkali berhadapan dengan berbagai problema, jangankan kehidupan keluarga, kehidupan pribadi saja tidak pernah sepi dari persoalan. Kadangkala satu persoalan belum bisa dipecahkan namun sudah muncul lagi persoalan berikut yang bisa jadi lebih berat. Dalam situasi menghadapi problema hidup, sangat penting bagi insan keluarga untuk terus mengokohkan ketaqwaan kepada Allah swt sebab dalam kamus kehidupan orang bertaqwa tidak ada istilah jalan buntu dalam arti persoalan tidak bisa dipecahkan, Allah swt berfirman:
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya (QS At Thalaq [65]:2-3).

Kemampuan menyelesaikan problema yang dihadapi menjadi amat penting dalam hidup ini, di samping kehidupan memang berhadapan dengan begitu banyak persoalan, kehidupan kita tidak ditekan oleh berbagai persoalan tapi kita yang mengendalikan persoalan itu sehingga kehidupan dapat berjalan sebagaimana seharusnya.

Kehidupan masyarakat kita sekarang dengan tantangan yang sedemikian berat menuntut kehadiran keluarga yang memiliki ketahanan yang baik sehingga diharapkan akan lahir masyarakat dengan ketahanan pribadi yang baik karena keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dan bangsa.

Demikian pesan-pesan singkat untuk calon kedua mempelai dan kita semua yang hadir pada hari ini, semoga bermanfaat bagi kita bersama, amien.




Timnas U-19 Sujud Berjamaah di Lapangan Hijau


Sujud berjamaah Timnas U-19
Sujud berjamaah Timnas U-19

dakwatuna.com – Jakarta.  Salah satu atraksi yang kerap diperlihatkan seorang pesepakbola adalah selebrasi seusai mereka mencetak gol. Macam-macam gaya dan atraksi yang dipertontonkan pesepakbola ketika mereka melakukan selebrasi.

Demikian pula dengan pesepakbola muslim, merekapun meluapkan kegembiraan dengan gaya selebrasi yang khas dan unik.

Demba ba misalnya. Muslim taat ini terkenal dengan selebrasi sujud usai membobol gawang lawan, dan ini di perlihatkan di manapun dia berlabuh.

Namun, apa yang dilakukan Timnas U-19 tahun benar-benar lain dari yang lain. Begitu rekan se tim mereka berhasil melesakkan gol ke gawang lawang, spontan serempak mereka melakukan selebrasi sujud secara bersama-sama.

Malam ini, ketika mereka berhasil menaklukkan Korea Selatan yang merupakan salah satu raksasa sepak bola Asia dengan skor 3 – 2 selebrasi ‘sujud berjamaah’ kembali mereka pertontonkan bahkan diikuti oleh seluruh pelatih dan staf di pinggir lapangan.

Begitulah seharusnya sikap seorang muslim, senantiasa mensyukuri apa yang mereka peroleh sebagai bagian dari wujud keimanan kepada sang khalik. (sbb/dakwatuna)

Diam-diam Ribuan Wanita Uzbekistan Dimandulkan



Dalam rangka mengendalikan jumlah penduduk, pemerintah Uzbekistan memandulkan wanita di negara itu secara diam-diam. Program pengendalian jumlah penduduk yang bisa dibilang paling tidak manusiawi itu membuat wanita Uzbekistan takut melahirkan di negerinya sendiri.

Menurut laporan BBC, Rabu (11/4), sejumlah dokter mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan memerintahkan mereka memenuhi target pemandulan atau sterilisasi. Di wilayah perkotaan, setiap bulan harus ada 4 wanita yang dimandulkan. Sedangkan di wilayah pedesaan, setiap bulan harus ada 32 wanita yang disterilisasi. Baik di kota, maupun di desa, program sterilisasi dilakukan tanpa persetujuan atau pengetahuan wanita yang bersangkutan.

"Saya mencoba hamil setelah anak kedua saya lahir. Namun, upaya saya selalu gagal. Belakangan saya tahu, diam-diam saya disterilisasi," ungkap Adolat, salah seorang wanita korban sterilisasi paksa tanpa sepengetahuannya. Ia baru mengetahui bahwa dirinya tak bisa hamil lagi setelah diberitahu oleh dokter ahli.

Program sterilisasi atau pemandulan wanita Uzbekistan tersebut dilakukan dengan dua cara. Yang pertama adalah dengan menyumbat tuba fallopi. Cara kedua, yang lebih tidak manusiawi, dilakukan dengan mengangkat rahim wanita yang telah memiliki dua atau tiga anak.

Menurut sebuah LSM, pada tahun 2012 saja ada 80 ribu wanita Uzbekistan yang mengaku disterilisasi. Namun, pemerintah menyangkal telah melakukan program sterilisasi secara diam-diam. [IK/hdy]

Sumber : http://www.bersamadakwah.com/2012/04/diam-diam-ribuan-wanita-uzbekistan.html

3 Cara Menjadi “Bocah” di Depan Istri

Suami cium istri (foto noormuslima.com)
“Jadilah engkau bocah di depan istrimu.” Kata-kata Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu itu adalah pesan beliau untuk para suami. Meski Umar dikenal sebagai muslim paling kuat dan pemberani, ia bisa memposisikan sebagai bocah saat bersama istrinya. Dan karenanya, ia memberikan tips itu kepada sahabat lainnya, hingga keluarga sakinah mawaddah wa rahmah pun digapainya.

Lalu bagaimana cara menjadi bocah di depan istri? Berikut ini 3 makna dan caranya:

1. Bocah itu Manja
Menjadi bocah di depan istri, artinya kita menghadirkan sikap “manja” kita sebagai ekspresi cinta. Rasulullah mencontohkan, beliau kerap bersikap “manja” dengan istrinya. Misalnya meletakkan kepala di paha istrinya, bahkan memposisikan kepala beliau agar istri bisa menyisirnya saat beliau sedang i’tikaf. Subhanallah... jika saat i’tikaf saja se-“manja” itu, betapa beliau di hari-hari biasa?

Lalu, bagaimana dengan kita? Apakah kita telah bermanja-manja dengan istri hingga cinta makin menyala atau kita jaim hingga terkesan kaku pada istri?

2. Bocah itu Pemaaf
Tidak ada bocah yang pendendam. Lihatlah bocah-bocah di sekitar kita. Mungkin suatu saat mereka berselisih dengan temannya. Mungkin suatu saat ada diantara mereka yang berkelahi dengan temannya. Tetapi setelah perselisihan itu selesai, mereka kembali beraktifitas bersama seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Bahkan setelah berkelahi, mereka kembali akrab seperti semula. Tak ada dendam, mereka langsung memaafkan.

Pun demikian seharusnya menjadi suami istri. Tidak mungkin tak pernah ada masalah dalam hitungan tahun pernikahan. Tetapi, masalah atau perselisihan hanya berlangsung sebentar dan tidak pernah berkarat menjadi dendam. Suami yang baik, ia seperti bocah yang suka memaafkan.

3. Bocah itu Suka Bermain

Dunia bocah adalah dunia bermain. Suami yang menjadi bocah di depan istrinya juga suka bermain. Rasulullah mencontohkan, beliau pernah bermain lomba lari dengan Aisyah. Pertama kali lomba, Rasulullah kalah. Pada kesempatan berikutnya, ketika Aisyah menjadi gemuk, Rasulullah memenangkan lomba lari kali itu. Pernahkah kita berlomba lari dengan istri?

“Permainan” yang lebih “dewasa” juga dicontohkan Rasulullah. Beliau mandi bersama Aisyah dalam satu bejana. Pernahkah kita melakukannya bersama istri kita? Mandi bersama dalam bathtub yang sama?

Berikutnya, kita bisa mengembangkan “permainan-permainan” lainnya. Dengan berbagai posisi, dengan berbagai gaya.

“Istri-istrimu adalah (seperti) ladang bagimu, maka datangilah ladang itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai” (QS. Al Baqarah : 223)

Wallahu a’lam bish shawab. [Abu Nida]

Sumber : http://www.bersamadakwah.com/2013/10/menjadi-bocah-di-depan-istri.html

3 Keutamaan Puasa Arafah



3 Keutamaan Puasa Arafah | Tanggal 9 Dzulhijjah merupakan hari Arafah. Pada hari itu, jamaah haji melakukan wukuf di Arafah yang merupakan rukun inti dari haji. Sedangkan bagi kaum Muslimin yang tidak sedang menjalankan ibadah haji, disunnahkan untuk melakukan puasa Arafah.

Puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang sangat dianjurkan, sunnah muakad. Puasa Arafah memiliki keutamaan yang luar biasa. Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:

سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab, “Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya.” (HR. Muslim)

Demikianlah keutamaan puasa Arafah: ia dapat menghapuskan dosa selama dua tahun. Yakni dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya.

Diantara keutamaan hari Arafah adalah pembebasan dari api neraka. Sebagian ulama menjelaskan bahwa pembebasan dari neraka pada hari Arafah diberikan Allah bukan hanya kepada jamaah haji yang sedang wukuf, melainkan juga untuk kaum muslimin yang tidak sedang menjalankan haji. Terlimpahkannya ampunan Allah terhadap dosa selama dua tahun melalui puasa Arafah sangat terkait dengan keutamaan kedua ini.

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim)

Keutamaan lain puasa Arafah adalah ke-mustajab-an doa. Secara umum doa orang yang berpuasa akan dikabulkan oleh Allah. Ditambah lagi dengan keutamaan waktu hari Arafah yang merupakan sebaik-baik doa pada waktu itu, maka semakin kuatlah keutamaan terkabulnya doa orang yang berpuasa Arafah pada hari itu.

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiir (Tidak ada Ilah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. MilikNyalah segala kerajaan dan segala pujian, Allah Maha Menguasai segala sesuatu).” (HR. Tirmidzi, hasan)

Demikian 3 Keutamaan Puasa Arafah, semoga semakin menguatkan motivasi kita untuk menjalankan Puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah 1433 H yang jatuh pada esuk hari. []

Sumber : http://www.bersamadakwah.com/2012/10/3-keutamaan-puasa-arafah.html

3 Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi di Hari Jum’at


Diantara amal yang dianjurkan untuk dikerjakan di malam atau hari Jum’at adalah membaca surat Al Kahfi. Dalam hadits, membaca surat Al Kahfi kadang disebutkan dengan redaksi لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ (malam Jum’at) dan kadang disebutkan يَوْمِ الْجُمْعَةِ (hari Jum’at). Artinya, waktu disunnahkannya membaca surat Al Kahfi dimulai dari tenggelamnya matahari pada hari Kamis hingga sesaat menjelang matahari tenggelam di hari Jum’at. Membaca surat Al Kahfi di rentang waktu itu memiliki keutamaan besar.

Berikut ini 3 diantara keutamaan membaca Surat Al Kahfi di hari Jum’at:

1. Dipancarkan cahaya pada dirinya di hari kiamat kelak, dari kaki hingga ke langit

مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ
"Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum'at." (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi, dishahihkan Al-Albani)

2. Diampuni dosanya antara dua Jum’at

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ
“Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.” (Hadits riwayat Ibnu Umar dalam at-Targhib wa al- Tarhib)

3. Diselamatkan dari fitnah Dajjal

“Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia dilindungi dari Dajjal.” (HR. Muslim)

Demikian 3 Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi di Hari Jum’at, semoga semakin memotivasi kita untuk mengamalkannya. [IK/bsb]

Sumber : http://www.bersamadakwah.com/2013/05/3-keutamaan-membaca-surat-al-kahfi-di.html

Keutamaan “Bercinta” di Malam Jum’at

“Suami wajib menjimak istrinya sekurang-kurangnya satu kali dalam sebulan,” kata Ibnu Hazm, “kalau tidak, berarti ia durhaka terhadap Allah.”

Jika Ibnu Hazm berbicara tentang kewajiban “bercinta” bagi suami istri, Imam Al Ghazali menjelaskan mengenai kepatutannya.

“Sepatutnya suami menjimak istrinya pada setiap empat malam satu kali. Ini lebih baik…” kata ulama bergelar hujjatul Islam itu. Namun, Al Ghazali tidak memaknai batasan itu secara kaku. “Bahkan sangat bijaksana kalau lebih dari sekali dalam empat malam, boleh pula kurang dari itu, sesuai kebutuhan istri.”

Lalu jika perlu memilih hari dalam “bercinta”, adakah keutamaan malam Jum’at dibandingkan malam-malam lainnya? Dalam hal ini, hadits yang sah dijadikan rujukan adalah riwayat Tirmidzi nomor 496, An-Nasai 3/95-96, Ibnu Majah nomor 1078, dan Ahmad 4/9. Hadits-hadits itu senada, yang terjemahnya sebagai berikut:

“Barangsiapa (yang menggauli istrinya) sehingga mewajibkan mandi pada hari Jum’at kemudian diapun mandi, lalu bangun pagi dan berangkat (ke masjid) pagi-pagi, dia berjalan dan tidak berkendara, kemudian duduk dekat imam dan mendengarkan khutbah dengan seksama tanpa sendau gurau, niscaya ia mendapat pahala amal dari setiap langkahnya selama setahun, balasan puasa dan shalat malam harinya.” (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad)

Subhanallah, dari hadits tersebut tergambar betapa besarnya balasan pahala bagi orang yang melakukannya. Yakni “bercinta”, mandi, bangun pagi, berangkat awal ke masjid untuk menunaikan shalat Jum’at, duduk dekat imam dan mendengarkan khutbah dengan seksama. Pahala dalam hadits ini diberikan kepada orang yang melakukan paket enam amal itu, tidak terpisah-pisah. Namun demikian, tergambarlah keutamaan “bercinta” di malam Jum’at.

Memang ada yang berpendapat bahwa sunnah dalam hadits tersebut adalah “bercinta” pada hari Jum’at (pagi), mengingat mandi Jum’at itu dimulai setelah terbit fajar di hari Jum’at. Namun yang lebih populer adalah “bercinta” di malam Jum’at, sedangkan mandinya bisa saja saat terbit fajar sebelum menunaikan Shalat Shubuh berjama’ah.

Abu Umar Basyir di dalam bukunya Sutra Ungu menambahkan, “Di negara yang menerapkan libur pada hari Jum’at, tentu tidak masalah jika seseorang ingin berhubungan seks pada hari itu. Lalu bagaimana di negara yang menetapkan hari Jum’at sama seperti hari-hari kerja lainnya? Bagaimanapun, hukum sunah tetap saja sunah. Jadi itu hanya soal kesempatan melakukannya saja. Jika mampu dilakukan, Insya Allah membawa berkah. Di situlah, manajemen waktu berhubungan seks menjadi perlu diatur. Karena itu bisa saja dilakukan menjelang subuh, atau sesudah shalat Subuh. Tiap pasutri tentu lebih tahu mana saat yang paling tepat.” Wallaahu a’lam bish shawab.

[Maraji': Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, Kitab Fadhail A’mal karya Ali bin Muhammad al Maghribi dan Sutra Ungu karya Abu Umar Baasyir]

Nama Indonesia Penuhi Coretan di Jabal Rahmah



Jamaah haji dari berbagai negara mengunjungi Jabal Rahmah

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jabal Rahmah menjadi salah satu tempat yang ramai dikunjungi jemaah haji saat berada di Makkah, Arab Saudi.

Bukit yang konon merupakan tempat pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa setelah diturunkan dari surga dan terpisah bertahun-tahun --sehingga dikenal sebagai Bukit Kasih Sayang-- itu terletak di sebelah timur Padang Arafah, yang akan menjadi pusat prosesi ibadah haji, wukuf.

Kini, bukit dengan tugu di puncaknya itu menjadi kotor dengan coretan nama-nama. Pengunjung menuliskan nama mereka pada tugu monumen, tangga dan lantai beton di puncak bukit tersebut.

Di antara nama-nama yang tertulis di Jabal Rahmah, ada banyak sekali nama-nama Indonesia, seperti Syaripudin, Dadang, Nurfitriany, dan Putri.

Entah karena saking banyaknya jemaah asal Indonesia, atau karena orang Indonesia yang paling suka menuliskan nama. Hanya, nama-nama "berbau" Indonesia paling menonjol dibandingkan dengan nama-nama warga negara lain yang tertoreh di sana.

Banyak orang meyakini bahwa jika menuliskan nama mereka dan pasangan mereka di Jabal Rahmah maka perjodohan mereka akan kekal seperti Adam dan Hawa.

Padahal menurut para ulama bukit itu tidak memiliki kekhususan apapun. Ia tidak lebih istimewa dari seluruh tanah Arafah. Mendaki bukit tersebut tidak disyariatkan dan tidak ada ibadah yang terkait dengan bukit itu.
Pemerintah Arab Saudi juga sudah melarang jemaah mencoret-coret dinding monumen dan sekitarnya, bahkan menempatkan petugas penjaga, namun masih saja ada yang bisa menuliskan namanya di sana

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-haji/13/10/10/mufgzt-nama-indonesia-penuhi-coretan-di-jabal-rahmah

Patuhi Ajaran Agama, Pemain Ini Tolak Bikin Tato


Pemain Inter Milan, Ishak Belfodil  
 
VIVAbola - Pembuatan Tato menjadi salah satu aksesoris bagi para pesepakbola Eropa. Tapi tidak bagi bemain muda Inter Milan, Ishak Belfodil. Pemain asal Aljazair itu menolak mentato tubuhnya demi mematuhi ajaran agamanya.

"Agama saya tidak mengizinkan saya untuk memiliki tato di tubuh. Lagi pula ada beberapa pemain lain yang juga tanpa tato," kata pemain berusia 21 tahun itu dalam wawancara dengan Tuttosport seperti dilansir Sempreinter.

Dalam wawancara itu terungkap, meski memperkuat Inter Milan, Belfodil mengatakan dirinya memiliki klub favorit lain jika bermain video game playstation. "Saya sering bermain PS. Dan saya selalu memilih Bayern Munich," katanya.

Belfodil berlabuh ke Giuseppe Meazza pada bursa transfer musim panas lalu dari Parma. Namun, Belfodil mengawali musim ini dengan kondisi tidak menggembirakan karena hanya tampil di dua laga. Mantan pemain Lyon ini kesulitan menembus skuad utama Inter. 

Belfodil sendiri memulai kariernya di sejumlah akademi sepakbola Prancis di Lyon, Clermont, Boulogne Billancourt dan Paris Saint Germain. Sempat memilih bergabung ke timnas Prancis junior, Belfodil kini memilih memperkuat timnas senior Aljazair.


Sumber : http://bola.viva.co.id/news/read/450458-patuhi-ajaran-agama--pemain-ini-tolak-bikin-tato

Ini Akibatnya Kalau Kebanyakan Kuning Telur

Kuning telur/ilustrasi
Kuning telur/ilustrasi
 
REPUBLIKA.CO.ID, Sering kali kita mengonsumsi telur sebagai alternatif makanan cepat saji. Siapa sangka terlalu sering mengonsumsi telur, terutama pada bagian kuning telur dapat meningkatkan kolesterol. Sebenarnya, kuning telur memang bagus untuk dikonsumsi karena mengandung vitamin A, D, E, B12, asam folat, zat besi, dan kolin, terutama dalam proses tumbuh kembang anak.

Akan tetapi untuk orang dewasa, sebaiknya pilih untuk mengonsumsi putih telur karena kaya akan protein dan bebas kolesterol. “Untuk orang dewasa, paling bagus konsumsi putih telur saja, karena putih telur mengandung protein yang tinggi, kalau kuningnya mengandung kolesterol yang tinggi,” ujar dokter Ade Nur Prihadi.

Dokter Ade Nur juga mengimbau untuk tidak terlalu sering mengonsumsi telur khususnya bagian kuning telur karena kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung.

Selain itu dr Ade Nur juga menyarankan sebaiknya konsumsi telur yang direbus dari pada didadar. “Sebaiknya konsumsi telur yang direbus, kita ambil putih telurnya, karena di situ proteinnya tinggi. Jika didadar akan tercampur semua jadi kurang bagus,” ujar dia.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/humaira/ibu-anak/13/10/09/mudzpy-ini-akibatnya-kalau-kebanyakan-kuning-telur

Bahaya, Daging Kurban Dalam Tas Kresek Hitam

Kantung kresek hitam mengandung zat berbahaya yang bisa menyebabkan kanker.

Sidak hewan kurban
Sidak hewan kurban (VIVAnews/Tri Saputro)
VIVAnews - Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor bersama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) mengimbau agar daging kurban tidak dimasukkan dalam kantung kresek berwarna hitam.

Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Yusuf Ridwan, menyatakan tas kresek berwarna hitam mengandung zat pewarna yang bisa tercampur dengan daging dan disinyalir mengandung zat karsinogen yang bisa menyebabkan kanker.

"Kami imbau masyarakat menggunakan kantung putih atau transparan," ungkapnya kepada VIVAnews.com, Selasa, 16 November 2010.

Sebelumnya, Pusat Data dan Informasi Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSSI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga pernah mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan tas kresek hitam untuk membungkus makanan siap santap.

BPOM menjelaskan tas plastik jenis ini kebanyakan merupakan produk daur ulang. Sementara itu, penggunaan sebelumnya tidak diketahui, apakah bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan dan manusia, atau limbah logam berat. Proses daur ulang itu juga diketahui menggunakan berbagai bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan.

Sumber : http://fokus.news.viva.co.id/news/read/189082-jangan-masukan-daging-kurban-ke-kresek-hitam

Daftar Postingan Terbaru

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/