Infometafisik
  –  DALAM ayat Al Qur’an maupun hadits nabawi disebutkan bahwasanya 
pria yang shalih di surga kelak akan didampingi/beristrikan para 
bidadari (huurul ‘ ain), lalu bagaimana dengan para wanita yang masuk 
surga?
Perlu diketahui bahwa keadaan wanita di dunia, tidak lepas dari enam keadaan:
- Dia meninggal sebelum menikah.
- Dia meninggal setelah ditalak suaminya dan dia belum sempat menikah lagi sampai meninggal.
- Dia sudah menikah, hanya saja suaminya tidak masuk bersamanya ke dalam surga, wal’iyadzu billah.
- Dia meninggal setelah menikah baik suaminya menikah lagi sepeninggalnya maupun tidak (yakni jika dia meninggal terlebih dahulu sebelum suaminya).
- Suaminya meninggal terlebih dahulu, kemudian dia tidak menikah lagi sampai meninggal.
- Suaminya meninggal terlebih dahulu, lalu dia menikah lagi setelahnya.
Berikut penjelasan keadaan mereka masing-masing di dalam surga:
- Perlu 
diketahui bahwa keadaan laki-laki di dunia, juga sama dengan keadaan 
wanita di dunia: Di antara mereka ada yang meninggal sebelum menikah, di
 antara mereka ada yang mentalak istrinya kemudian meninggal dan belum 
sempat menikah lagi, dan di antara mereka ada yang istrinya tidak 
mengikutinya masuk ke dalam surga.
Maka, wanita
 pada keadaan pertama, kedua, dan ketiga, Allah – ’Azza wa Jalla- akan 
menikahkannya dengan laki-laki dari anak Adam yang juga masuk ke dalam 
surga tanpa mempunyai istri karena tiga keadaan tadi.
Yakni 
laki-laki yang meninggal sebelum menikah, laki-laki yang berpisah dengan
 istrinya lalu meninggal sebelum menikah lagi, dan laki-laki yang masuk 
surga tapi istrinya tidak masuk surga. Ini berdasarkan keumuman sabda 
Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- dalam hadits riwayat Muslim no. 2834
 dari sahabat Abu Hurairah -radhiyallahu ‘ anhu-: “Tidak ada seorangpun 
bujangan dalam surge.”
Syaikh Ibnu 
‘Utsaimin -rahimahullah- berkata dalam Al-Fatawa jilid 2 no. 177,“ 
Jawabannya terambil dari keumuman firman Allah -Ta’ala-:
31. Kamilah 
pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya 
kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya
 apa yang kamu minta.“ Di dalamnya kalian memperoleh apa yang kalian 
inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kalian minta. Turun 
dari Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ” (Fushshilat: 31)
Dan juga 
dari firman Allah -Ta ’ala: “Dan di dalam surga itu terdapat segala apa 
yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kalian kekal di 
dalamnya. ” (Az-Zukhruf: 71)
Seorang 
wanita, jika dia termasuk ke dalam penghuni surga akan tetapi dia belum 
menikah (di dunia) atau suaminya tidak termasuk ke dalam penghuhi surga,
 ketika dia masuk ke dalam surga maka di sana ada laki-laki penghuni 
surga yang belum menikah (di dunia). Mereka -maksud saya adalah 
laki-laki yang belum menikah (di dunia)-, mereka mempunyai istri-istri 
dari kalangan bidadari dan mereka juga mempunyai istri-istri dari 
kalangan wanita dunia jika mereka mau. Demikian pula yang kita katakan 
perihal wanita jika mereka (masuk ke surga) dalam keadaan tidak bersuami
 atau dia sudah bersuami di dunia akan tetapi suaminya tidak masuk ke 
dalam surga. Dia (wanita tersebut), jika dia ingin menikah, maka pasti 
dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan, berdasarkan keumuman 
ayat-ayat di atas.”
Dan beliau 
juga berkata pada no. 178, “Jika dia (wanita tersebut) belum menikah 
ketika di dunia, maka Allah -Ta ’ala- akan menikahkannya dengan 
(laki-laki) yang dia senangi di surga. Maka, kenikmatan di surga, 
tidaklah terbatas kepada kaum lelaki, tapi bersifat umum untuk kaum 
lelaki dan wanita. Dan di antara kenikmatan-kenikmatan tersebut adalah 
pernikahan.”
- Adapun wanita pada keadaan keempat dan kelima, maka dia akan menjadi istri dari suaminya di dunia.
- Adapun 
wanita yang menikah lagi setelah suaminya pertamanya meninggal, maka ada
 perbedaan pendapat di kalangan ulama. Sebagian ulama -seperti Syaikh 
Ibnu ‘Ustaimin-berpendapat bahwa wanita tersebut akan dibiarkan memilih 
suami mana yang dia inginkan. Ini merupakan pendapat yang cukup kuat, 
seandainya tidak ada nash tegas dari Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi 
wasallam- yang menyatakan bahwa seorang wanita itu milik suaminya yang 
paling terakhir. Beliau -Shallallahu ‘ alaihi wasallam- bersabda: 
“Wanita itu milik suaminya yang paling terakhir.” (HR. Abu Asy-Syaikh 
dalam At-Tarikh hal. 270 dari sahabat Abu Darda` dan dishohihkan oleh 
Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shohihah: 3/275/1281)
Dan juga berdasarkan ucapan Hudzaifah -radhiyallahu ‘anhu- kepada istri beliau:
“Jika kamu 
mau menjadi istriku di surga, maka janganlah kamu menikah lagi 
sepeninggalku, karena wanita di surga milik suaminya yang paling 
terakhir di dunia. Karenanya, Allah mengharamkan para istri Nabi untuk 
menikah lagi sepeninggal beliau karena mereka adalah istri-istri beliau 
di surge,” (HR. Al-Baihaqi: 7/69/13199).
Sumber : http://www.infometafisik.com/2013/10/inilah-suami-para-wanita-di-surga.html



 
0 komentar:
Posting Komentar