“Berdoalah kepada Tuhanmu dgn merendahkan diri dan suara yg
lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yg melampaui
batas. Dan janganlah kalian berbuat kerusakan di muka bumi sesudah
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dgn rasa takut dan penuh harapan
. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yg berbuat
baik.” . Ada beberapa point penting yg dapat kita petik dari firman Allah di atas yaitu sebagai berikut
Berdoa
hanya kepada Allah Ta’ala karena hanya Allah semata yang berhak
disembah dan doa adalah termasuk ibadah yang merupakan perwujudan dari
penyembahan kepada Allah. Bahkan inti ibadah itu sendiri adalah doa.
Merendahkan
diri dalam berdoa adalah suatu yang mutlak wajib karena manusia itu
lemah jadi sudah sewajarnya kita menampakkan kelemahan kita di hadapan
Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta disertai dengan rasa takut
tidak diterima dan rasa penuh harap akan diterima akan memberi nilai tak
ternilai dalam sebuah doa.
Berdoa dengan suara yang lemah lembut bukan keras-keras yang mengganggu apalagi berirama seperti mendendangkan lagu-lagu.
Jangan melampaui batas yang Allah tentukan.
Jangan berbuat kerusakan di muka bumi dengan segala bentuk kerusakan kecil maupun besar.
Perintah
berbuat baik selain berdoa karena rahmat Allah sangat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik. Jika ada yang berdoa namun masih suka
berbuat kemungkaran adalah sangat wajar kalau doanya tidak dikabulkan.
Selain itu ada beberapa faidah tentang menyembunyikan doa atau
mengucapkannya dengan suara yang lemah lembut sebagaimana disebutkan
Ibnu Qayyim dalam tafsirnya
Mencerminkan iman yang lebih
besar. Sebab orang yang berdoa tahu bahwa Allah pasti mendengar doanya
yang diucapkan dengan suara lembut itu karena Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.
Mencerminkan adab dan pengagungan yang lebih
besar. Ketika engkau menyampaikan permohonan dan permintaan kepada
seorang raja engkau tentu tidak menyampaikannya dengan suara yang keras
tetapi engkau akan merendahkan volume suaramu dan memelankannya sebatas
raja bisa mendengarnya. Sesungguhnya Allah mempunyai perumpamaan yang
lebih tinggi. Jika Allah mendengar doa dengan suara yang lembut maka
tidak ada adab yang lebih tepat di hadapan-Nya selain dengan merendahkan
suara ketika berdoa kepada-Nya.
Melembutkan suara lebih pas
untuk merendahkan diri dan khusyu’. Padahal merendahkan diri dan khusyu’
itu merupakan roh doa inti dan maksudnya. Orang yang khusyu’ dan
merendahkan diri memohon layaknya orang yang hina dan miskin yang
hatinya lembut anggota tubuhnya tunduk dan suaranya lemah sampai-sampai
kehinaan kemiskinan dan kelemahan hatinya membuat lidahnya seakan kelu
tak mampu berucap kata. Hatinya meminta dan berharap. Karena kehinaan
dan ketundukkannya lidahnya menjadi diam tak bergerak. Keadaan ini sama
sekali tidak akan terjadi jika suara dinyaringkan ketika berdoa.
Lebih menggambarkan keikhlasan.
Lebih
dapat menyatukan hati dengan Allah dalam doa. Sebaliknya menyaringkan
suara bisa memisahkan hati dan menjauhkannya dari Allah. Dengan
melemahkan suara lebih mudah untuk memuji-Nya membebaskan hasrat dan
tujuan kepada Dzat yang dimohon kepada-Nya.
Yang ini termasuk
rahasia doa yang sangat mengagumkan bahwa melembutkan suara dalam berdoa
menunjukkan kedekatan pelakunya dengan Allah. Karena kedekatan dan
kebersamaan inilah dia memohon kepada Allah. Dia menyampaikan permohonan
layaknya bisikan seseorang kepada orang yang sangat dekat dengannya
bukan seruan seseorang kepada orang yang jauh darinya. Karena itu Allah
memuji hamba-Nya Nabi Zakariya dengan firmannya yang artinya “Yaitu tatkala ia berdoa kepada Rabbnya dengan suara yang lembut.”
. Selagi hati merasakan kedekatan dengan Allah bahwasanya Allahlah yang
paling dekat dengannya dari segala seuatu tentu ia akan melembutkan
doanya semaksimal mungkin.
Lebih menggambarkan keberlangsungan
permintaan dan permohonan karena dengan begitu lisan tidak mudah jenuh
dan anggota tubuh tidak mudah letih.
Menyembunyikan doa lebih menjauhkan berbagai macam penghalang kekalutan dan hal-hal yang melemahkan.
Nikmat
yang paling agung ialah menghadap kepada Allah beribadah kepada-Nya dan
menyendiri dengan-Nya disamping tiap ni’mat ada pendengki menurut
takarannya besar maupun kecil. Tidak ada ni’mat yang lebih besar
daripada ni’mat ini. Maka tidak ada yang lebih menyelamatkan diri orang
yang didengki selain dengan menyembunyikan ni’matnya dari orang yang
mendengkinya dan tidak menampakkannya. Kesimpulannya marilah kita dengan
cara-cara yang ditentukan Allah dan rasul-Nya agar doa kita terijabah
dan diterima. Kalau kita mau berpikir dan merenung sejenak mengapa
begitu banyak doa yang sudah kita panjatkan untuk kebaikan bangsa ini
namun sepertinya ijabah menjadi hal langka dan sulit dijangkau padahal
ia dekat. Kita rupanya masih berdoa dengan cara kita sendiri kita masih
banyak berbuat maksiyat daripada mematuhi perintah Allah dan rasul-Nya.
Mengabulkan adalah hak mutlak Allah semata agar permohonan dikabulkan
mohonlah dgn cara yg Allah tentukan. Wallahu a’lam. Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesiasumber file al_islam.chm
0 komentar:
Posting Komentar