Bermanfaat bagi yang lainnya
Home » » Orang yang Beruntung

Orang yang Beruntung


Siapakah yang Beruntung…?


Keberuntungan yang Hakiki 
Hidup sukses yang hakiki adalah kemenangan tatkala maut  m en jemput, dan kemenangan di alam kubur serta tatkala manusia berdiri dikumpulkan di Mahsyar dan dibagikan  catatan amal serta kemenangan ketika melewati Shirath serta ketika dibukanya catatan amal. Allah Ta’ala berfirman yang artinya,
“Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata” Ambillah, bacalah kitab ini sungguh aku yakin aku akan menemui hisab terhadap diriku.” (Qs. al-Haqqah: 19-20).

Dan Allah Ta’ala berfirman artinya,
“Maka orang itu berada di dalam kehidupan yang di ridhai, dalam surga yang tinggi, buah-buahannya dekat.( Kepada mereka di katakan) makan dan minumlah dengan sedap disebabkan karena amal yang telah kamu kerjakan di hari-hari yang telah lalu”. (QS. al-Haqqah: 21-24)

Begitu juga Allah Ta’ala telah menjelaskan tentang hambaNya yang mendapatkan kesuksesan dan keberuntungan yang hakiki di dalam ayat-Nya, artinya,  
“Barangsiapa yang diselamatkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka dia adalah orang yang sukses (beruntung)”. (QS. Ali Imran: 185).

Maka kemenangan yang hakiki adalah selamatnya seseorang dari api neraka dan masuknya dia ke dalam surga.

Jalan Keberuntungan dan Keselamatan
Mungkin engkau wahai saudaraku merindukan keberuntungan dan kesuksesan yang sangat besar dan hakiki, sehingga terkadang bertanya-tanya, “Apakah jalan untuk menuju kemenangan yang besar itu?” Maka dengan membaca risalah singkat ini insya Allah pertanyaan-pertanyaan yang ada akan terjawab, Allah Ta’ala berfirman, artinya,  
“Tidaklah kami mengalpakan sesuatu apa pun di dalam kitab ini.”  (QS. al-An’am: 38),

oleh karena itu, hendaklah kita membaca al-Qur’an dan mentadaburi ayat-ayatNya karena dalam al-Qur’an al-Karim terdapat penjelasan lengkap tentang sifat-sifat orang-orang yang beruntung dan amalan-amalan mereka serta menjelaskan sifat-sifat orang-orang yang celaka. Dan di dalamnya juga terdapat penjelasan tempat akhir bagi kedua kelompok tersebut.

Di antara sifat-sifat orang beruntung yang terdapat dalam al-Qur’an al-Karim adalah sebagai berikut :
1. Iman kepada Allah Ta’ala
Iman kepada Allah Ta’ala merupakan azas keberuntungan dan kebahagiaan serta keselamatan di dunia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman, artinya,
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang mukmin dan mukminat surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya mereka kekal di dalamnya dan bagi (mereka) ada tempat-tempat tinggal yang baik disurga-surga Adn dan keridhaan dari Allah yang amat besar yang demikian itu merupakan kemenangan yang sangat besar.”  (QS.at-Taubah: 72)

Iman menurut Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah keyakinan dalam hati, ucapan dengan lisan dan pengamalan dengan anggota badan, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Barangsiapa yang mengatakan iman cukup dengan hati, dan amal bukan temasuk bagian dari keimanan, maka dia orang yang terjerumus dalam kekeliruan.

2. Benarnya amal
Keimanan yang hakiki akan menghantarkan pemiliknya kepada ketaatan kepada Allah Ta’ala dan RasulNya, sehingga dia benar-benar akan memperbaiki amalnya dan ikhlas kepada Allah Ta’ala serta sesuai dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah Ta’ala berfirman, artinya,  
“Wahai orang-orang beriman bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah ucapan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amalan-amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya, maka dia telah beruntung dengan keberuntungan yang sangat besar.”  (QS. al-Ahzab: 70-71)

Dan inilah keterkaitan iman dan amal, sungguh Allah Ta’ala telah menggandengkan antara keduanya di dalam banyak AyatNya, di antaranya firman Allah Ta’ala Artinya,  
“Adapun orang-orang yang beriman dan beramal Shalih, maka kelak Allah akan memasukkanya ke dalam rahmat Nya(surgaNya) yang demikian itu merupakan kemenagan yang sangat besar.”  (QS. al-Jatsiah: 30)

3. Al-Ittiba’ (mengikuti/ mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) dan tidak membuat kebid’ahan (amalan yang tidak ada dasarnya dalam agama) .
Termasuk sifat-sifat orang-orang mukmin yang beruntung yaitu dia berittiba’ dan meningalkan kebid’ahan. Allah Ta’ala berfirman, artinya,  
“Dan orang-orang yang pertama masuk Islam dari kalangan muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan, Allah Ridha kepada mereka dan mereka pun ridha KepadaNya dan Dia telah menyediakan bagi mereka Surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Yang demikian itu adalah kemenangan yang sangat besar.”  (QS. at-Taubah: 100).

Sedangkan Ittiba’ dan meninggalkan kebid’ahan tidak akan terealisasi kecuali dengan dua pondasi yaitu Ikhlas kepada Allah Ta’ala dan Mencontoh Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam.

4. Meninggalkan Kemaksiatan
Kemaksiatan itu dapat merusak hati dan menjatuhkan kedudukan seorang hamba dalam pandangan Allah Ta’ala dan mewariskan kehinaan dan menghantarkannya kepada berbagai macam siksaan di dunia maupun di akhirat. Kemaksiatan itu dapat menghilangkan kenikmatan dan menyebabkan kesengsaraan serta menghilangkan barakah umur. Dan tidak ada kemenangan, kebahagiaan dan keselamatan kecuali dengan meninggalkan kemaksiatan.

Allah Ta’ala berfirman, artinya,  
“Para malaikat yang memikul Arsy dan yang sekitarNya mereka bertasbih dengan memuji Rabb mereka dan mereka beriman kepada mereka dan mereka memohonkan ampun bagi orang-orang yang beriman ,(mereka berkata) Rabb kami, rahmat dan ilmumu telah meliputi segala sesuatu, maka ampunilah orang-orang yang bertaubat serta mengikuti jalanmu. Lindungilah mereka dari siksa neraka jahim . Wahai Rabb kami masukanlah mereka kedalam Surga A’dn yang engkau janjikan kepada mereka dan yang memperbaiki amalnya dari bapak-bapak mereka dan istri-istri mereka dan keturunan mereka. Sesungguhnya engkau Maha Perkasa lagi Bijaksana dan jagalah mereka dari keburukan-keburukan. Dan barangsiapa yang Engkau jaga dari keburukan-keburukan pada hari itu, maka engkau telah merahmatinya. Yang demikian itu merupakan kemenangan yang sangat besar.”  (Qs. Ghafir: 7-9).

Allah Ta’ala menjelaskan bahwa meninggalkan kejelekan-kejelekan dan menjaga diri darinya merupakan sebab mendapatkan rahmat Allah Ta’ala dan barangsiapa yang dirahmati oleh Allah Ta’ala, maka dia telah mendapat kemenangan yang besar .

5. As-Shidqu (Jujur)
Kejujuran termasuk sifat-sifat orang mukmin yang beruntung, Allah Ta’ala berfirman, artinya,
“Ini adalah hari saat bermanfaat kejujuran orang-orang jujur bagi mereka surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah Ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepadaNya. Yang demikian itu merupakan kemenangan yang besar.”  (QS. al-Maidah: 119)

6. Takut kepada Allah Ta’ala
Takut kepada Allah Ta’ala menyebabkan seorang hamba meninggalkan kemaksiatan. Sedangkan meninggalkan kemaksiatan membuahkan kemenangan dengan mendapatkan surga dan selamat dari api neraka. Allah Ta’ala berfirman, artinya,  
“ Katakanlah, “Aku takut apabila aku bemaksiat kepada Rabbku (dan mendapat) siksa pada hari yang Agung.”  (QS. al-An’am: 15-16).

Takut kepada Allah Ta’ala merupakan kewajiban bagi setiap orang.
7. Taqwa
Allah Ta’ala mengabarkan di dalam kitabNya tentang keberuntungan orang-orang bertaqwa di Akhirat dan kekalnya mereka di surga dan selamatnya mereka dari api neraka. Lihat QS. Ad-Dukhan: 51-57, Dan Allah memberikan kabar gembira dengan keberuntungan di dunia maupun di Akhirat. Allah Ta’ala berfirman, artinya, 
“orang-orang yang beriman dan bertaqwa bagi mereka ada kabar gembira di dunia dan di Akhirat, tidak ada yang bisa mengubah kalimat-kalimat Allah. Yang demikian itu merupakan keberuntungan yang sangat besar”. (QS.Yunus: 63-64).

Dan ketakwaan itu mengumpulkan segala kebaikan yang hakikatnya adalah menghindar dari siksaan Allah Ta’ala dengan ketaatan kepadaNya.

8. Jihad di jalan Allah Ta’ala
Jihad di jalan Allah Ta’ala merupakan amalan paling utama. Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhun telah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dia berkata,
“Amalan apa yang lebih dicinta oleh Allah Ta’ala maka Rasululah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” kemudian dia bertanya lagi, “ Kemudian apa ? ” Kemudian beliau menjawab, “ Berbuat baik kepada kedua orang tua. Dia bertanya lagi, “ Kemudian apa lagi ? ” “ Maka beliau menjawab, “ jihad di jalan Allah.”  (Muttafaqun‘alaih).

Oleh karena itu, Allah Ta’ala menjadikan jihad sebagai sebab keberuntungan yang besar pada hari qiamat. Lihat QS. at-Taubah: 88-89.

9. Tidak mengikuti syaithan baik dari golongan jin maupun manusia.
Termasuk sebab keberuntungan dengan mendapat surga dan selamat dari api neraka. Tidak mengikuti syaitan baik dari gologan jin maupun manusia. Menyelisihi mereka dan menampakkan permusuhan dengan mereka. Lihat Qs. ash-Shaffat: 50-61)

10. Sabar
Berkata Ibnul Qayim, “Sabar merupakan kewajiban berdasar Ijma’(kesepakatan) umat. Ia merupakan setengah dari keimanan, karena manusia memiliki dua bagian, yang satu adalah sabar dan yang lainnya adalah syukur.
Sungguh Allah Ta’ala telah mengabarkan, bahwa sabar merupakan sebab keberuntungan, kemenangan pada hari Kiamat. Lihat Qs. al-Mu’minun: 109-111.

Dan sabar maknanya adalah menahan diri untuk tidak berkeluh kesah dan benci (terhadap sesuatu yang menimpa) dan menjaga lisan dari merengek dan menjaga anggota badan dari maksiat. Jadi sabar itu ada tiga bagian: Sabar dalam ketaatan; Sabar dalam mengahadapi musibah; Dan sabar untuk tidak bermasiat.

Disadur dari kitab “Man al-Faiz” al-Qism al-Ilmi bi daaril wathn

Sumber : http://soejieman.wordpress.com/2009/03/01/orang-yang-beruntung/


Allah berfirman,
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS.Al-Ashr: 1 – 3)

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan HIKMAH dan PELAJARAN yang BAIK dan BANTAHLAH mereka dengan CARA yang TERBAIK. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”  (QS An-Nahl ayat 125)

"….Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS az-zumar (39) ayat : 9)

"….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS al-mujadillah (58) ayat 11)

"….Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang-orang yang berilmu (ulama)…"   (QS fathir (35) ayat 28)

Nabi Muhammad SAW. bersabda,
"Barang siapa yang bertambah ilmunya namun tiada bertambah amalnya Tiada bertambah baginya dengan Allah kecuali bertambah jauh " (HR. Dailami dari Ali).

"Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat."  (HR. Al Baihaqi)


Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya...
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...

Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...

Semoga Bermanfaat dan bisa kita ambil hikmahnya... Amin
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...

Catatan :
Lampirkan sumbernya ya... Syukron

0 komentar:

Posting Komentar

Daftar Postingan Terbaru

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/