Bermanfaat bagi yang lainnya
Home » » Keajaiban Dzikir Laa Haula wa Laa Quwwata Illa Billah

Keajaiban Dzikir Laa Haula wa Laa Quwwata Illa Billah

Banyak kisah yang menceritakan tentang keajaiban dzikir ataupun amalan yang memang Allah perintahkan. Jika didaftar, jumlahnya mungkin jutaan hingga tak terhingga. Bahkan, setiap kita, pasti pernah mengalaminya. Banyak hal yang menjelaskan tentang hal ini. Tapi yang paling pasti, bahwa keajaiban yang Allah berikan itu, bermaksud menegaskan satu kaidah, bahwa Allah itu benar-benar ada. Dan, KuasaNya, tak ada yang menandingi.

Sore itu, seorang istri berkisah tentang apa yang dialaminya ketika proses persalinan salah seorang anaknya. Ujiannya teramat rumit. Dan pasti; berat. Dalam kehamilan anak kesekiannya itu, wanita ini berulangkali mengalami pendarahan. Mungkin karena banyak aktivitas, atau memang beban hidup yang tak bisa dianggap ringan.

Untungnya, wanita ini masih merasa mempunyai Allah. Sehingga, kata menyerah atau putus asa, tak pernah bersarang di dalam sanubarinya. Dia yakin, bahwa yang menitipkan anak dalam rahimnya, adalah Allah yang Maha Menciptakan.

Dengan keyakinan itu, dia berusaha dengan sekuat tenaga agar anaknya ini lahir dengan selamat. Hingga akhirnya, setelah beberapa kali pendarahan sejak 5 bulan karena placenta previa, medis memutuskan untuk melakukan operasi cesar ketika kandungannya berusia 8 bulan.

Dilema tentunya. Bukan hanya terkait usia kandungan dan kondisi kesehatan sang ibu juga calon bayi, tapi juga terkait kondisi keuangan yang harus dibayarkan kepada pihak rumah sakit. Tapi sekali lagi, niat baik selalu menemukan muaranya. Hingga akhirnya, calon nenek sang bayi menandatangani perjanjian dengan pihak rumah sakit untuk melakukan operasi.

Atas ijin Allah, operasi berjalan lancar. Meski, sang bayi harus dirawat intensif di rumah sakit sampai keadaannya berangsur normal. Keluarga ini pun sibuk mencari dana untuk pembayaran biaya rumah sakit. Apalagi, sejak prosesi operasi hingga jabang bayi dirawat intensif itu, sudah memakan waktu selama lima belasan hari.

Sayangnya, Allah berkehendak lain. Sejauh kaki melangkah, usaha ibu dan keluarganya itu nihil. Hingga akhirnya, sang bayi ditahan di rumah sakit; tidak diijinkan pulang sampai pembayaran lunas. Menarik, ibu ini tak kelihatan menyerah. Dalam keterdesakan yang akut ini, dia bertutur,
“Sama sekali, saya tidak mempunyai harapan atau sandaran. Semua keluarga sudah dihubungi. Tapi memang, kami sedang dalam kesulitan keuangan. Namun, satu hal yang selalu saya ingat dan yakinkan; saya masih punya Allah.

Entah bagaimana awalnya, saya bertemu dengan seorang yang sama sekali belum pernah saya temui. Dia bertanya perihal apa yang saya alami. Kemudian dia mengatakan, ‘Segera buat rekening, ya? Ini nomor hand phone saya. Jika sudah ada nomor rekening, silahkan smskan ke nomor tersebut.’ Seperti mendapatkan durian runtuh, saya langsung bergegas, mendatangi bank terdekat.

Saya ingat betul. Untuk membuat rekening, kala itu hanya perlu uang sepuluh ribu rupiah. Setelah selesai, saya kirimkan nomor rekeningnya ke nomor hand phone yang tadi diberikan. Tak berselang lama, diterimalah sebuah pesan di hand phone saya, bahwa sudah ditransfer dana sebesar delapan juta rupiah untuk biaya selama di rumah sakit.
Dalam ketidakpercayaan yang bercampur aduk, saya beranjak mengecek kebenaran informasi itu. Benar. Ada uang sejumlah itu. Segeralah saya ambil dan menyerahkannya ke pihak rumah sakit. Akhirnya, kami bisa melenggang keluar rumah sakit.”
Logis? Sama sekali, tidak! Tapi begitulah; pengalaman membuat pendapat tak lagi terlalu relevan. Karena fakta, sekecil apapun, selalu lebih kuat dibanding pendapat sebesar apapun. Apalagi, jika sekedar wacana yang tak kunjung berbukti.

Lantas, bagaimana kelanjutan cerita ibu itu?

“Dalam keterdesakan itu, saya benar-benar buntu. Tidak tahu harus bagaimana. Untunglah, alam bawah sadar saya selalu berbisik. Bahwa Allah Maha Kuasa untuk melakukan apapun yang Dia kehendaki. Nah, selama masa itu, saya tak berhenti mengulangi kalimat Laa Haula wa Laa Quwwata Illa Billah. Bahwa tak ada daya dan upaya kecuali karena Allah. Dzikir itu, terus saya lantunkan. Selama proses pendarahan, hingga keputusan operasi dan dalam keadaan tak bisa pulang karena ‘ditahan’ oleh pihak rumah sakit.

Termasuk, ketika akhirnya saya bertemu dengan orang baik yang meminta agar saya membuat nomor rekening tabungan. Dan, dengan cuma-cuma dia kirimkan uang sejumlah jutaan rupiah itu. Anehnya, sesaat setelah selesai melaksankan pembayaran rumah sakit, nomor hand phone pria ini tak aktif lagi. Orangnya tak dikenal. Dan, sampai sekarang, kami belum mengetahui dimana rimbanya.

Jika mengingat hal ini, saya hanya bisa menangis. Berterimakasih kepada Allah atas kemahabaikanNya. Meskipun, bakti kami padaNya, ala kadarnya.

Mungkin, anda akan bertanya, ‘Dimana suami saya ketika itu?’ jawabnya, ‘Dia sudah berusaha. Tapi Allah belum memberikan keberhasilan padanya.’”

Memang, dalam banyak masalah, ada solusi-solusi yang kadangkali, tak ada hubungannya dengan permasalahan, jika ditilik dari segi logika. Namun Allah, selalu punya cara untuk membantu siapa yang bersungguh-sungguh dan yakin kepadaNya.

Kisah ini, semakin membuktikan. Bahwa Allah, benar adanya. Dia akan mendatangi kita, ketika kita mendatangiNya. Dia Maha Dekat, melebihi dekatnya urat leher kita. Karena Dialah yang telah menciptakan, merawat dan mendidik kita, maka sangat mustahil jika dia meningalkan kita. Pertanyaannya, “Seberapa besar keyakinan kita kepada dzat Yang Maha Besar itu?” []





Penulis : Pirman
Redaktur Bersamadakwah.com



*http://www.bersamadakwah.com/2014/03/keajaiban-dzikir-laa-khaula-wa-laa.html

0 komentar:

Posting Komentar

Daftar Postingan Terbaru

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/