Sebagai suami Rasulullah tidak pernah
menomorduakan istrinya dengan apa pun. Ketika di dalam rumah maka beliau
akan menyibukkan diri bersama istrinya
Sangat tidak lucu jika ketidakharmonisan rumah tangga juga dialami keluarga Muslim. Bukankah Rasulullah adalah seorang suami yang terdapat banyak sekali teladan yang bisa menjadi solusi dari problem kerumahtanggaan keluarga Muslim?
Firman Allah mengatakan;
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik.” (QS: al-Ahzab [33]: 21)
Secara maknawi tidak hanya terletak pada aspek ibadah secara formal, tetapi melingkupi seluruh sisi kehidupan beliau, termasuk dalam hal kerumahtanggaan.
Sebagai suami Rasulullah tidak pernah menomorduakan istrinya dengan apa pun. Ketika di dalam rumah maka beliau akan menyibukkan diri bersama istrinya. Mulai dari makan sepiring berdua, saling menyisir rambut, bersenda guraru berdua dan bahkan mandi bersama.
Berbeda dengan kebanyakan suami saat ini. Dengan dalih pekerjaan, seorang suami masih asyik dengan gadgetnya ketika di dalam rumah. Bahkan, selepas kerja, untuk mengusir penat seharian karena pekerjaan tidak sedikit suami yang melihat televisi hanya untuk melihat komedi. Hampir tidak ada perhatian yang memadai terhadap istri, apalagi interaksi yang menyenangkan hati.
Bercandalah dengan Istri
Sebagai seorang Muslim yang juga memiliki istri, maka tidak sepatutnya seorang suami menghabiskan waktunya kala di dalam rumah tidak dalam rangka membina hubugan bermutu antara suami dan istri.
Rasulullah adalah contoh terbaik untuk diteladani para suami. Beliau meskipun sibuk mengurusi kepentingan umat, kala di dalam rumah bersama istri beliau tampil sebagai sosok yang romantis dan sangat lemah lembut terhadap istrinya.
Bahkan beliau menyempatkan waktu bercanda bersama istri, tentu dengan candaan yang tetap penuh adab, kesopanan dan keluhuran akhlak. Sebuah hadits hasan yang diriwayatkan oleh Thabrani menyebutkan bahwa Rasulullah adalah orang yang paling banyak bergurau bersama istri-istrinya.
“Rasulullah Shallallahu Alayhi Wasallam adalah orang yang paling banyak bergurau bersama istri-istri beliau.”
Artinya, kala di rumah Nabi tidak sibuk dengan urusan apa pun selain membahagiakan istrinya. Bercanda atau bergurau adalah satu cara ampuh yang digunakan Nabi untuk membahagiakan dan menenangkan hati istrinya.
Suatu saat Aisyah berkata, “Suatu hari Saudah mengunjungi kami, dan Rasulullah duduk di antara diriku dan Saudah. Sedangkan satu kaki beliau berada di pangkuanku dan satunya berada di pangkuan Saudah.
Maka kubawakan untuknya makanan (yang terbuat dari bahan tepung dan air susu) lalu kukatakan, “(Demi Allah), makanlah atau aku akan megotori wajahmu.” Dia lalu menolak dengan berkata, “Aku tak akan mencicipinya.”
Lalu, kuambil makanan dari mangkuk yang besar dan kulumurkan ke wajahnya. Nabi Shallallahu alayhi Wasallam tertawa. Lalu beliau mengangkat kaki belaiu dari pangkuan Saudah, agar ia bisa membalasku. Beliau berkata kepada Saudah, “Kotorilah mukanya!” Lalu dia mengambil makanan dari mangkuk besar dan melumurkannya ke mukaku, dan Rasulullah tertawa.” (HR: An-Nasa’i).
Dari dua hadits tersebut dapat diambil pemahaman bahwa kala di Rumah Rasulullah selalu meluangkan waktu untuk bercanda atau bersenda gurau dengan istri-istrinya. Rasulullah memang tidak pernah menomorduakan istrinya kala di rumah.
Beliau sangat sayang, cinta dan penuh perhatian kepada istri-istrinya. Bahkan beliau tidka pernah dalam sehari pun tidak mencium istrinya. Subhanallah. Jika demikian, masihkah para suami akan mencari kelucuan dalam komedi, sementara bersama istri bisa bergurau bersama yang efeknya tentu sangat menentramkan dan membahagiakan hati.
Sumber : http://www.hidayatullah.com/read/2014/01/29/15661/daripada-lihat-komedi-lebih-baik-bercanda-bersama-istri.html
0 komentar:
Posting Komentar