Bermanfaat bagi yang lainnya
Home » » Sisi Lain Ramadhan

Sisi Lain Ramadhan

Oleh: Ulis Tofa, Lc

Kirim Print
Ramadhan mendorong hamba-hamba Allah swt untuk berpacu meningkatkan kuantitas dan kualitas amal. Sekaligus untuk menghargai waktu dan memanfaatkan secara optimal tempat-tempat yang di sukai Allah swt. Itulah tiga dimensi yang manusia pasti melalui, menghadapi, dan mengalaminya dalam kehidupan mereka. Yaitu, dimensi ruang, dimensi waktu dan dimensi perbuatan. Ketika manusia mampu mengendalikan ketiga dimensi tersebut, pastilah ia menjadi orang yang sukses, bahagia di dunia dan akhirat. Dan Ramadhan mengkondisikan hamba-hamba Allah swt. untuk mengendalikan tiga dimensi tersebut sekaligus secara efektif.

Dimensi Waktu

Saudaraku, Ramadhan menyuguhkan kepada kita waktu-waktu yang sangat mahal di mata Allah swt. Adalah waktu sahur, waktu menjelang berbuka, waktu sepertiga malam, bahkan waktu-waktu di saat manusia bero’da ketika kondisi shaum dikabulkan oleh Allah swt. Waktu dalam pandangan Islam sangat urgen dan vital. Allah swt di banyak kesempatan dalam Al Qur’an bersumpah dengan salah satu makhluk-Nya, yaitu waktu. Misalkan, Wal Ashri –Demi waktu ashar-, Wal fajri –Demi waktu fajar-, Wadl dluha –Demi waktu dluha- dst. Ketika Allah swt bersumpah dengan salah satu makhluk-Nya, maka para ahli tafsir sepakat bahwa objek sumpah itu menjadi sangat penting dan berharga di mata Allah swt.

Dalam konteks Ramadhan pun disebut bilangan waktu, ayyaamam ma’dudaat –hari-hari yang terhitung, terbatas- yang juga berarti penegasan untuk selalu memperhatikan waktu dan kesempatan. Allah swt berfirman:

”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.” (QS. Al Baqarah: 183-184)

Sehingga penyair Arab mengatakan:

Anda adalah rangkaian dari hari-hari
Jika lewat satu hari
Maka berkuranglah jatah umur Anda

Saudaraku, tabiat waktu tidak bisa berulang kembali, tidak bisa diputar kembali. Satu hari lewat berarti itulah amal perbuatan yang Anda lakukan, tidak bisa diganti, ditambah, atau disempurnakan di hari lain. Maka ketika fajar merekah, berarti Anda menjadi makhluk baru untuk hari itu. Jatah umur ummat Muhammad adalah antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun. Bilangan yang tidak banyak, jika dibandingkan dengan umur ummat-ummat terdahulu yang sampai ratusan bahkan ribuan tahun.

Namun kita bisa lebih unggul dalam hal nilai dan keberkahan usia dibanding mereka, ketika kita mampu mengambil dan meraih keutamaan-keutamaan yang Allah swt suguhkan untuk kita, diantaranya adalah meraih lailatul Qadar. Saudaraku, Ramadhan men-tarbiyah atau mendidik kita untuk selalu menghargai jenak-jenak waktu kita. Hari, jam, menit dan detik untuk digunakan sebanyak-banyak kebaikan dan kemanfaatan, sampai ajal menjelang. Dalam do’a yang ma’tsur kita diajarkan Nabi saw. bermunajat ”Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, agar Engkau menjadikan sebaik-baik umur kami pada akhirnya.”

Dimensi Ruang

Setiap manusia berasal dari tanah yang suci, akan kembali ke tanah pekuburan, dan akan dibangkitkan darinya di kemudian hari. QS. Al A’raf: 25. Nabiyullah Muhammad saw. dan ummatnya memiliki kekhususan yang tidak dimiliki oleh ummat-ummat sebelumnya, yaitu ”Bumi dijadikan Allah swt sebagai tempat sujud –masjid- dan suci.” begitu sabda Rasulullah saw.

Saudaraku, ketika manusia tidak bisa lepas dari dimensi ruang atau tempat ini, maka kita dikondisikan untuk selalu dalam kebaikan. Kita dianjurkan untuk pindah tempat ketika melaksanakan shalat sunnah misalkan, adalah dalam rangka agar tempat yang kita injak, bersimpuh, bersujud menjadi saksi kebaikan kita di akhirat kelak.

Sebaliknya, bumi, ruang, tempat, dinding di kiri-kanan, dan atap diatas langitan pun akan menjadi saksi perbuatan dosa atau maksiat. Barang mati itu akan dibuat berbicara oleh Allah swt di akhirat kelak. Seorang penyair berucap:

Di atas bumi mana
Di bawah langit mana
Aku bisa bermaksiat?
Karena bumi dan langit
Akan menjadi saksi
Apa yang aku perbuat

Ramadhan secara tersirat juga mengkondisikan kepada kita agar kita pandai menghargai dan mengoptimalkan ruang dan tempat yang di sukai Allah swt. Anjuran i’tikaf adalah dilakukan di baitullah atau masjid. Allah swt juga sangat mencintai majelis-majelis ilmu, dzikir, dan majelis taqarrub ilallah. Tempat kerja pun yang di dalamnya ditegakkan kejujuran, keteladanan, amanah, dan juga untuk kesejahteraan keluarga besar setiap yang bernaung di tempat kerja itu, bahkan untuk kepedulian sosial masyarakat adalah bagian dari yang disukai Allah swt.

Dimensi Perbuatan

Saudaraku, sanusia menjadi sukses atau bahagia bukan karena keturunan, karena jabatan, harta melimpah, juga bukan karena memiliki pendukung yang banyak.

Lihatlah Rasulullah saw. Di malam-malam bulan Ramadhan membangunkan putra-putrinya, Fatimah dan Ali radliyallahu ’anhum, dan dikatakan kepada mereka, ”Bangun, hidupkan malam dengan taqarrub ilallah, karena aku tidak bisa menolong kalian di akhhirat kelak. Kalian semua memiliki tanggung jawab sendiri-sendiri.” Yang menentukan sukses dan bahagia adalah amal perbuatan. Allah swt menyediakan surga-Nya hanya bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Karena sil’ah atau barang dagangan Allah swt itu sungguh sangat mahal. Ketahuilah, bahwa barang dagangan Allah itu Jannah. Allah swt berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim, Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka Itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al A’raf: 40-42)

Saudaraku, Ramadhan begitu menjanjikan banyak bonus dan pahala. Amalan wajib dilipatgandakan menjadi sepulu sampai tujuh puluh kali lipat. Amalan sunnah dihitung wajib. Do’a diijabah. Baca Al Qur’an dilipatgandakan kebaikannya, satu huruf senilai sepuluh kebaikan. Sedekah diterima. Memberi buka puasa mendapatkan pahala persis seperti orang yang berpuasa tersebut. Berbuka puasa sendiri berpahala. Mengakhirkan sahur berpahala. Berjihad, berdakwah, mencari ilmu, meringankan orang yang kesusahan dll. berpahala.

Semua kebaikan bernilai pahala. Sehingga dalam bahasa Nabi saw ”Pintu-pintu surga di buka lebar-lebar”. Sedangkan peluang maksiat dan dosa tereduksi ”Pintu-pintu neraka ditutup rapat-rapat.”

Saudaraku, sisi lain dari pesan Ramadhan kepada kita adalah bagaimana agar kita menjadi pemenang dalam mengendalikan usia kita, keberadaan kita dan perilaku kita sehari-hari. Allahu A’lam.


Sumber : http://www.dakwatuna.com/2007/sisi-lain-ramadhan/

0 komentar:

Posting Komentar

Daftar Postingan Terbaru

Agenda Harian

Semoga kita senantiasa terpacu untuk mengukir prestasi amal yang akan memperberat timbangan kebaikan di yaumil akhir, berikut rangkaian yang bisa dilakukan

1. Agenda pada sepertiga malam akhir

a. Menunaikan shalat tahajjud dengan memanjangkan waktu pada saat ruku’ dan sujud di dalamnya,

b. Menunaikan shalat witir

c. Duduk untuk berdoa dan memohon ampun kepada Allah hingga azan subuh

Rasulullah saw bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Sesungguhnya Allah SWT selalu turun pada setiap malam menuju langit dunia saat 1/3 malam terakhir, dan Dia berkata: “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka akan Aku berikan, dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni”. (HR. Bukhari Muslim)


2. Agenda Setelah Terbit Fajar

a. Menjawab seruan azan untuk shalat subuh

” الَّلهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِي وَعَدْتَهُ “

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini, shalat yang telah dikumandangkan, berikanlah kepada Nabi Muhammad wasilah dan karunia, dan bangkitkanlah dia pada tempat yang terpuji seperti yang telah Engkau janjikan. (Ditashih oleh Al-Albani)

b. Menunaikan shalat sunnah fajar di rumah dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

“Dua rakaat sunnah fajar lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (Muslim)

وَ قَدْ قَرَأَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي رَكْعَتَي الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدَ

“Nabi saw pada dua rakaat sunnah fajar membaca surat “Qul ya ayyuhal kafirun” dan “Qul huwallahu ahad”.

c. Menunaikan shalat subuh berjamaah di masjid –khususnya- bagi laki-laki.

Rasulullah saw bersabda:

وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِي الْعَتْمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sekiranya manusia tahu apa yang ada dalam kegelapan dan subuh maka mereka akan mendatanginya walau dalam keadaan tergopoh-gopoh” (Muttafaqun alaih)

بَشِّرِ الْمَشَّائِيْنَ فِي الظّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Berikanlah kabar gembira kepada para pejalan di kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat”. (Tirmidzi dan ibnu Majah)

d. Menyibukkan diri dengan doa, dzikir atau tilawah Al-Quran hingga waktu iqamat shalat

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa antara adzan dan iqamat tidak akan ditolak” (Ahmad dan Tirmidzi dan Abu Daud)

e. Duduk di masjid bagi laki-laki /mushalla bagi wanita untuk berdzikir dan membaca dzikir waktu pagi

Dalam hadits nabi disebutkan:

كَانَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إَذَا صَلَّى الْفَجْرَ تَرَبَّعَ فِي مَجْلِسِهِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ الْحَسَنَاءُ

” Nabi saw jika selesai shalat fajar duduk di tempat duduknya hingga terbit matahari yang ke kuning-kuningan”. (Muslim)

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya waktu fajar itu disaksikan (malaikat). (Al-Isra : 78) Dan memiliki komitmen sesuai kemampuannya untuk selalu:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah lebih banyak dari itu semua, maka akan menuai kebaikan berlimpah insya Allah.

3. Menunaikan shalat Dhuha walau hanya dua rakaat

Rasulullah saw bersabda:

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلَامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

“Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan sedekahnya, setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkat kan barang ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan shalat adalah sedekah, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah sedekah”. (Bukhari dan Muslim)

4. Berangkat kerja atau belajar dengan berharap karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمِلِ يَدِهِ، وَكَانَ دَاوُدُ لا يَأْكُلُ إِلا مِنْ عَمِلِ يَدِهِ

“Tidaklah seseorang memakan makanan, lebih baik dari yang didapat oleh tangannya sendiri, dan bahwa nabi Daud makan dari hasil tangannya sendiri”. (Bukhari)

Dalam hadits lainnya nabi juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga”. (Muslim)

d. Menyibukkan diri dengan dzikir sepanjang hari

Allah berfirman :

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah maka hati akan menjadi tenang” (Ra’ad : 28)

Rasulullah saw bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهَ أَنْ تَمُوْتَ ولسانُك رَطْبٌ من ذِكْرِ الله

“Sebaik-baik perbuatan kepada Allah adalah saat engkau mati sementara lidahmu basah dari berdzikir kepada Allah” (Thabrani dan Ibnu Hibban) .

5. Agenda saat shalat Zhuhur

a. Menjawab azan untuk shalat Zhuhur, lalu menunaikan shalat Zhuhur berjamaah di Masjid khususnya bagi laki-laki

b. Menunaikan sunnah rawatib sebelum Zhuhur 4 rakaat dan 2 rakaat setelah Zhuhur

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang shalat 12 rakaat pada siang dan malam hari maka Allah akan membangunkan baginya dengannya rumah di surga”. (Muslim).

6. Agenda saat dan setelah shalat Ashar

a. Menjawab azan untuk shalat Ashar, kemudian dilanjutkan dengan menunaikan shalat Ashar secara berjamaah di masjid

b. Mendengarkan nasihat di masjid (jika ada)

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ

“Barangsiapa yang pergi ke masjid tidak menginginkan yang lain kecuali belajar kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya ganjaran haji secara sempurna”. (Thabrani – hasan shahih)

c. Istirahat sejenak dengan niat yang karena Allah

Rasulullah saw bersabda:

وَإِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقٌّ

“Sesungguhnya bagi setiap tubuh atasmu ada haknya”.

Agenda prioritas:

Membaca Al-Quran dan berkomitmen semampunya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan, maka akan menuai kebaikan yang berlimpah insya Allah.

7. Agenda sebelum Maghrib

a. Memperhatikan urusan rumah tangga – melakukan mudzakarah – Menghafal Al-Quran

b. Mendengarkan ceramah, nasihat, khutbah, untaian hikmah atau dakwah melalui media

c. Menyibukkan diri dengan doa

Rasulullah saw bersabda:

الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah ibadah”

8. Agenda setelah terbenam matahari

a. Menjawab azan untuk shalat Maghrib

b. Menunaikan shalat Maghrib secara berjamaah di masjid (khususnya bagi laki-laki)

c. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Maghrib – 2 rakaat

d. Membaca dzikir sore

e. Mempersiapkan diri untuk shalat Isya lalu melangkahkan kaki menuju masjid

Rasulullah saw bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

“Barangsiapa yang bersuci/berwudhu kemudian berjalan menuju salah satu dari rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari kewajiban Allah, maka langkah-langkahnya akan menggugurkan kesalahan dan yang lainnya mengangkat derajatnya”. (Muslim)

9. Agenda pada waktu shalat Isya

a. Menjawab azan untuk shalat Isya kemudian menunaikan shalat Isya secara jamaah di masjid

b. Menunaikan shalat sunnah rawatib setelah Isya – 2 rakaat

c. Duduk bersama keluarga/melakukan silaturahim

d. Mendengarkan ceramah, nasihat dan untaian hikmah di Masjid

e. Dakwah melalui media atau lainnya

f. Melakukan mudzakarah

g. Menghafal Al-Quran

Agenda prioritas

Membaca Al-Quran dengan berkomitmen sesuai dengan kemampuannya untuk:

- Membaca ½ hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 1 kali

- Membaca 1 hizb dari Al-Quran untuk mendapatkan khatam Al-Quran sebanyak 2 kali

- Bagi yang mampu menambah sesuai kemampuan bacaan maka telah menuai kebaikan berlimpah insya Allah.


Apa yang kita jelaskan di sini merupakan contoh, sehingga tidak harus sama persis dengan yang kami sampaikan, kondisional tergantung masing-masing individu. Semoga ikhtiar ini bisa memandu kita untuk optimalisasi ibadah insya Allah. Allahu a’lam

Jazaakillah

Sedikit revisi dari : http://www.al-ikhwan.net/agenda-harian-ramadhan-menuju-bahagia-di-bulan-ramadhan-2989/